Setiap 10 Hari Sekali, Bocah Pidie Jaya Tempuh Ratusan Kilometer demi Hidup Sang Ayah

Rahmat Aulia (10) harus menempuh ratusan kilometer bawa sang ayah ke rumah sakit setiap 10 hari. Hal ini agar cairan dalam tubuh sang ayah dapat disedot sehingga redakan sakit.

oleh Agustina Melani diperbarui 28 Jan 2023, 19:36 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2023, 19:36 WIB
Ilustrasi Rumah Sakit
Rahmat Aulia, bocah asal Pidie Jaya harus membawa sang ayah berobat ke rumah sakit memakai bentor dan tempuh ratusan kilometer. (pixabay.com)

Liputan6.com, Jakarta - Rahmat Aulia (10) menjadi perhatian di media sosial setelah kisahnya mengantarkan sang ayah, Rusli Yusuf (46) untuk berobat harus menempuh jarak 230 kilometer memakai becak motor (bentor).

Kisah Rahmat tersebut menjadi ramai di media sosial setelah diunggah Azmi Murtala dalam akun facebooknya sekitar Jumat, 27 Januari 2023. Azmi mengunggah video dan foto-foto Rahmat asal Pidie Jaya bersama sang ayah dan bentor di pinggir jalan.

Dari foto tersebut menunjukkan seorang bocah memakai kaos berwarna hijau yang duduk di samping sang ayah yang sedang terbaring di atas bentor.

Rahmat Aulia, warga Desa Geulanggang, Kecamatan Ulim, Kabupaten Pidie Jaya mengantarkan sang ayah berobat  karena sakit lever dan diabetes. Rahmat mengantarkan ayahnya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Meutia Aceh Utara di Lhokseumawe, untuk menyedot cairan dalam perut yang membengkak. Rahmat melakukan hal tersebut setiap 10 hari sekali.

“Cairan di perut ayah harus disedot setiap 10 hari sekali. Jika tidak, ayah akan merasakan kesakitan dan kondisi kesehatannya semakin parah. Kesehatan ayah menjadi tanggung jawabh saya karena ibu sudah meninggal dunia,” tutur Rahmat Aulia, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (28/1/2023).

Rahmat pun harus bekerja menarik pukat untuk membiayai kebutuhan hidup keluarga. Tak hanya itu, ia juga merawat sang ayah lantaran sang ibu meninggal dunia lima bulan lalu. Rahmat yang bercita-cita menjadi polisi ini terpaksa melepaskan pendidikannya.

“Saya dan kakak yang merawat ayah. Untuk kebutuhan sehari-hari, saya bekerja menarik pukat dan juga kadang-kadang ada bantuan dari warga,” ujar dia dengan mata berkaca-kaca.

 

 

Bawa Sang Ayah Berobat Pakai Bentor

Rahmat mengaku sering tidak masuk sekolah lantaran harus mencari uang untuk kebutuhan sehari-hari dan membawa sang ayah berobat. “Sekali bawa berobat memakan waktu empat hingga enam hari,” ujar dia.

Ia juga terpaksa membawa sang ayah dengan memakai bentor karena keterbatasan ekonomi. Rahmat mengaku untuk biaya berobat hanya ada Rp 70 ribu dari hasil tarik pukat dan bantuan warga. “Kalau naik mobil ambulans maupun angkutan umum, biayanya besar. Kami tidak punya uang,” tutur dia.

Sementara itu, sang ayah Rusli Yusuf menuturkan tidak dapat bekerja lagi sejak 2017. Ia terpaksa harus terbaring di kasur akibat penyakit yang dideritanya.

“Sakit yang saya derita semakin parah hingga perut membengkak sejak istri saya meninggal dunia enam bulan lalu,” tutur dia.

Rahmat pun menjadi tulang punggung keluarga. Rusli berharap kondisinya kembali pulih dan kembali bekerja. Rusli dahulu bekerja menjual ikan. “Sejak sakit, istri saya yang bekerja. Namun, sekarang Rahmat yang menjadi tulang punggung keluarga untuk kebutuhan sehari-hari. Semoga saya cepat sehat dan dapat bekerja kembali,” tutur dia.

Pemkab Pidie Jaya Jamin Pengobatan Gratis untuk Ayah Bocah SD yang Tempuh Ratusan Kilometer

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Pidie Jaya Eddy Azwar memastikan akan akan menanggung semua kebutuhan berobat Rusli Yusuf (46) yang mengidap lever dan diabetes.

Kasus Rusli Yusuf viral, setelah sejumlah warganet menaruh simpati atas sikap anak Rusli yang masih SD yang harus menempuh ratusan kilometer untuk berobat ayahnya.

"Kejadian viral ini karena kurang komunikasi saja, sehingga seakan-akan pasien tersebut terkesan terlantar dan tidak dipedulikan oleh pemerintah daerah," katanya saat menjengut Rusli, Sabtu (28/1/2023).

Eddy Azwar menyebutkan dirinya sudah menghubungi pihak puskesmas, camat dan kepada desa setempat terkait kondisi pasien dan mengapa tidak menggunakan ambulans untuk dirujuk ke RSUD Cut Meutia Aceh Utara. 

Menurut Eddy, pasien menganggap jika memakai ambulans harus berbayar, sehingga tidak melaporkannya. Jadi, berinisiatif berobat menggunakan becak. Ini hanya miskomunikasi saja. 

"Usai mengetahui video viral tersebut, kami turun langsung menjenguk kondisi pasien yang memang sangat membutuhkan perawatan dan memastikan penanganan terhadap pasien dilakukan secara totalitas," pungkas Eddy Azwar. 

Sebelumnya, Rahmat Aulia (10), bocah asal Geulanggang, Kecamatan Ulim, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh,  menempuh jarak 230 kilometer pulang pergi dengan becak motor butut untuk pengobatan ayahnya, Rusli Yusuf (46) yang mengidap lever dan diabetes. 

Setiap 10 hari sekali, Rahmat membawa ayahnya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Meutia Aceh Utara di Lhokseumawe untuk menyedot cairan dalam perut yang membengkak.

"Cairan di perut ayah harus disedot setiap 10 hari sekali. Jika tidak, ayah akan merasakan kesakitan dan kondisi kesehatannya semakin parah. Kesehatan ayah menjadi tanggung jawab saya karena ibu sudah meninggal dunia," kata Rahmat Aulia di Lhokseumawe, Sabtu (28/1/2023).

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya