3 Tanda NasDem Bakal Gabung KIB

Partai NasDem dinilai lebih potensial bergabung ke Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Golkar, PAN dan PPP. Menurut Peneliti Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saidiman Ahmad, NasDem terlihat tidak mau sepenuhnya keluar dari koalisi pemerintah.

oleh Jonathan Pandapotan Purba diperbarui 03 Feb 2023, 00:05 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2023, 00:02 WIB
Surya Paloh ke Markas Golkar, Disambut Airlangga Hartarto
Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh saat melakukan kunjungan ke kantor DPP Golkar, Jakarta, Rabu (1/2/2023) (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Partai NasDem dinilai lebih potensial bergabung ke Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Golkar, PAN dan PPP. Menurut Peneliti Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saidiman Ahmad, NasDem terlihat tidak mau sepenuhnya keluar dari koalisi pemerintah.

Saidiman menganalisis hal itu setelah Ketua Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh melakukan pertemuan di Kantor DPP Partai Golkar pada Rabu (1/2).

"Cukup terbuka potensi bagi Nasdem untuk bergabung dengan KIB sebagai salah satu koalisi partai-partai pendukung Jokowi dibanding menarik KIB masuk ke dalam koalisi Perubahan yang semangatnya adalah koalisi yang oposan pada Jokowi," kata Saidiman, Kamis (2/2/2023).

"Pertama, NasDem terlihat tidak mau sepenuhnya keluar dari koalisi pemerintah. Ini terlihat dari pernyataan-pernyataan Surya Paloh dan elite NasDem yang lain. Dan KIB adalah salah satu koalisi partai-partai pemerintah," sambungnya.

Kedua, ekspresi politik yang ditunjukkan para elite Nasdem usai Demokrat dan PKS menyatakan dukungan pada Anies Baswedan sebagai presiden, menunjukkan bahwa NasDem belum sepenuhnya masuk dalam koalisi Perubahan.

"Deklarasi tentang koalisi tersebut juga belum terjadi. Artinya partai ini masih membuka peluang yang cukup lebar untuk bergabung ke koalisi lain seperti KIB," tutur Saidiman.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tanda Ketiga

Ketiga, batalnya pengumuman reshuffle terhadap tiga menteri partai Nasdem juga menunjukkan penerimaan Presiden Jokowi atas partai NasDem hingga saat ini.

Menurut Saidiman, pertemuan Surya Paloh dan Airlangga Hartarto tidak bisa dipisahkan dari beberapa peristiwa sebelumnya yang berdekatan. Yaitu pertemuan Surya Paloh dengan Presiden Jokowi dan kunjungan elite Nasdem ke Sekber Kebangkitan Indonesia Raya.


Reshuffle Batal karena Manuver NasDem?

Pada momen yang sama itu, pengumuman reshuffle tidak jadi dilakukan oleh Jokowi.

Saidiman menilai masuk akal tidak adanya atau penundaan reshuffle berkaitan dengan manuver politik elite Nasdem beberapa hari terakhir.

"Tidak adanya reshuffle sekarang memberi indikasi bahwa Nasdem masih ada dalam koalisi pemerintah," ucapnya.

Sumber: Muhammad Genantan Saputra/Merdeka.com

Infografis 3 Poin Penting Pertemuan Surya Paloh dengan Airlangga Hartarto. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 3 Poin Penting Pertemuan Surya Paloh dengan Airlangga Hartarto. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya