Liputan6.com, Jakarta - Tim Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 kembali melaporkan masih adanya penambahan kasus positif, sembuh, dan meninggal dunia akibat virus Corona di Indonesia.
Per data hari ini, Selasa (25/1/2022) terdapat penambahan 4.878 orang positif Covid-19.
Total akumulatifnya terdapat 4.294.183 orang terkonfirmasi positif terinfeksi virus Corona yang menyebabkan Covid-19 sampai saat ini di Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
Untuk kasus sembuh pada hari ini bertambah 869 orang. Sehingga sampai kini total akumulatif di Indonesia terdapat 4.125.080 pasien sudah berhasil sembuh dan dinyatakan negatif Covid-19.
Sementara itu kasus meninggal dunia ada penambahan 20 orang pada hari ini. Dengan begitu total akumulatifnya sebanyak 144.247 orang meninggal dunia akibat virus Corona yang menyebabkan Covid-19 di Indonesia hingga saat ini.
Data update pasien Covid-19 tersebut tercatat sejak Senin 24 Januari 2022 pukul 12.00 WIB, hingga hari ini, Selasa (25/1/2022) pada jam yang sama.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap 3m #vaksinmelindungikitasemua
Cerita Luhut Soal Jatuh Bangun Indonesia Lawan Covid-19
Pandemi covid-19 sudah berlangsung hampir 2 tahun lamanya. Di awal pandemi, semua negara terkejut dengan adanya covid-19 karena menyebar sangat cepat. Sehingga banyak kesulitan yang dialami semua negara termasuk Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan, Indonesia sempat mengalami kesulitan mendapatkan obat-obatan. Sebab, negara lain mendahulukan kepentingan domestik masing-masing.
“Sehingga sangatlah penting pemerintah fokus investasi di sektor kesehatan. Banyak negara kini juga turut fokus pada hal yang sama, karena mereka tidak mau terjebak dalam supremasi RRT dan India sebagai pusat produksi farmasi,” kata Luhut dalam webinar Hipmi, Selasa (25/1/2022).
Lebih lanjut, pada akhir tahun 2020 banyak yang berharap distribusi vaksin tahun 2021 dapat mempercepat pemulihan ekonomi. Namun, distribusi vaksin dan kecepatan suntik yang tidak tidak merata antarnegara menyebabkan munculnya varian-varian baru.
Varian Delta yang pertama kali terjadi di India, pada pertengahan tahun 2021 ternyata masuk ke Indonesia dan menyebabkan gelombang kedua covid-19 dengan jumlah kasus yang lebih tinggi dibandingkan gelombang pertama.
Sesuai dengan tingkat transmisinya yang lebih tinggi, rumah sakit Indonesia penuh dengan pasien covid-19 dan banyak yang tidak dapat ditangani atau tidak mendapat oksigen.
Kendati begitu, gelombang kedua dapat diatasi dengan penerapan pembatasan pergerakan masyarakat melalui PPKM darurat, yang implementasikan dengan kerjasama semua pihak, baik Pemerintah, penegak hukum, ahli, dunia usaha dan masyarakat.
“Belajar dari gelombang pertama PPKM juga di relaksasikan secara perlahan atau per level sesuai penyebaran covid-19. vaksinasi dan 3T testing, tracing, dan treatment termasuk melalui PeduliLindungi terus digalakkan agar ekonomi dapat dibuka dengan aman,” ujarnya.
Selanjutnya, varian Omicron yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan pada akhir November 2021 membuat seluruh negara termasuk Indonesia waspada. Berdasarkan pengamatan awal, varian omicron potensinya lebih mudah menular.
“Sejauh ini gejala yang ditunjukkan cenderung masih ringan namun kita tidak boleh menganggap enteng ini,” imbuh Luhut.
Varian omicron bukanlah satu-satunya ketidakpastian yang kita hadapi tahun 2022, berbagai tantangan global semakin kompleks dan nyata didepan mata, seperti ancaman penurunan likuiditas dari tapering off default di sektor properti Tiongkok, hingga ancaman perubahan iklim.
Ketika sedang menghadapi covid-19, kata Luhut kita tidak dapat menghindari ketidakpastian. Namun, kita hanya dapat menyiapkan iklim Indonesia agar tahan menghadapi berbagai tekanan ekonomi ini.
“Pemulihan ekonomi dan transportasi ekonomi dilakukan secara berdampingan dengan mempertimbangkan tantangan global yang semakin besar. Di sektor kesehatan covid-19 telah memperlihatkan pentingnya reformasi sistem kesehatan nasional,” pungkas Luhut.
Advertisement
Perjalanan Kasus Corona di Indonesia
Kasus infeksi virus Corona pertama kali muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China Desember 2009. Dari kasus tersebut, virus bergerak cepat dan menjangkiti ribuan orang, tidak hanya di China tapi juga di luar negara tirai bambu tersebut.
2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia. Pengumuman dilakukan di Veranda Istana Merdeka.
Ada dua suspect yang terinfeksi Corona, keduanya adalah seorang ibu dan anak perempuannya. Mereka dirawat intensif di Rumah Sakit Penyakit Infeksi atau RSPI Prof Dr Sulianti Saroso, Jakarta Utara.
Kontak tracing dengan pasien Corona pun dilakukan pemerintah untuk mencegah penularan lebih luas. Dari hasil penelurusan, pasien positif Covid-19 terus meningkat.
Sepekan kemudian, kasus kematian akibat Covid-19 pertama kali dilaporkan pada 11 Maret 2020. Pasien merupakan seorang warga negara asing (WNA) yang termasuk pada kategori imported case virus Corona. Pengumuman disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Urusan Virus Corona, Achmad Yurianto, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat
Yurianto mengatakan, pasien positif Covid-19 tersebut adalah perempuan berusia 53 tahun. Pasien tersebut masuk rumah sakit dalam keadaan sakit berat dan ada faktor penyakit mendahului di antaranya diabetes, hipertensi, hipertiroid, dan penyakit paru obstruksi menahun yang sudah cukup lama diderita.
Jumat 13 Maret 2020, Yurianto menyatakan pasien nomor 01 dan 03 sembuh dari Covid-19. Mereka sudah dibolehkan pulang dan meninggalkan ruang isolasi.
Pemerintah kemudian melakukan upaya-upaya penanganan Covid-19 yang penyebarannya kian meluas. Di antaranya dengan mengeluarkan sejumlah aturan guna menekan angka penyebaran virus Corona atau Covid-19. Aturan-aturan itu dikeluarkan baik dalam bentuk peraturan presiden (perpres), peraturan pemerintah (PP) hingga keputusan presiden (keppres)
Salah satunya Keppres Nomor 7 tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Keppres ini diteken Jokowi pada Jumat, 13 Maret 2020. Gugus Tugas yang saat ini diketuai oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo ini dibentuk dalam rangka menangani penyebaran virus Corona.
Gugus Tugas memiliki sejumlah tugas antara lain, melaksanakan rencana operasional percepatan penanangan virus Corona, mengkoordinasikan serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan virus Corona.
Sementara itu, status keadaan tertentu darurat penanganan virus Corona di Tanah Air ternyata telah diberlakukan sejak 28 Januari sampai 28 Februari 2020. Status ditetapkan pada saat rapat koordinasi di Kementerian Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK) saat membahas kepulangan WNI di Wuhan, China.
Kapusdatinkom BNPB Agus Wibowo menjelaskan, karena skala makin besar dan Presiden memerintahkan percepatan, maka diperpanjang dari 29 Februari sampai 29 Mei 2020. Sebab, daerah-daerah di tanah air belum ada yang menetapkan status darurat Covid-9 di wilayah masing-masing.
Agus Wibowo menjelaskan jika daerah sudah menetapkan status keadaan darurat, maka status keadaan tertentu darurat yang dikeluarkan BNPB tidak berlaku lagi.
Penanganan kasus virus corona (Covid 19) pun semakin intens dilakukan. Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mereduksi sekaligus memberikan pengobatan terhadap mereka yang terpapar Covid-19.
Berdasarkan situs covid19.go.id, sebanyak 140 rumah sakit di Tanah Air dijadikan rujukan untuk penanganan pasien Covid-19. Ada pula sejumlah tempat yang dijadikan rumah sakit darurat.
Salah satunya, pemerintah resmi menjadikan Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, sebagai rumah sakit darurat untuk pasien Covid 19. Peresmian dilakukan langsung oleh Presiden Jokowi, Senin 23 Maret 2020. Begitu dibuka, Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran langsung menerima pasien.
Ada pula Rumah Sakit Darurat di Pulau Galang, Kepulauan Riau. Pulau tersebut dulunya merupakan tempat penampungan warga Vietnam. Tempat tersebut telah dirapikan dan bisa menampung 460 pasien. Sejumlah tempat milik pemerintah lainnya juga dijadikan tempat isolasi pasien yang terpapar Covid-19.
6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan Covid-19 Varian Omicron
Advertisement