Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi mendorong kemitraan ASEAN dan Uni Eropa (UE) harus didasarkan pada prinsip kesetaraan.
Hal tersebut disampaikannya saat pidato pada acara pembukaan KTT Peringatan 45 Tahun ASEAN-Uni Eropa di Justus Lipsius Atrium, Brussels.
Advertisement
Baca Juga
Sikap tegas itu dipuji. Menurutnya, langkah tepat agar langkah ASEAN tak selalu didikte oleh UE.
Pengamat Hubungan Internasional, Dinna Prapto Raharja mencontohkan kasus gugatan Uni Eropa ke organisasi perdagangan dunia (WTO) terkait dengan kebijakan Presiden Jokowi menyetop ekspor bijih nikel untuk dioptimalkan hilirisasi di dalam negeri guna meningkatkan nilai tambah, jelas merugikan Indonesia.
"Ada kalanya dialog dengan Eropa tidak membuahkan hasil seperti yang diharapkan. Dibawa sampai ke lembaga penyelesaian sengketa WTO pun hasilnya tidak sesuai harapan," kata dia, Kamis (15/12/2022).
Menurutnya, Eropa mulai memperhitungkan ASEAN termasuk Indonesia. Pasalnya, kondisi geopolitik akibat perang Rusia dan Ukraina ini membuat masyarakat Eropa kesulitan, sehingga menekan negara-negara ASEAN digunakan untuk menarik simpati masyarakatnya.
"Mereka mau tidak mau akan populis, menunjukkan sama warga negaranya bahwa Uni Eropa membela kepentingan warganya. Populis, menunjukkan sama warga negaranya bahwa Uni Eropa membela kepentingan warganya," jelas Dinna.
Â
Pernyataan Jokowi
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mendorong kemitraan ASEAN dan Uni Eropa (UE) harus didasarkan pada prinsip kesetaraan.
Hal ini disampaikannya, lantaran tidak ingin ada salah satu pihak yang selalu mendikte.
"Jika kita ingin membangun sebuah kemitraan yang baik, maka kemitraan harus didasarkan pada kesetaraan, tidak boleh ada pemaksaan. Tidak boleh lagi ada pihak yang selalu mendikte dan beranggapan bahwa my standard is better than yours," kata Jokowi saat pidato pada acara pembukaan KTT Peringatan 45 Tahun ASEAN-Uni Eropa di Justus Lipsius Atrium, Brussels, Rabu (14/12/2022).
Jokowi menambahkan, selama beberapa dekade, Asia Tenggara telah menjadi economic powerhouse. Dia berkata, Asia Tenggara akan tetap menjadi pusat pertumbuhan.
"Dengan demikian kemitraan dengan ASEAN dipastikan akan menguntungkan," ujar Jokowi.
Advertisement