Menko Muhadjir Tunggu Hasil Penyelidikan soal Bansos Presiden Ditimbun di Depok

Muhadjir Effendy sementara ini masih berpegang pada keterangan JNE bahwa penimbunan bansos Presiden itu sesuai prosedur, karena beras dalam kondisi rusak.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 01 Agu 2022, 18:25 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2022, 18:25 WIB
Barang Diduga Bansos Presiden Ditemukan Tertimbun di Depok
Barang diduga bansos presiden ditemukan tertimbun di kawasan Kampung Serab, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat, Minggu (31/7/2022). Penemuan barang diduga bansos presiden untuk warga terdampak COVID-19 yang tertimbun dalam tanah itu terungkap setelah ahli waris pemilik lahan melakukan penggalian menggunakan alat berat. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy  menyatakan dirinya masih menunggu hasil penyelidikan soal temuan beras bantuan presiden (banpres) ditimbun tanah di Depok, Jawa Barat.

Saat ini, kata dia, Polri bersama Inspektorat Jenderal Kementerian Sosial (Itjen Kemensos), Deputi I Kemenko PMK sudah turun ke lapangan untuk menyelidiki temuan penimbunan beras dalam tanah di Depok tersebut.

"Belum, mereka masih ada di lapangan, dan sudah ada dari Polri, sekarang Irjen Kemensos, Deputi I Kemenko PMK, dan kepolisian sudah turun kelapangan," kata Muhadjir kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (1/8/2022).

Muhadjir mengatakan saat ini dirinya masih berpegang pada pernyataan JNE Express yang mengatakan bahwa penimbunan dilakukan sesuai prosedur penanganan barang rusak. Jika pernyataan itu benar, dia menjelaskan bahwa beras rusak memang tidak boleh dibagikan kepada masyarakat.

"Beras rusak itu memang tidak boleh dibagikan kepada masyarakat karena Presiden pesan, jangan berikan beras ke masyarakat yang kita sendiri enggak mau makan," ujarnya.

Dia menyampaikan, saat itu memang ada kerusakan beras dengan jumlah yang banyak karena pengangkutannya menggunakan bak terbuka sehingga terkena air hujan. Pemerintah pun memutuskan beras tersebut tidak boleh dibagikan kepada masyarakat karena kemungkinan sudah rusak kena air.

Muhadjir menuturkan kerusakan beras bansos presiden itu merupakan tanggung jawab JNE selaku pihak transporter dari bantuan presiden. Untuk itu, penimbunan beras tersebut bukanlah tanggung jawab dari Kementerian Sosial (Kemensos).

"Soal itu ditimbun itu urusan dia, bukan urusan Kemensos, karena beras rusak itu sangat mungkin sudah diganti. Saya tidak tau apakah masih ada yang tidak diganti saya kira tidak," jelas dia.

"Karena betul-betul kita kawal sampe delivered sesuai pesan Pak Presiden. Jangan hanya dikirim tapi harus tersampaikan," sambung Muhadjir.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Penemuan Diduga Bansos Presiden Ditimbun di Tanah Lapang Depok

Sembako Bansos Presiden
Barang dugaan sembako bantuan presiden yang diduga di pendam di tanah yang berada di kawasan KSU, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok. (Liputan6.com/Dicky Agung Prihanto)

Sebelumnya, Penemuan sembako yang diduga merupakan paket bantuan Presiden untuk warga terdampak Covid-19, ditemukan warga di tanah kosong, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok. Warga menduga, paket sembako tersebut sengaja dipendam pihak ekspedisi yang berada tidak jauh dari lokasi tersebut.

Pemilik tanah, Rudi Samin mengatakan, penemuan paket sembako yang dipendam berawal dari adanya informasi dari pegawai JNE, bahwa di tanah miliknya pernah dipendam sembako Banpres. Atas informasi tersebut, pihaknya berusaha melakukan penggalian.

"Selama tiga hari kami gali dan pada Jumat kemarin kami berhasil menemukan paket sembako yang dipendam," ujar Rudi Samin kepada Liputan6.com, Minggu (31/7/2022).

Rudi Samin menjelaskan, penemuan paket sembako setelah melakukan penggalian sedalam tiga meter. Awalnya pada saat penggalian ditemukan karung beras seberat 20 kilogram, dan sejumlah barang kebutuhan pokok lainnya.

"Diduga paket sembako yang dipendam di tanah saya sebanyak satu kontainer atau truk besar," jelas Rudi.

Rudi mengungkapkan, informasi yang didapat paket sembako merupakan kiriman dari Pemerintah Pusat diberikan ke pihak ekspedisi. Namun pihak ekspedisi mengirimkan paket sembako ke kantor cabang di Depok untuk dilakukan pemendaman.

"Banpres akan dikirim ke Sumatera, Kalimantan, NTT tapi alangkah sayangnya pada saat itu kan 2020 masyarakat lagi dilanda pandemi," ungkap Rudi.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya