Kepala Densus 88: Jaringan ISIS Masih Hidup di Indonesia

Marthinus mengungkap, ISIS masih mengendalikan jaringan di Indonesia. Densus telah menangkap 5-6 orang jaringan ISIS.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Mar 2022, 20:31 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2022, 20:31 WIB
Densus 88 Antiteror
Densus 88 Antiteror Mabes Polri menggeledah rumah mertua terduga teroris Bekasi, di Ledoksari RT 8 RW 10 Pajang, Laweyan, Solo. (Fajar Abrori/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Kepala Detasemen Khusus (Densus) 88 Irjen Pol Marthinus Hukom mengungkap jaringan teroris ISIS masih hidup di Indonesia. Keberadaan ISIS masih hidup dan menjadi potensi ancaman terorisme ke depan.

"Kita lihat lagi ancaman ke depan seperti apa, kita melihat kemarin baru saja diumumkan ada pemimpin ISIS baru, yang baru di declare oleh ISIS di Syria sana untuk menggantikan pemimpin yang lama. Artinya mereka masih eksis sampai sekarang," ujar Marthinus usai rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR RI, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (21/3/2022).

Marthinus mengungkap, ISIS masih mengendalikan jaringan di Indonesia. Densus telah menangkap 5-6 orang jaringan ISIS.

"Mereka masih mengendalikan jaringan-jaringan mereka di seluruh Indonesia. Khusus untuk di Indonesia, kita juga kemarin menangkap ada 5, atau 6 orang yang terlibat dengan media ISIS. Mereka langsung dikendalikan dari pusat ISIS di Timur Tengah di Syria sana," ujarnya.

 

Sebar Propaganda

Hati-Hati, Simpan Foto dan Bendera ISIS Bisa Dipenjara 40 Bulan
Hati-Hati, Simpan Foto dan Bendera ISIS Bisa Dipenjara 40 Bulan

Jaringan ISIS yang ditangkap ini diberikan tugas dari Suriah untuk menyebar propaganda di Indonesia. Khususnya propaganda itu disebarkan melalui media sosial.

"Lalu kemudian mereka diperintahkan untuk menduplikasi propaganda-propaganda mereka yang tadinya dalam bahasa Arab kemudian untuk ditranslate ke dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris lalu disebarkan lagi ke media sosial," ujar Marthinus.

"Artinya secara ideologi, secara spirit, mereka tuh masih tetap ada walaupun di Timur Tengah mereka kehilangan teritori, tapi dengan hadirnya pemimpin baru, artinya ada napas atau angin segar buat mereka untuk kembali eksis," pungkasnya.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya