Muhammadiyah Tetapkan Lebaran 2 Mei, Bagaimana Prediksi Kemenag soal Awal Syawal 1443 H?

Lebaran 2022 atau Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1443 Hijriah telah ditetapkan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah jatuh pada Senin 2 Mei 2022.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 26 Apr 2022, 13:53 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2022, 13:51 WIB
Hilal Belum Terlihat Lebaran Jatuh pada Rabu 5 Juni 2019
Tim hisab rukyat Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) DKI Jakarta memantau hilal menggunakan teleskop di atap Gedung Kanwil Kemenag DKI Jakarta, Senin (03/6/2019). Tim hisab tidak bisa melihat hilal karena terbenamnya matahari bersamaan dengan terbenamnya bulan. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Lebaran 2022 atau Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1443 Hijriah telah ditetapkan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah jatuh pada Senin 2 Mei 2022.

Informasi tersebut disampaikan Sekretaris PP Muhammadiyah Agung Danarto karena mengaku sudah bisa melihat hilal Lebaran 2022.

"Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengimbau agar Sholat Idul Fitri dan segenap rangkaiannya, seperti takbiran, pelaksanaan zakat fitrah, dan lain sebagainya dapat diselenggarakan dengan khusyuk dan saksama," ujar Agung melansir Antara, Senin 25 April 2022.

Menurut dia, seluruh pelaksanaan rangkaian perayaan ibadah Idul Fitri 1443 Hijriah, wajib dilaksanakan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan (prokes), misalnya menggunakan masker dan lain sebagainya.

"Kesempatan Hari Raya Idul Fitri harus dimanfaatkan untuk menjaga solidaritas dan memperkuat silaturahim," ucap dia.

Agung berharap, pelonggaran yang diberikan oleh pemerintah dapat dimanfaatkan dengan bijak oleh masyarakat, yakni dengan menjalin silaturahmi setelah selama dua tahun karena tidak bisa bertemu secara fisik pada momen Lebaran.

"Muslimin dan Muslimat dimanapun berada untuk memanfaatkan Hari Raya Idul Fitri ini untuk memelihara silaturahmi dengan mengucapkan salam, atau mengunjungi sanak kerabat dalam rangka untuk menjaga silaturahmi setelah dua tahun terdampak Covid-19 tidak sempat untuk melaksanakan silaturahim," kata dia.

Sementara itu, bagi pemudik, Agung berharap untuk tetap waspada dan berhati-hati di jalan hingga selamat sampai tujuan dengan selamat.

"Bagi pemudik diharap untuk tidak memaksakan diri dalam berkendara, jika badan dirasa sudah lelah dan mengantuk supaya untuk istirahat," tutup Agung.

Lantas bagaimanakah dengan Pemerintah? Apakah Lebaran 2022 atau Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1443 Hijriah akan jatuh sama dengan Muhammadiyah?

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Lebaran Versi Pemerintah

[Bintang] Ilustrasi Hilal
Ilustrasi Hilal.

Dijelaskan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama (Dirjen Bimas Islam Kemenag) Kamaruddin Amin, posisi hilal di Indonesia saat sidang isbat awal Syawal 1443 Hijriah mendatang, sudah memenuhi kriteria baru yang ditetapkan Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).

Sehingga menurut Kamaruddin, kemungkinan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1443 Hijriah, Pemerintah dan Muhammadiyah akan bersamaan, yakni tepat pada 2 Mei 2022.

"Ada kemungkinan (bersamaan), tapi tetap menunggu hasil sidang isbat," kata Kamaruddin saat dihubungi merdeka.com, Senin 25 April 2022.

Kamaruddin menambahkan, pemerintah tetap akan menyelenggarakan Sidang Isbat, pada 1 Mei 2022.

Dia menjelaskan, metode hisab dan rukyat akan dipresentasikan oleh Tim Unifikasi Kalender Hijriyah yang selanjutnya menunggu laporan rukyat dari seluruh Indonesia.

"Sidang Isbat 1 Mei," tutup Kamaruddin.


Prediksi BMKG

FOTO: Memantau Hilal Awal Ramadan 1441 Hijriah
Memantau Hilal Lebaran 2022. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaksanakan pengamatan (rukyat) hilal awal Syawal 1443 Hijriah pada 1 Mei 2022, dengan mempersiapkan layanan informasi berupa data-data hisab hilal dan rencana pengamatan (rukyat) hilal di seluruh Indonesia.

Kegiatan tersebut bekerja sama dengan Kementerian Agama, ormas-ormas Islam dan berbagai elemen masyarakat, dilakukan oleh 34 tim di 31 lokasi yang tersebar di Indonesia.

Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG Rahmat Triyono mengatakan mekanisme pengamatan adalah menggunakan teleskop atau teropong terkomputerisasi yang dipadukan dengan teknologi informasi.

Saat pengamatan dilaksanakan, kecerlangan cahaya hilal akan direkam oleh detektor yang dipasang pada teleskop yang secara otomatis mengikuti berubahnya posisi bulan di ufuk Barat.

"Dengan teknologi informasi, data tersebut langsung dikirim ke server di BMKG Pusat, untuk kemudian disimpan dan disebarluaskan secara daring ke seluruh dunia melalui http://www.bmkg.go.id/hilal," kata dia yang dilansir Antara, Sabtu (24/4/2022).

Lokasi pengamatan berada di Aceh Besar, Deli Serdang, Tapanuli Tengah, Padang, Bengkulu, Tanjung Pinang, Batam, Serang, Pandeglang, Tangerang, Subang, Kebumen, Tegal, Yogyakarta, Malang, Badung, Mataram, Kupang, Waingapu, Alor, Balikpapan, Makassar, Donggala, Manado, Kolaka, Gorontalo, Ternate, Ambon, Sorong, dan Jayapura.

Dijelaskan, awal Syawal 1443 H (1 Mei 2022 M) Konjungsi (Ijtimak) awal bulan Syawal 1443 H di Indonesia terjadi sebelum matahari terbenam pada hari Ahad, 1 Mei 2022 M, pukul 03.27 WIB atau 04.27 WITA atau 05.27 WIT.


Prediksi BRIN

20150717-Pemantauan Hilal-Jakarta
Pemantauan Hilal Lebaran 2022.

Profesor Riset Astronomi-Astrofisika, Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin mengungkapkan posisi bulan pada 29 Ramadhan 1443 atau 1 Mei 2022, di wilayah Indonesia berada pada batas kriteria baru MABIMS. Tinggi bulan sudah di atas 3 derajat, tetapi elongasinya sekitar 6,4 derajat.

"Dari berbagai pendapat pakar hisab rukyat, kemungkinan besar Idul Fitri 1443 akan seragam 2 Mei, tetapi masih ada potensi perbedaan Idul Fitri 3 Mei 2022," tulis dia dalam blognya, yang diizinkan dikutip Liputan6.com, Senin (18/4/2022).

"Kemungkinan besar Idul Fitri 2 Mei 2022," jelas dia.

Dia membeberkan alasan yang mendukung kemungkinan besar Idul Fitri 1443 pada 2 Mei 2022. Menurut Thomas, secara hisab, posisi bulan pada saat maghrib 1 Mei 2022 di wilayah Sumatera bagian utara dekat dengan batas kriteria elongasi 6,4 derajat.

 "Bahkan beberapa hisab kontemporer dari beberapa kitab menunjukkan beberapa wilayah di Sumatera sudah memenuhi kriteria elongasi 6,4 derajat, seperti hisab yang dilakukan Ibnu Zaid Abdo el-Moeid," ujar dia.

Selajutnya Wilayah Sumatera bagian utara berada pada batas kriteria elongasi 6,4 derajat (dari AHC). Posisi bulan saat maghrib di Sabang tingginya sudah 5 derajat lebih dan elongasinya sekitar 6,4 derajat. (Dari simulasi Stellarium)

"Hisab kontemporer dari beberapa kitab menunjukkan di wilayah Sumatera posisi bulan sudah memenuhi kriteria baru MABIMS," kata dia.


Hilal Bisa Terlihat

Pemantauan Hilal Ramadan 1438 H
Memantau Hilal Lebaran 2022. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Thomas mengungkapkan, ada dukungan kriteria imkan rukyat (visibilitas hilal) Odeh bahwa pada saat maghrib 1 Mei 2022 di sebagian wilayah Indonesia hilal mungkin bisa dirukyat dengan menggunakan alat optik (binokuler atau teleskop).

"Kriteria visibilitas hilal Odeh menunjukkan di wilayah Sumatera hilal mungkin bisa dirukyat dengan binokuler atau teleskop," ujarnya.

Bila ada laporan rukyat bahwa hilal terlihat kemungkinan akan diterima karena dianggap telah memenuhi kriteria baru MABIMS. Apalagi Lembaga Falakiyah PBNU menggunakan definisi elongasi geosentrik dalam kriterianya.

"Kalau kesaksian rukyat diterima pada sidang itsbat, secara syar’i itu sah," ucap dia.

Selanjutnya, bila tidak ada laporan rukyatul hilal, mungkin juga sidang itsbat menggunakan yurisprudensi keputusan sidang itsbat penetapan awal Ramadhan 1407/1987 ketika tidak ada laporan terlihatnya hilal padahal saat itu hilal dianggap telah memenuhi kriteria imkan rukyat.

"Keputusan itu merujuk fatwa MUI 1981," tegas Thomas.

"Keputusan sidang istbat awal Ramadhan 1407/1987 yang mendasarkan pada hasil hisab ketika tidak ada laporan terlihatnya hilal dengan merujuk fatwa MUI 1981," dia menjelaskan.

Infografis Hilal Ramadhan (Liputan6.com/Deisy Rika)
Infografis Hilal Ramadhan (Liputan6.com/Deisy Rika)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya