Daur Ulang Plastik di Indonesia Masih Rendah, Perlu Perhatian Serius

Koordinator Komunitas Nol Sampah, Wawan Some, mengatakan, tingkat daur ulang sampah plastik di Indonesia masih rendah.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Nov 2022, 19:25 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2022, 10:00 WIB
Botol plastik
Ilustrasi botol plastik daur ulang (Unsplash.com)

Liputan6.com, Jakarta - Koordinator Komunitas Nol Sampah, Wawan Some, mengatakan, tingkat daur ulang sampah plastik di Indonesia masih rendah. Hal itu disampaikan, saat mengisi webinar tentang kemasan galon guna ulang dan ekonomi sirkular di Jakarta.

Daur ulang di Indonesia sangat rendah, bahkan di dunia pun sangat rendah. Selain plastik yang digunakan sangat beragam, masyarakat tidak pernah melakukan pemilahan langsung dari sumbernya,” kata Wawan dalam keterangan pers diterima, Rabu (2/11/2022).

Menurut Wawan, ketika sampah plastik segala jenis bercampur, maka membutuhkan biaya besar untuk pengolahannya. Hal itu diperburuk dengan, minimnya sentra-sentra daur ulang yang baru berada hanya di titik-titik tertentu.

Menanggapi hal itu, Direktur Sustainable Development Danone Indonesia Karyanto Wibowo, mengatakan, pihaknya akan menggunakan sebanyak mungkin kemasan bahan daur ulang (dari plastik jenis PET) untuk produk-produknya yang berbahan plastik.

Karyanto meyakini, target yang dijalankan di Indonesia juga selaras dengan kantor pusat Danone Prancis, yakni penggunaan 50% botol PET hasil daur ulang untuk AMDK Danone-Aqua pada 2025 di Indonesia.

“Target kami pada 2025 sudah tercapai 50%, dan akan terus diperbanyak lagi bahan daur ulangnya,” kata Karyanto pada kesempatan webinar yang sama.

Karyanto memastikan, Danone harus terus berinovasi dan mengerti kebutuhan konsumen. Tujuannya, agar Danone bisa memberikan opsi yang lebih baik untuk kesehatan dan lingkungan secara transparan dan terbuka.

Regulasi

Diketahui, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah mengeluarkan regulasi untuk pelabelan galon guna ulang polikarbonat, dengan label “Berisiko Mengandung BPA”. Penggunaan kemasan galon guna ulang polikarbonat perlu peringatan khusus tentang bahan kimia BPA karena bisa membahayakan konsumen.

Senada dengan BPOM, Zainal Abidin dari Laboratorium Teknologi Polimer dan Membran Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung (ITB) juga menyatakan perlunya ada peringatan pada kemasan galon.

“Paparan sinar matahari akan merusak kimia dari galon itu sendiri, dan proses kerusakannya bisa melarutkan bahan-bahan kimia yang membahayakan air yang ada di dalamya,” kata Zainal Abidin.

“Saran saya, harus ada anjuran yang tegas dari produsen, agar (galon guna ulang) disimpan di tempat yang tidak terpapar sinar matahari langsung, dan di tempat yang teduh,” dia menutup.

Infografis Pro-Kontra Rencana Kehadiran Putin di KTT G20 Bali. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Pro-Kontra Rencana Kehadiran Putin di KTT G20 Bali. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya