Liputan6.com, Jakarta - Puasa Ramadhan 2022 tinggal hitungan hari. Baik pemerintah maupun Muhammadiyah kemungkinan memiliki perbedaan terkait penetapan awal Ramadhan 1443 hijriah.
Mengapa jadwal puasa Ramadhan tahun ini berbeda? Anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriah Indonesia Kementerian Agama Thomas Djamaluddin menjelaskan, perbedaan tersebut karena adanya pedoman baru dari kesepakatan Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) yang ditetapkan pada 2021.
"Kalau masih menggunakan kriteria lama ini di bagian barat wilayah Indonesia, ini 1 April masih 2 derajat, kalau kriteria lama ada potensi dengan wujudul hilal, tapi kalau lihat garis ini ada potensi perbedaan," ujar Thomas.
Advertisement
Baca Juga
Sementara itu, awal puasa untuk Muhammadiyah akan dimulai esok hari, Sabtu 2 April 2022 yang diketahui berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Dengan awal puasa Ramadhan 1443 H yang jatuh pada Sabtu, 2 April esok, maka warga Muhammadiyah akan melaksanakan salat tarawih perdana pada malam ini, Jumat (1/4/2022).
Maklumat yang ditandatangani Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nasir dan Sekretaris Agung Danarto tersebut turut menetapkan Idulfitri atau 1 Syawal jatuh pada 2 Mei 2022.
Awal Ramadhan dari Sisi Pemerintah
Lantas, bagaimana dari sisi pemerintah, kapan ditetapkannya awal Ramadhan 2022?
Pakar Riset Astronomi dan Astrofisika, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin memprediksi pemerintah kemungkinan mengawali puasa pada 3 April karena didasarkan pada metode rukyat atau pengamatan hilal.
Ia menjelaskan pada 1 April 2022 sore, hilal potensial belum bisa diamati. Karenanya 1 Ramadhan 1443 H akan jatuh pada 3 April.
Posisi hilal, lanjutnya, sebenarnya telah memenuhi kriteria Wujudul Hilal pada 2 April 2022 di Jawa bagian barat karena sudah masuk ketinggian 2 derajat.
"Wilayah Indonesia umumnya menetapkan tinggi hilal kurang dari dua derajat," ujar Thomas seperti dikutip situs resmi Lapan.
Artinya, apabila hilal tidak terlihat pada 1 April, maka jumlah hari pada bulan Syaban tahun ini akan digenapkan menjadi 30 hari.
Advertisement