Wapres: Tahun Ini Diharapkan Sama Awal Ramadhan Pemerintah dengan Muhammadiyah

Wapres Ma'ruf memahami bila nantinya ada perbedaan pada tanggal awal ramadan antara pemerintah dan Muhammadiyah.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Mar 2022, 13:58 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2022, 13:58 WIB
Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebut, konsep sustainable development menjadi dasar dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebut, konsep sustainable development menjadi dasar dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Ma'ruf Amin berharap penetapan awal Ramadhan pada tahun ini antara pemerintah dan Muhammadiyah jatuh di tanggal yang sama. Pemerintah sendiri melakukan sidang Isbat sebelum menetapkan bulan puasa.

"Kalau awal Ramadan, memang kecuali Muhammadiayah ya sudah ada kesepakatan, sistem atau cara menetapkan melalui sidang Isbat di kementerian Agama. Diharapkan tahun ini masih sama antara Muhammadiyah dan pemerintah," katanya kepada wartawan di Jakarta, Selasa (29/3/2022).

Meski begitu, Ma'ruf memahami bila nantinya ada perbedaan pada tanggal awal ramadan antara pemerintah dan Muhammadiyah.

"Tetapi walaupun tidak sama itu sudah ada semacam pemahaman bersama, artinya ada toleransi," kata Ma'ruf.

Ma'ruf menjelaskan, untuk menetapkan bulan Ramadhan, Muhammadiyah menggunakan pendekatan wujudul hilal, atau asal ada hilal. Sedangkan pemerintah dengan metode Imkan Al-Rukyah.

"Kemungkinan Rukyah minimal dua derajat, tapi kalau melihat tahun ini kemungkinan lebih dari dua derajat kemungkinannya akan sama, mudah mudahan sama," tukasnya.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Sidang Isbat Ramadhan

Sidang isbat awal Ramadan 1443 H akan digelar di Auditorium HM Rasjidi Gedung Kemenag, Jakarta, Jumat sore, 1 April 2022. Sidang akan melibatkan Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kementerian Agama, duta besar negara sahabat, dan perwakilan ormas Islam.

Sidang ini juga akan melibatkan perwakilan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dan undangan lainnya.

Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin mengatakan, gelaran sidang penentuan 1 Ramadan akan dilakukan secara hybrid, mengingat situasi masih pandemi Covid-19.

"Karena masih pandemi, sidang akan kembali digelar secara hybrid, dalam arti gabungan antara daring dan luring dengan menerapkan protokol kesehatan," ujar Kamaruddin Amin melalui keterangan persnya di Jakarta, Senin (14/3/2022).

Sementara itu, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Adib, mengungkapkan sidang Isbat akan mempertimbangkan informasi awal berdasarkan hasil perhitungan secara astronomis (hisab) dan hasil konfirmasi lapangan melalui mekanisme pemantauan atau rukyatul hilal.

Secara hisab, semua sistem sepakat bahwa ijtimak menjelang Ramadan jatuh pada Jumat 1 April 2022 M atau bertepatan 29 Syakban 1443 H sekitar pukul 13.24 WIB.

“Pada hari rukyat, 29 Syakban 1443 H, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia sudah di atas ufuk, berkisar antara 1 derajat 6,78 menit sampai dengan 2 derajat 10,02 menit," jelas Adib di Jakarta, Jumat 25 Maret 2022 lalu.

Lantas kapan awal Ramadan 1443 H, Adib mengatakan masih menunggu hasil rukyatul (pemantauan) hilal.

“Kemenag telah menetapkan 101 lokasi titik rukyatul hilal di seluruh Indonesia. Rukyatul hilal tersebut akan dilaksanakan oleh Kanwil Kementerian Agama dan Kemenag Kabupaten/Kota, bekerjasama dengan Peradilan Agama dan Ormas Islam serta instansi lain, di daerah setempat,” terang Adib.

“Hasil rukyatul hilal yang dilakukan ini selanjutnya akan dilaporkan sebagai bahan pertimbangan Sidang Isbat Awal Ramadan 1443 H,” sambungnya.

Reporter: Muhammad Genantan Saputra/Merdeka.com

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya