Liputan6.com, Jakarta Gubernur New South Wales Australia, Margaret Beazley bertemu Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (25/5/2023). Pertemuan dilakukan secara tutup.
Menurut Heru, sebagai sister city pembicaraan keduanya banyak membahas perihal kerja sama di berbagai bidang meliputi pendidikan, tourism, kebudayaan, hingga ekonomi kreatif.
Heru lantas, mengungkapkan juga bakal melakukan kunjungan balik ke New South Wales, Australia pada 2023 ini. Dia menyampaikan di New South Wales, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan melangsungkan penyajian budaya Jakarta.
Advertisement
"Bulan Oktober, penyajian budaya Jakarta, di sana, New South Wales," kata Heru ditemui di Pendopo, Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (25/5/2023).
Heru menyatakan, pada 2023 ini jumlah sister city Jakarta meningkat satu kota. Sebelumnya, kata Heru jumlah sister city Jakarta berjumlah 22 kota sejak 2012 silam. Namun, dia tak merinci kota negara mana yang baru menjadi sister city Jakarta tersebut.
"Kalau zaman saya dulu 2012, 22 sister city. Sekarang 23, naik satu 23, bagian dari 23 sister city, selain Tokyo, Sidney, Rotterdam, Berlin, Beijing, Bangkok," ucap dia.
Jadi Sister City Sejak 1994, Jakarta-New South Wales Bakal Buka Peluang Beasiswa Bagi Pelajar Ibu Kota
Sebelumnya, Kepala Biro Kerja Sama Daerah (KSD) Sekretaris Daerah (Setda) DKI Jakarta Marulina Dewi Mutiara mengatakan New South Wales telah bekerja sama dengan Jakarta sebagai sister city sejak 1994 silam.
Marulina menyampaikan, kerja sama penandatanganan nota kesepahaman antara Jakarta dan New South Wales telah diperbarui sejak 2022 untuk periode lima tahun ke depan.
"Memang isi dari MoU ini ada beberapa bidang urusan layanan seperti pendidikan, tourism, ekonomi, dan juga start up-start up digital yang akan dikerjasamakan antara Kota New South Wales dan Kota Jakarta," kata Marulina di Pendopo Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (25/5/2023).
Marulina menyampaikan, Jakarta-New South Wales sebenarnya sudah banyak melakukan kerja sama, seperti pelatihan-pelatihan untuk para tenaga pendidik, dengan cara mempresentasikan bahan ajar secara virtual.
"Jadi New South Wales punya satu aplikasi Canva yang ownership nya dari mereka, mereka mengajarkan secara gratis termasuk akunnya," terang dia.
Selain itu, kata Marulina New South Wales pada 2018 telah mengirimkan tenaga ahlinya untuk belajar terkait layanan disable atau penyandang disabilitas di Jakarta. Bahkan, kata dia perwakilan pemerintah kota New South Wales berkunjung ke beberapa RSUD DKI Jakarta.
"Jadi kita sebagai etalase bagi New South Wales untuk tenaga ahli penyandang disabilitas. Ke depan, kita akan memperkuat kerja sama ini," ungkap dia.
Lebih lanjut, Marulina menyebut New South Wales mempunyai kelebihan di bidang pendidikan, dimana ada banyak universitas ternama. Marulina menambahkan, Pemprov DKI akan membuat jejaring scholarship untuk siswa-siswa di Ibu Kota agar dapat belajar ke New South Wales.
Advertisement