Liputan6.com, Jakarta - Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) menuntut Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Mochamad Iriawan dan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali mundur dari jabatannya buntut dari tragedi Arema di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Tak hanya Ketua PSSI dan Menpora, PB HMI juga mendesak agar Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat turut mengundurkan diri lantaran dianggap bertanggung jawab atas meninggalnya ratusan orang dalam tragedi Kanjuruhan tersebut.
Advertisement
Baca Juga
"Sebagai bentuk kepedulian terhadap korban dan keluarga, Menpora, Ketua PSSI, dan Kapolres Malang untuk mundur dari jabatannya. Ketidakprofesionalan mereka lah mengakibatkan tragedi berdarah ini terjadi," ujar Ketua Bidang Pertahanan dan Keamanan PB HMI Arven di Jakarta, Minggu (2/10/2022).
Menurut Arven, tragedi ini sangat memalukan sepak bola Indonesia di mata dunia. "Ini sangat tragis dan memalukan sepak bola Indonesia di mata dunia," tegasnya.
Di sisi lain, Arven mengaku prihatin dan berbelasungkawa atas meninggalnya ratusan orang dalam tragedi yang pecah usai laga Arema vs Persebaya, pada Sabtu, 1 Oktober 2022 malam.
"Kami turut prihatin dengan peristiwa ini. Semoga ke depan tidak ada lagi peristiwa seperti ini," ujar dia.
Menurut Arven, tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang menjadi peristiwa terkelam dalam sejarah pesepakbolaan Tanah Air. Hal ini berawal dari kericuhan yang mengakibatkan aparat kepolisian menembakkan gas air mata di tengah ribuan suporter.
"Melihat kronologis kejadiannya, saya melihat aparat kepolisian tidak profesional dan tidak sesuai SOP dalam penanganan kerusuhan dalam stadion," tegas Arven.
Seharusnya, aparat tidak boleh memakai gas air mata di dalam stadion yang memiliki oksigen terbatas. Menurut Arven, penanganan di dalam stadion berbeda dengan penanganan aksi demonstrasi di jalanan.
Untuk itu, Arven meminta kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengevaluasi total aparat keamanan atas peristiwa tersebut.
"Penggunaan gas air mata di dalam stadion juga dilarang oleh FIFA. Tetapi justru ditembakkan oleh polisi di tengah kerumunan massa," sesalnya.
Komnas HAM Investigasi Penggunaan Gas Air Mata di Tragedi Arema
Komnas HAMÂ menyatakan bakal mengusut dugaan pelanggaran HAM dalam penggunaan gas air mata saat melerai suporter Arema di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Diduga, tewasnya ratusan orang pasca laga pertandingan Arema FC versus Persebaya itu karena sesak napps usai polisi menembakkan gas air mata. Berdasarkan aturan Federasi Sepakbola Internasional (FIFA), aparat penegak hukum tidak diizinkan untuk menggunakan gas air mata dalam stadion.
"Kami sedang mendalami prosedur terkaut aturan FIFA atau PSSI dan sedang membicarakan proses pemantauannya. Semua (termasuk penggunaan gas air mata)," ujar Komisioner Komnas HAM Choirul Anam dalam keterangannya, Minggu (2/10/2022).
Komnas HAM menyesalkan terjadinya kerusuhan di Stadion Kanjuruhan yang menyebabkan ratusan orang meninggal dunia dan ratusan lainnya terluka. Komnas HAM menaruh perhatian serius terkait banyaknya korban berjatuhan dalam tragedi Arema ini.
"Kita menyayangkan tragedi ini. Mekanisme PSSI harus jalan maksimal. Perlu keterbukaan terkait apa yang terjadi. Terkait siapapun yang terlibat kekerasan harus ada penegakan hukum. Kami memberi perhatian kepada kasus ini," tegasnya.
Advertisement
Polri Usut Penyebab Tragedi Arema di Stadion Kanjuruhan
Polri juga akan mendalami setiap unsur penyebab terjadinya tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Termasuk juga soal penggunaan gas air mata dalam upaya pengendalian massa suporter Arema yang turun ke lapangan dari tribun penonton.
"Sekali lagi saya minta rekan media untuk sabar, karena Pak Kapolri dan Pak Menpora hari ini melakukan rapat dulu bersama Pemerintah Daerah Provinsi Jatim, tentunya sesuai arahan Presiden berikan kesempatan kepada penyidik untuk bekerja, nanti hasilnya disampaikan," tutur Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo kepada wartawan, Minggu (2/10/2022).
Menurut Dedi, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo tengah bersiap bertolak ke Malang, Jawa Timur. Berdasarkan informasi, keberangkatan pejabat tinggi Polri dilaksanakan sekitar pukul 14.00 WIB melalui VIP Bandara Soekarno Hatta.
"Dievaluasi dulu secara menyeluruh, kita tidak boleh buru-buru menyimpulkan, secara menyeluruh agar komprehensif dan nanti hasil secara menyeluruh akan disampaikan," kata Dedi.