Sidang Lanjutan Kasus Brigadir J, Saksi Benarkan CCTV Duren Tiga Tersambar Petir

Anggota Timsus Kematian Brigadir J yang dihadirkan sebagai saksi mengungkapkan bahwa kamera CCTV di Komples Polri Duren Tiga tersambar petir, namun tidak dengan DVR-nya.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 27 Okt 2022, 13:10 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2022, 13:10 WIB
Brigjen Hendra Kurniawan dan Agus Nurpatria Jalani Sidang Lanjutan Perintangan Penyelidikan
Suasana sidang lanjutan kasus perintangan proses penyidikan pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (27/10/2022). Dalam persidangan ini beragendakan pemeriksaan atau mendengar keterangan saksi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) menggelar sidang lanjutan kasus obstruction of justice kematian Brigadir J dengan terdakwa Brigjen Hendra Kurniawan dan Kombes Agus Nurpatria.

Sidang lanjutan ini digelar dengan agenda pemeriksaan saksi. Dalam kesempatan ini, majelis hakim sempat menanyakan soal kondisi CCTV yang disebut rusak karena tersambar petir.

"Benar tersambar petir?," tanya Majelis Hakim kepada saksi atas nama Kompol Aditya Cahya Sumonang di PN Jaksel, Jalan Ampera Raya, Jakarta Selatan, Kamis (27/10/2022).

"Benar tapi kameranya, bukan DVR-nya. Menurut Pak Marjuki tidak terganggu, nanti bisa ditanyakan ke Pak Marjuki," jawab Aditya.

"Tadi saksi menyebutkan melihat rekaman ya, pada saat lihat, melihat di mana?," tanya Majelis Hakim.

"Dari hasil pemeriksaan barang bukti yang lain, ada di Dittipidsiber, kami lakukan penyitaan dari Baiquni dan kami mendapat potongan rekaman," jawabnya.

Berdasarkan keterangan Aditya, rekaman tersebut berisikan video mulai dari pukul 16.00 WIB hingga 18.00 WIB, pada 8 Juli 2022.

"Jelas terlihat?," tanya Majelis Hakim.

"Jelas, mobil jelas terlihat, dari mulai Ibu PC (Putri Candrawathi) tiba, FS (Ferdy Sambo) tiba, Ibu PC kembali, dan melihat masih ada Yosua di taman masih hidup," jawabnya.

"Bersama FS," tanya Majelis Hakim.

"Benar," sahutnya.

Adapun soal barang bukti, seluruhnya diarahkan ke Dittipidum Bareskrim Polri kecuali terkait rekaman DVR CCTV yang diambil Dittipidsiber Bareskrim Polri. Menurut Aditya, hal itu merupakan kebijakan dari pimpinannya.

"Wawancara Marjuki di mana?," tanya Majelis Hakim.

"Pos Sekuriti," jawabnya.

"Apa saja yang disampaikan?," tanya Majelis Hakim kembali.

"Pada saat DVR diganti bukan dia yang piket tapi Pak Abdul Zapar, dia hanya melihat pada 8 Juli karena saat itu juga mau malam takbir," jawab Aditya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Awal Mula Terungkapnya Pengerusakan Barbuk CCTV

Brigjen Hendra Kurniawan dan Agus Nurpatria Jalani Sidang Lanjutan Perintangan Penyelidikan
Terdakwa kasus perintangan proses penyidikan pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Brigjen Hendra Kurniawan dan Agus Nurpatria saat mengikuti sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (27/10/2022). Dalam persidangan ini beragendakan pemeriksaan atau mendengar keterangan saksi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Kompol Aditya Cahya Sumonang yang merupakan anggota Timsus Kasus Brigadir J bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo ini mengungkap awal mula terungkapnya pengerusakan barbuk CCTV.

"Kami mendapat informasi dari senior kami, kebetulan yang melakukan pemeriksaan Kompol Heri, senior kami. Bahwa tiga unit DVR yang diserahkan oleh penyidik Polres Jakarta Selatan itu semuanya tidak ditemukan data elektronik apapun," tutur Aditya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (27/10/2022).

Dari informasi tersebut, Aditya kemudian melakukan pendalaman dengan mewawancarai langsung petugas sekuriti Komplek Duren Tiga pada 8 Agustus 2022. Terlebih, saat itu tim belum mengetahui dari 3 DVR CCTV yang dipegang tersebut, mana yang berasal dari Pos Satpam Komplek Polri Duren Tiga.

"Setelah itu kami turun ke lapangan, kami melakukan wawancara langsung dengan Pak Marjuki yang memberikan informasi kepada kami 'Pak ini dusnya masih ada'. Dari dus itulah kami bisa mencocokkan serial numbernya dengan DVR yang ada di Puslabfor. Di situ kami baru mendapat keyakinan bahwa memang DVR yang berada di dalam Pos Sekuriti itu sudah tidak ada," jelas dia.

Aditya kemudian melaporkan dugaan pengerusakan dan hilangnya barang bukti (barbuk) elektronik Kompleks Duren Tiga ke Mabes Polri pada 9 Agustus 2022. Kemudian tanggal 10 Agustus 2022 laporan tersebut naik dari penyelidikan ke penyidikan.

"Itu DVR di mana kami tidak tahu, beliau pun juga tidak tahu. Tidak ada data sama sekali di dalamnya," ujar Aditya.

"Dua terdakwa tidak pernah melihat barbuk itu?," tanya Majelis Hakim.

"Tidak pernah tahu. Jadi kami yakin bahwa di Pos Sekuriti itu sudah menggunakan dengan yang baru. Yang sebelumnya merknya pun berbeda," jawabnya.

Infografis Kejutan Dugaan Putri Candrawathi Ikut Tembak Brigadir J
Infografis Kejutan Dugaan Putri Candrawathi Ikut Tembak Brigadir J (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya