Jokowi Minta Para Kiai NU Ajak Ainun Najib Pulang ke Indonesia

Ainun Najib merupakan inisiator Gerakan Kawal Covid-19 yang kini bekerja di salah satu perusahaan Singapura.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Jan 2022, 14:08 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2022, 14:08 WIB
Jokowi
Presiden Jokowi dalam pembukaan Muktamar ke-34 NU di Lampung Tengah, sebagaimana disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (22/12/2021). (YouTube Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta para kiai Nahdlatul Ulama (NU) mengajak Ainun Najib kembali ke Indonesia. Ainun Najib merupakan inisiator Gerakan Kawal Covid-19 yang kini bekerja di salah satu perusahaan Singapura.

"Saya kenal 1 orang yang lain masih banyak lagi, beliau ini kerja di Singapura sudah lama, 7 tahun yang lalu saya ketemu, ngerjain ini semuanya apapun bisa. Masih muda sekali, namanya mas Ainun Najib, NU," kata Jokowi dalam acara Pengukuhan Pengurus Besar NU (PBNU) Masa Khidmat 2022-2027 dan Harlah Ke-96 NU di Sport and Convention Center, Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (31/1/2022).

Jokowi mengakui bahwa di Singapura, Ainun Najib memiliki penghasilan yang sangat tinggi. Namun, dia yakin para Kiai NU bisa membujuknya pulang untuk berkiprah di Tanah Air.

"Jadi kalau diajak di sini harus bisa menggaji lebih gede dari yang di Singapura. Ini tugasnya nanti Pak Kiai. Kalau beliau yang ngendiko (berbicara), digaji berapa pun, bismillah pasti mau," ujarnya.

Warga NU kelahiran Gresik, Jawa Timur ini merupakan lulusan Universitas Teknologi Nanyang (NTU) Singapura jurusan Teknik Komputer. Setelah lulus, dia bekerja sebagai software engineer di Singapura. Kemudian menjabat sebagai konsultan senior.

Jokowi mengatakan, Indonesia membutuhkan generasi milenial yang membawa perubahan baru. NU memiliki kader muda yang potensial, mulai dari cendikiawan, profesional, wirausaha, hingga teknolog.

"Kita perlu memberikan ruang yang lebih besar kepada warga NU dari generasi milenial, dari generasi Gen Z untuk tampil dan mengambil peran sentral dalam perkembangan Indonesia yang baru," ucapnya.

Minta NU Lakukan Inovasi

Sebelumnya, Jokowi mendorong NU melakukan sebuah inovasi di tengah perubahan dunia. Dia ingin, NU memiliki platform yang dapat memfasilitasi para santri mengaji atau menimba ilmu dari para kiai besar hingga teknologi dengan mudah dan terjangkau.

"Saya membayangkan ini dalam waktu segera, NU mempunyai platform edutech. Yang juga mempunyai platform learning management system yang handal, yang memfasilitasi jutaan santri untuk mengaji dari semua kiai-kiai besar, ilmuwan, teknologi dan entrepreneur, dimanapun dan kapanpun secara mudah dan murah," katanya.

Dia juga membayangkan, NU memiliki database jemaah yang lengkap dan canggih dengan bantuan teknologi digital dalam beberapa waktu ke depan. Misalnya, dengan memakai blokchain, artificial intelligence, maupun mesin learning.

"Sangat memungkinkan karena NU memiliki SDM-SDM (sumber daya manusia) yang sangat baik dan mengerti mengenai ini," ujarnya.

Selain itu, Jokowi membayangkan, NU mempunyai marketplace yang andal. Nantinya, marketplace ini dapat dijadikan sebagai tempat produsen dan konsumen NU bertransaksi secara praktis.

"Dan memasukkan produk-produk unggulan warga NU dalam rantai pasok global, ini juga sangat memungkinkan," kata Jokowi.

Menurut dia, situasi dunia saat ini penuh dengan perubahan dan disrupsi serta diwarnai ilmu pengetahuan teknologi. Kondisi ini menuntut cara-cara kerja baru yang kreatif dan inovatif.

"Perubahan yang cepat akibat revolusi industri dan juga pandemi menuntut cara-cara baru yang inovatif. Modernisasi digitalisasi otomasi, tak mungkin lagi bisa dihindari," tutur Jokowi.

Reporter: Supriatin

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya