BNPT Antisipasi Kepulangan WNI yang Jadi Kombatan di Luar Negeri Lewat Jalur Tikus

Kepala BNPT Boy Rafli Amar mengatakan, para WNI yang menjadi kombatan ini kemungkinan pulang melalui jalur ilegal.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Jan 2022, 23:46 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2022, 23:46 WIB
Kepala BNPT, Komjen Boy Rafli Amar
Kepala BNPT, Komjen Boy Rafli Amar saat kunjungan silaturahmi BNPT dan Pemda Sulteng di Kota Palu, Senin (10/8/2020). (Foto: Liputan6.com/ Heri Susanto).

Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengantisipasi kepulangan WNI yang menjadi teroris di luar negeri (foreign terrorist fighters/FTF). Kepala BNPT Boy Rafli Amar mengatakan, para WNI yang menjadi kombatan ini kemungkinan pulang melalui jalur ilegal.

"Karena FTF ini tetap menjadi masalah yang kita hadapi hari ini yaitu pertama berkaitan dengan kemungkinan ancaman kepulangan dari FTF dari jalur ilegal," ujar Boy di rapat kerja dengan Komisi III DPR RI, Selasa (25/1/2022).

Karena melalui jalur ilegal, dikhawatirkan tidak menggunakan identitas lengkap. Serta masuk ke dalam negeri melalui jalur tikus.

"Karena jalur ilegal ini bisa saja tidak menggunakan identitas lengkap menggunakan jalur-jalur masuk Indonesia seperti di pelabuhan pelabuhan kecil," ujar Boy.

BNPT juga khawatir para WNI yang terlibat terorisme di luar negeri ini akan tergabung dalam jaringan teror.

Boy menjelaskan, pihaknya telah berkoordinasi Menko Polhukam untuk melakukan identifikasi dan asesmen. Telah dibentuk satgas melakukan validasi terhadap 529 WNI di luar negeri yang terlibat kelompok terorisme.

"Jadi kita telah juga untuk melakukan lanjutan terhadap proses identifikasi dan asesmen. Jadi satgas yang telah dibentuk telah melakukan validasi data sebanyak 529 profil warga negara kita yang ada di sana," katanya.

Rekapitulasi WNI dari berbagai daerah terlibat konflik di Suriah dan Irak tercatat sebanyak 2.127 orang, Filipina 35 orang, dan 23 orang di Afghanistan.

Sementara yang sudah dijemput sebanyak 13 orang. Orang-orang ini telah menjalani program deradikalisasi.

"Satgas Penanggulangan FTF juga melakukan penjemputan terhadap 13 profil WNI yang dideprotasi dari berabgai negara, jadi sudah kita berikan program deradikaslisasi bekerja sama dengan Kementerian Sosial di Bambu Apus," ujar Boy.

Bentuk Tim Advance

BNPT juga berencana membentuk tim advance untuk memantau situasi di luar negeri. Untuk mengidentifikasi foreign terrorist fighters yang masih di luar negeri. Tim akan melakukan kunjungan langsung ke negara yang masih ada WNI terlibat terorisme.

"Adanya rencana untuk pembentukan tim advance ke berbagai daerah yang diidentifikasi ada warga negara kita terlibat dalam FTF yaitu pertama adalah Afghanistan, kemudian di Suriah, ketiga di Filipina," ujar Boy.

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya