Liputan6.com, Jakarta Pandemi covid-19 sudah berlangsung hampir 2 tahun lamanya. Di awal pandemi, semua negara terkejut dengan adanya covid-19 karena menyebar sangat cepat. Sehingga banyak kesulitan yang dialami semua negara termasuk Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan, Indonesia sempat mengalami kesulitan mendapatkan obat-obatan. Sebab, negara lain mendahulukan kepentingan domestik masing-masing.
Baca Juga
“Sehingga sangatlah penting pemerintah fokus investasi di sektor kesehatan. Banyak negara kini juga turut fokus pada hal yang sama, karena mereka tidak mau terjebak dalam supremasi RRT dan India sebagai pusat produksi farmasi,” kata Luhut dalam webinar Hipmi, Selasa (25/1/2022).
Advertisement
Lebih lanjut, pada akhir tahun 2020 banyak yang berharap distribusi vaksin tahun 2021 dapat mempercepat pemulihan ekonomi. Namun, distribusi vaksin dan kecepatan suntik yang tidak tidak merata antarnegara menyebabkan munculnya varian-varian baru.
Varian Delta yang pertama kali terjadi di India, pada pertengahan tahun 2021 ternyata masuk ke Indonesia dan menyebabkan gelombang kedua covid-19 dengan jumlah kasus yang lebih tinggi dibandingkan gelombang pertama.
Sesuai dengan tingkat transmisinya yang lebih tinggi, rumah sakit Indonesia penuh dengan pasien covid-19 dan banyak yang tidak dapat ditangani atau tidak mendapat oksigen.
Kendati begitu, gelombang kedua dapat diatasi dengan penerapan pembatasan pergerakan masyarakat melalui PPKM darurat, yang implementasikan dengan kerjasama semua pihak, baik Pemerintah, penegak hukum, ahli, dunia usaha dan masyarakat.
“Belajar dari gelombang pertama PPKM juga di relaksasikan secara perlahan atau per level sesuai penyebaran covid-19. vaksinasi dan 3T testing, tracing, dan treatment termasuk melalui PeduliLindungi terus digalakkan agar ekonomi dapat dibuka dengan aman,” ujarnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Varian Omicron
Selanjutnya, varian omicron yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan pada akhir November 2021 membuat seluruh negara termasuk Indonesia waspada. Berdasarkan pengamatan awal, varian omicron potensinya lebih mudah menular.
“Sejauh ini gejala yang ditunjukkan cenderung masih ringan namun kita tidak boleh menganggap enteng ini,” imbuh Luhut.
Varian omicron bukanlah satu-satunya ketidakpastian yang kita hadapi tahun 2022, berbagai tantangan global semakin kompleks dan nyata didepan mata, seperti ancaman penurunan likuiditas dari tapering off default di sektor properti Tiongkok, hingga ancaman perubahan iklim.
Ketika sedang menghadapi covid-19, kata Luhut kita tidak dapat menghindari ketidakpastian. Namun, kita hanya dapat menyiapkan iklim Indonesia agar tahan menghadapi berbagai tekanan ekonomi ini.
“Pemulihan ekonomi dan transportasi ekonomi dilakukan secara berdampingan dengan mempertimbangkan tantangan global yang semakin besar. Di sektor kesehatan covid-19 telah memperlihatkan pentingnya reformasi sistem kesehatan nasional,” pungkas Luhut.
Advertisement