Liputan6.com, Jakarta - Nahdlatul Ulama (NU) memasuki usia yang ke seratus tahun. Di usia 1 abad ini, Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin berharap ormas Islam terbesar di Indonesia ini terus berkontribusi baik kepada bangsa dan negara (islahil wathan), dunia (islahil ‘alam), maupun perbaikan umat (islahil ummah).
“Islahil umat ini memperbaiki umat, masyarakat, ke arah yang lebih baik. Kalau bahasa saya memperbaiki umat itu santrinisasi umat. Jadi umat ini kita santrikan semua. Supaya berpikir santri dan juga berprilaku santri,” kata Ma’ruf pada acara Anugerah 1 Abad NU, dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (1/2/2023).
Baca Juga
Ma’ruf menegaskan, yang dimaksud santrinisasi bukanlah Islamisasi, karena hal ini akan mengganggu kerukunan umat beragama di Indonesia. Namun, santrinisasi lebih kepada menjadi umat terbaik dengan mengamalkan kebaikan yang sesuai dengan prinsip-prinsip NU.
Advertisement
“Umat yang terbaik yang mampu melakukan amal ma’ruf sesuai dengan cara-cara dakwah nahdliyah. Dan juga membangun umat yang kuat. Ummatan qowiyyan dan juga umat yang memiliki ketangguhan, resilience,” tegasnya.
Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip tersebut, Wapres pun mengajak para nahdliyin dan nahdliyat untuk tetap mengamalkan kebaikan secara berkelanjutan (sustainable improvement).
Menutup sambutannya, Ma’ruf berpesan, agar dalam memasuki abad ke-2 ini, NU perlu menyiapkan langkah-langkah strategis yang lebih menantang, baik di tingkat nasional maupun global .
“Karena itu saya kira kita memasuki abad ke dua, seratus tahun ke dua, maka kita perlu menyiapkan langkah-langkah, khutuwat islahiyah, insyithah islahiyah, yang lebih tajam lagi yang lebih mengarah lagi sesuai dengan tantangan yang kita hadapi baik pada tingkatan keumatan, kebangsaan dan kenegaraan maupun pada tantangan yang sifatnya global,” pungkasnya.
NU Akan Gelar Muktamar Internasional Fiqih Peradaban
Sejalan dengan Wapres, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menuturkan bahwa NU berkomitmen untuk berperan aktif di kancah internasional. Ia berharap, ke depan NU tidak hanya menjadi organisasi yang menangani isu-isu umat Islam di dalam negeri, tetapi juga mampu berkontribusi dalam mencari solusi yang dihadapi umat Islam di seluruh dunia.
Dalam mendukung upaya tersebut, pada 7 Februari 2023 mendatang, NU akan menggelar forum khusus untuk ulama internasional yang membahas isu-isu terkini umat Islam yang disebut dengan Fiqih Peradaban.
“Maka kami akan gelar InsyaAllah nanti Muktamar Internasional Fiqih Peradaban yang pertama. Karena peradaban adalah masalah besar yang tidak mungkin selesai hanya dengan diskusi saja,” ungkapnya.
Hadir dalam acara tersebut, Presiden ke-5 Megawati Soekarno Putri, Ibu Negara ke-4 Sinta Nuriyah Wahid, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri PAN-RB Azwar Anas, Menko Polhukam Mahfud Md, Kepala BIN Budi Gunawan, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, para kyai, serta nahdliyin dan nahdliyat dari seluruh Indonesia.
Advertisement