Masyarakat Indonesia Dinilai Belum Punya Budaya Tinggal di Rumah Susun

Kereta commuter line Jabodetabek merupakan salah satu transportasi massal murah yang digunakan para pekerja.

oleh Ika Defianti diperbarui 02 Sep 2022, 21:35 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2022, 21:35 WIB
Menengok Warga Gusuran Bukit Duri Mulai Huni Kampung Susun Cakung
Suasanan di depan Kampung Susun Produktif Tumbuh Cakung Eks. Bukit Duri, Jakarta Timur, Kamis (25/8/2022). Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) DKI Jakarta Sarjoko mengungkapkan pembangunan kampung susun ini menelan dana sekitar Rp52 miliar. Adapun Kampung Susun itu, dibangun di atas lahan seluas 4.000 meter persegi. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Tempat tinggal para pekerja di Jakarta sangat bervariasi. Mulai di tengah kota hingga berasal dari beberapa kota penyangga. Misalnya Bekasi, Depok, Bogor, hingga beberapa kota di Provinsi Banten.

Perjalanan yang ditempuh pekerja dari kota penyangga pun berbeda-beda. Mulai sejam hingga dua perjalanan dari rumah hingga tempat kerjanya.

Pengamat Tata Kota, Nirwono Joga menyebut terdapat beberapa hal yang mengakibatkan banyaknya pekerja Jakarta yang tinggal di kota penyangga. Salah satunya lantaran hunian di Ibu Kota yang sudah sangat mahal yang mengakibatkan para pekerja milih tinggal di pinggiran Jakarta.

"Mereka mencari harga rumah yang terjangkau, nah rumah yang terjangkau itu ternyata sekarang jauh di luar kota (Jakarta). Ini lah yang kemudian dalam tanda petik mereka terpaksa untuk membeli rumah di luar wilayah tempat kerjanya, yang jauh dari pusat kota," kata Nirwono kepada Liputan6.com.

Kemudian kata dia, perkembangan tata ruang yang tidak memberikan ruang kepada masyarakat untuk tinggal di tengah kota. Saat ini tata ruang yang ada hanya berpihak kepada kelompok menengah ke atas. Yaitu mereka yang memiliki kemampuan finansial yang mencukupi.

Nirwono juga menyatakan banyak pekerja dari kota penyangga diakibatkan masifnya pembangunan transportasi massal. "Ini juga akhirnya membuat kelompok menengah atas yang dalam tanda petik juga belum mampu dalam membeli rumah di tengah kota. Akhirnya membeli juga dipinggiran tetapi dekat jalan tol. Ini tentu akan mengurangi kelompok-kelompok menengah ke bawah yang kemampuan dan finansial terbatas untuk semakin menjauh dari tempat kerjanya tadi," ucapnya.

Dia menyebut, kereta merupakan satu-satunya transportasi murah yang dapat digunakan para pekerja di kota penyangga. Sedangkan pengguna kendaraan pribadi juga harus mengeluarkan biaya tol yang cukup mahal.

"Kemudian untuk tranportasi bus, selain dananya juga tidak murah, belum terintegrasi dengan transportasi massa secara keseluruhan. Jadi, waktu juga menjadi pertimbangan, jarak juga menjadi pertimbangan dan juga kenyamanan, inilah yang kemudian kenapa sebagian besar pekerja Jabodetabek memilih untuk menggunakan kereta api," papar dia.

Karena hal itu dia meminta agar pemerintah dapat menyediakan rumah susun atau hunian vertikal yang dekat dengan stasiun kereta api. Sebab dengan hunian dekat transportasi publik dapat memangkas tarif dengan berjalan kaki.

Dengan begitu kata Nirwono, stasiun kereta api harus mulai mengembangkan wilayahnya sebagai kawasan terpadu. Yakni tak hanya hunian namun juga dengan pasar, sekolah, hingga pusat perbelanjaan.

"Tentu yang paling penting bagaimana meningkatkan jumlah armada keretanya, kemudian waktu tempuhnya juga lebih cepat, kemudian yang tidak kalah penting kenyamanan dari kereta api tadi. Tiga hal tadi yang harusnya dikerjakan secara paralel, bersama -sama, baik itu pemerintah daerah, kemudian juga dirjen perkeretaapian," ujar Nirwono.

Sementara itu, Nirwono menilai bahwa masyarakat Indonesia belum mempunyai budaya untuk tinggal di rumah susun. Masyarakat masih berprinsip dan memilih rumah tapak meskipun lokasinya jauh dari tempat kerja.

"Karena budaya kita kan ada di budaya rumah tapak. Ini sebenarnya menjadi tantangan. Kalau kita belajar dari misalnya Singapura, Malaysia, bahkan Vietnam, justru membangun budaya untuk tinggal di rumah susun itu di mulai dari kelompok mudanya," dia menandaskan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Penumpang KRL Jabodetabek sepanjang Juli 2022 Capai 18,95 Juta Orang

Kepadatan Penumpang KRL Commuter Line di Stasiun Manggarai Pada Sore Hari
Sejumlah penumpang menaiki eskalator saat penerapan switch over (SO) ke-5 di Stasiun Manggarai, Jakarta, Senin (30/5/2022). Penerapan switch over (SO) atau peralihan sistem persinyalan ke-5 itu membuat terjadinya penumpukan penumpang di peron kereta karena terdapat perubahan rute perjalanan KRL. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Sementara itu, penumpang KRL Jabodetabek sepanjang Juli 2022 mencapai 18,95 juta orang. Volume tertinggi terjadi pada Senin 4 Juli yang mencapai 707 ribu orang.

VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba menjelaskan, jumlah penumpang KRL Jabodetabek pada Juli 2022 naik 6 persen jika dibanding dengan total volume pengguna pada bulan Juni 2022 yang mencapai 17,83 juta orang.

 Sementara itu untuk rata-rata pengguna KRL pada hari kerja sepanjang bulan Juli sebesar 667.116 orang atau naik sebesar 4 persen dari rata-rata volume pengguna pada hari kerja bulan Juni yaitu sebanyak 641.668 orang.

Untuk total volume pengguna KRL Jabodetabek pada Senin, (1/8) kemarin tercatat sebanyak 688.310 orang. Sedangkan hari ini, selasa (2/8) hingga pukul 13.00 WIB, tercatat pengguna sebanyak 318.095 orang.

"Angka tersebut naik 2 persen dari Selasa pada waktu yang sama di minggu lalu yaitu sebanyak 308.867 orang,” ujar Anne, pada keterangan tertulis, Selasa (2/8/2022).

Sementara itu, lanjutnya, KAI Commuter mulai Sabtu, 30 Juli 2022 lalu telah melakukan uji coba pengoperasian Stasiun BNI City untuk pelayanan naik dan turun KRL.

Seiring dengan ujicoba pengoperasian tersebut, KAI Commuter saat ini telah mengoperasikan 82 stasiun KRL dengan pelayanan perjalanan KRL sebanyak 1.081 perjalanan dengan mengoperasikan 95 Loop mulai pukul 04.00 – 24.00 WIB tiap harinya.

“Total pengguna selama tiga hari ujicoba di Stasiun BNI City, sebanyak 8.265 orang atau 2.290 pengguna yang naik dan 5.975 pengguna yang turun. Sedangkan hari ini hingga pukul 13.00 WIB, jumlah pengguna KRL yang turun di Stasiun BNI City sebanyak 772 orang, dan 42 orang yang naik,” jelasnya.


Uji Coba Hari Pertama, KAI Commuter Layani 3.149 Penumpang KRL di Stasiun BNI City

Persiapan Stasiun BNI City Layani KRL Commuter Line
Petugas membersihkan gerbang pemindai tiket atau tap in yang akan digunakan untuk penumpang KRL di Stasiun BNI City, Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Senin (25/7/2022). PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) berencana menjadikan Stasiun BNI City yang sebelumnya khusus melayani penumpang kereta Bandara Soekarno-Hatta untuk pemberhentian KRL seiring akan dinonaktifkannya Stasiun Karet. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Sebelumnya, uji coba pengoperasian Stasiun BNI City di hari kedua sebagai stasiun yang melayani naik dan turun pengguna KRL, pada Minggu (31/7) terpantau lancar dan terkendali.

"Hingga pukul 13.00 WIB, tercatat total pengguna yang naik di Stasiun BNI City sebanyak 197 orang, sedangkan yang turun sejumlah 862 orang," kata VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba, Minggu (31/7/2022).

Sementara itu untuk ujicoba pada hari pertama pada Sabtu (30/7) kemarin, tercatat total pengguna yang naik sebanyak 761 orang dan yang turun sebanyak 2.388 orang atau total sebanyak 3.149 orang yang naik dan turun di Stasiun BNI City.

KAI Commuter juga mencatat total volume pengguna KRL sepanjang minggu lalu sebanyak 4.285.079 orang, angka tersebut naik 2 persen dibanding dengan volume pengguna pada minggu sebelumnya yaitu sebanyak 4.209.078 orang. Sedangkan rata-rata volume pengguna dalam satu minggu ini sebanyak 612.154 orang per hari.

Sepanjang Juli 2022 ini tercatat volume pengguna KRL Jabodetabek sebanyak 18.455.416 orang atau rata-rata sebesar 615.181 pengguna tiap hari nya.

Pada ujicoba pengoperasian layanan KRL di Stasiun BNI City, sebanyak 199 perjalanan KRL relasi Cikarang/Bekasi – Kampung Bandan via Pasar Senen ataupun via Manggarai akan melayani naik turun penggunanya di stasiun ini.

Pelayanan perjalanan KA Bandara relasi Manggarai – Bandara Soekarno Hatta PP juga tetap dioperasikan sebanyak 40 perjalanan tiap harinya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya