Kasus DBD di Bekasi Sepanjang 2022 Mencapai 1.416 Orang

Dinas Kesehatan Kota Bekasi melaporkan jumlah penderita DBD sepanjang tahun 2022, sebanyak 1.416 jiwa, dengan 10 orang di antaranya meninggal dunia.

oleh Bam Sinulingga diperbarui 08 Jun 2022, 07:16 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2022, 07:16 WIB
Ilustrasi Demam Berdarah Dengue (Istimewa)
Ilustrasi Demam Berdarah Dengue (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Bekasi, Jawa Barat, masih terus meningkat. Hal ini menjadi kekhawatiran tersendiri bagi masyarakat, terutama kalangan orangtua.

Dinas Kesehatan Kota Bekasi melaporkan jumlah penderita DBD sepanjang tahun 2022, sebanyak 1.416 jiwa, dengan 10 orang di antaranya meninggal dunia.

Jumlah kasus terbanyak sepanjang 2022 berada di Kecamatan Bekasi Utara (329) dan Bekasi Timur (206). Sedangkan kasus terendah di Kecamatan Pondok Melati (18) serta Bantargebang (19).

"Untuk mayoritas usia pasien DBD, yaitu 15-44 tahun sebanyak 213 jiwa," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Tanti Rohilawati, dalam keterangan, Selasa (7/6/2022).

Adapun upaya yang dilakukan Dinkes Kota Bekasi, di antaranya memaksimalkan fungsi Puskesmas sebagai sarana layanan kesehatan paling terdekat dengan masyarakat.

"Dinkes Kota Bekasi akan melaksanakan monitoring tim DBD ke seluruh kecamatan. Kemudian pemberian larvasida ke setiap Puskesmas untuk menekan perkembangan jentik nyamuk," papar Tanti.

Puskesmas juga diimbau untuk memberikan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat terkait penanganan DBD. Warga juga diminta untuk rutin melakukan kegiatan 3M plus untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk.

Salah satu wilayah terjangkit DBD di RW 18 Perumahan Permata Hijau Permai, Kaliabang Tengah, Bekasi Utara, juga mengantisipasi perkembangbiakan nyamuk dengan melakukan fogging. "Sudah ada enam orang warga kita yang terkena DBD," kata ketua RW 18, Romi.

Romi berharap dengan adanya fogging, dapat mematikan nyamuk hingga jentik-jentik yang bersarang di lingkungan sekitar. "Semoga tidak ada lagi warga RW 18 yang terkena DBD," ujarnya.

 

Pemberantasan Sarang Nyamuk

FOTO: Fogging Pemukiman Padat Penduduk Cegah DBD
Petugas melakukan pengasapan (fogging) untuk memberantas perkembangbiakkan nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD) di pemukiman padat penduduk, Jakarta, Rabu (18/5/2022). Menghadapi musim pancaroba yang menjadi perkembangbiakkan nyamuk Aedes Agypty penyebab penyakit DBD, warga melakukan fogging di wilayah padat penduduk. (Liputan6.com/JohanTallo)

Ia juga mengimbau warga agar selalu menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti. "Saya berpesan agar seluruh warga RW 18 terus menjaga kebersihan lingkungan agar tiada lagi wabah DBD," imbuhnya.

Sementara tokoh muda RW 18, Jimmy Reinold, mengapreasi kinerja pengurus RW yang baru karena sudah cepat tanggap dengan kondisi lingkungan dan warganya.

"Supaya tidak ada lagi warga RW 18 yang terjangkit DBD. Apalagi data dari Dinas Kesehatan, untuk Kota Bekasi sampai dengan 16 Mei 2022 sudah ada 1.154 kasus terjangkit dan sudah ditangani," papar Jimmy.

Ia juga berharap warga sekitar ikut berperan aktif melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di wilayahnya masing masing, sehingga upaya pencegahan bisa dilakukan maksimal.

"Pemberantasan sarang nyamuk sudah menjadi tanggung jawab setiap rumah untuk melakukan pemantauan jentik tiap seminggu sekali. Ayo kita sama-sama saling menjaga lingkungan kita dimulai dari diri sendiri," tandasnya.

Infografis

Infografis Kasus DBD Terus Berulang
Infografis Kasus DBD Terus Berulang. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya