Pemerintah Belum Putuskan Pulangkan 123 WNI di Turki ke Indonesia

Pemerintah hingga kini belum memutuskan apakah akan memulangkan 123 warga negara Indonesia (WNI) yang berhasil dievakuasi akibat gempa Turki ke Tanah Air. Adapun saat ini 123 WNI itu dievakuasi ke KBRI Ankara.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 15 Feb 2023, 09:55 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2023, 09:55 WIB
Warga Turki  Mengungsi di Gerbong Kereta
Seorang pria memberikan perbekalan kepada seorang lainnya yang berada di dalam kereta, yang digunakan sebagai tempat berlindung, di kota Iskenderun, Turki selatan, Selasa (14/2/2023). Korban tewas gempa Turki dan Suriah telah menembus 41 ribu jiwa. Masifnya korban tewas ini membuat gempa Turki disebut sebagai "bencana alam terburuk" dalam satu abad terakhir di Eropa. (AP Photo/Hussein Malla)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah hingga kini belum memutuskan apakah akan memulangkan 123 warga negara Indonesia (WNI) yang berhasil dievakuasi akibat gempa Turki ke Tanah Air. Adapun saat ini 123 WNI itu dievakuasi ke KBRI Ankara.

"Karena sekarang berada di shelter KBRI Ankara yang itu tempatnya cukup jauh dari pusat gempa, saya rasa belum ada keputusan apakah dia harus kembali ke Indonesia atau tetap melanjutkan berada di Turki," jelas Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa 14 Februari 2023.

Dia menyampaikan jumlah WNI yang meninggal dunia akibat gempa di Turki sebanyak dua orang. Muhadjir mengaku belum mengetahui apakah WNI yang meninggal dunia tersebut ini akan dibawa ke Indonesia.

"Secara teknis, saya belum mendapatkan informasi apakah ini harus dibawa ke Indonesia atau cukup dimakamkan disana. Saya belum mendapatkan informasi tapi ini menjadi domain dari Kemenlu," ujarnya.

Muhadjir menyebut pemerintah akan membahas soal santunan untuk WNI yang menjadi korban meninggal dunia akibat gempa bumi di Turki. Menurut dia, pemberian santunan tersebut merupakan tanggung jawab Kementerian Sosial.

"Itu dibawah tanggung jawab dari Kemensos. Nanti saya akan konsultasi, akan saya sampaikan pada Bu Risma (Menteri Sosial)," kata Muhadjir.

Berdasarkan laporan yang diterima, Muhadjir mengatakan jumlah korban meninggal dunia di Turki hingga saat ini mencapai 31.643 orang. Sementara, korban gempa meningga dunia di Suriah mencapai 4.574 orang.

Pemerintah Indonesia pun mengirimkan bantuan ke Turki ke Suriah, yang dibagi dalam beberapa tahap. Tahap pertama, mengirimkan berupa sejumlah personel dan peralatan pendukung termasuk dokter dan tenaga medis.

Hal tersebut bertujuan untuk meringankan beban masyarakat yang terdampak bencana di Turki dan Suriah.

"Untuk kloter pertama itu kita kirim sebanyak 62 personel dengan berikut perangkat-perangkat peralatan pendukungnya. Kemudian pada tanggal 13 Februari itu kita kirim 181 personel orang untuk melakukan tugas-tugas perbantuan di sana," tuturnya.

Kemudian, pemerintah mengirimkan dokter bedah ortopedi. Untuk bantuan tahap kedua, pemerintah mengirimkan kebutuhan dokter dan ahli kesehatan yang akan menangani penyakit menular.

Mereka akan dikirim satu bulan setelah dokter ortopedi berangkat ke Turki dan Suriah. Pasalnya, penyakit menular kerap terjadi satu bulan pasca bencana.


Kirim Bantuan

Disamping itu, pemerintah akan mengirimkan bantuan berupa bahan pangan dan logistik untuk membantu korban gempa di Turki dan Suriah. Bantuan tersebut akan diangkut oleh empat pesawat kargo yang berangkat pada Senin, 20 Februari 2023.

"Kita akan mengirim bantuan berupa logistik yang dibutuhkan, nanti insyallah akan diberangkatkan tanggal 20 Februari yang akan kita berangkatkan sebanyak 4 pesawat kargo," pungkas Muhadjir.

"Untuk mengirim bahan-bahan pangan, bahan-bahan peralatan yang dibutuhkan termasuk selimut. Pokoknya yang sesuai dengan permintaan dari Turki dan pemerintah Suriah," sambungnya.

Selain itu, kata dia, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyetujui bahwa pemerintah akan mengirimkan bantuan berupa uang tunai atau nonmaterial untuk korban gempa Turki. Sementara itu, bantuan kemanusiaan tersebut telah mulai dikirimkan pada 11 Februari 2023 lalu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya