Liputan6.com, Jakarta: Menurut penyelidikan sementara PT Kereta Api Indonesia, kecelakaan kereta api di daerah Batang, Jawa Tengah disebabkan oleh kelalaian masinis. Masinis Tawangjaya dinilai melanggar sinyal lintasan. Akibatnya, kereta penumpang kelas ekonomi itu bertabrakan dengan kereta api barang dan menewaskan 16 penumpang.
Hal tersebut dikatakan Direktur Teknik PT KAI Marsono, pada sebuah seminar perkeretaapian di Jakarta, Senin (11/9) pagi. Menurut Marsono, pihaknya masih terus menyelidiki penyebab kecelakaan maut itu. Ada banyak faktor yang dapat menjadi penyebab tabrakan kereta. Antara lain akibat infrastruktur lintasan kereta api, frekuensi kereta api yang terlalu padat, peralatan yang sudah tua, dan masalah koordinasi yang buruk.
Sementara itu, kecelakaan berdarah ini sempat membuat lintasan kereta api jalur pantai utara berhenti total. Jadwal keberangkatan dan kedatangan kereta api penumpang di stasiun Gambir pun sempat kacau. Pasalnya, KA dari jalur utara baik dari arah Surabaya-Jakarta dan sebaliknya menjadi terlambat.
Lihat saja, KA Eksekutif Argobromo Anggrek yang dijadwalkan berangkat pukul 09.30 terlambat dan baru berangkat jam 11.00 siang. KA Eksekutif Argobromo Anggrek dari Surabaya yang mestinya tiba 09.30 mundur menjadi 10.12.
Untuk mengatasi masalah ini PT KAI menggunakan rangkaian KA Sembrani untuk mengangkut penumpang KA Argobromo Angrek yang terpaksa berangkat di luar jadwal. Namun pengalihan ini justru membuat kesal dan kecewa penumpang KA Argobromo Angrek. Apalagi fasilitas KA Sembrani tidak sama dengan KA Argobromo Anggrek.
Selain itu, kecelakaan itu juga menghambat perjalanan KA Jayabaya Utara. Kereta api bisnis ini mestinya masuk Stasiun Gambir pukul 05.00 baru masuk stasiun jam 10.00 pagi. Sama halnya dengan KA Eksekutif Sembrani yang dijadwalkan tiba pukul 05.30 molor tiga setengah jam.(TNA/Tim Liputan 6 SCTV)
Hal tersebut dikatakan Direktur Teknik PT KAI Marsono, pada sebuah seminar perkeretaapian di Jakarta, Senin (11/9) pagi. Menurut Marsono, pihaknya masih terus menyelidiki penyebab kecelakaan maut itu. Ada banyak faktor yang dapat menjadi penyebab tabrakan kereta. Antara lain akibat infrastruktur lintasan kereta api, frekuensi kereta api yang terlalu padat, peralatan yang sudah tua, dan masalah koordinasi yang buruk.
Sementara itu, kecelakaan berdarah ini sempat membuat lintasan kereta api jalur pantai utara berhenti total. Jadwal keberangkatan dan kedatangan kereta api penumpang di stasiun Gambir pun sempat kacau. Pasalnya, KA dari jalur utara baik dari arah Surabaya-Jakarta dan sebaliknya menjadi terlambat.
Lihat saja, KA Eksekutif Argobromo Anggrek yang dijadwalkan berangkat pukul 09.30 terlambat dan baru berangkat jam 11.00 siang. KA Eksekutif Argobromo Anggrek dari Surabaya yang mestinya tiba 09.30 mundur menjadi 10.12.
Untuk mengatasi masalah ini PT KAI menggunakan rangkaian KA Sembrani untuk mengangkut penumpang KA Argobromo Angrek yang terpaksa berangkat di luar jadwal. Namun pengalihan ini justru membuat kesal dan kecewa penumpang KA Argobromo Angrek. Apalagi fasilitas KA Sembrani tidak sama dengan KA Argobromo Anggrek.
Selain itu, kecelakaan itu juga menghambat perjalanan KA Jayabaya Utara. Kereta api bisnis ini mestinya masuk Stasiun Gambir pukul 05.00 baru masuk stasiun jam 10.00 pagi. Sama halnya dengan KA Eksekutif Sembrani yang dijadwalkan tiba pukul 05.30 molor tiga setengah jam.(TNA/Tim Liputan 6 SCTV)