Liputan6.com, Jakarta - PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA), perusahaan tercatat yang bergerak di sektor Energi dan Kimia melalui kilang LPG (Liquefied Petroleum Gas) dan pabrik Amoniak mencatat pendapatan sebesar USD 301 juta atau Rp 4,9 triliun, atau turun 13% YoY.
ESSA Industries dikutip dari keterangan resminya Sabtu (22/2/2025), penurunan pendapatan ini terutama disebabkan oleh turunnya harga amoniak sebesar 15%, dengan harga rata-rata sebesar USD 350 per MT.
Meskipun pendapatan menurun, EBITDA pada 2024 tercatat meningkat sebesar 4% menjadi USD 129 juta karena biaya operasional yang lebih rendah.
Advertisement
ESSA Industries Indonesia juga memastikan untuk terus mempertahankan standar tertinggi dalam aspek keselamatan dan keandalan operasional.
Disebutnya, pabrik Amoniak telah mencatatkan 8,4 juta jam kerja kumulatif tanpa Loss Time Injury (LTI), sementara Pabrik LPG mencapai 6,1 juta jam kerja kumulatif tanpa LTI (lebih dari lima setengah tahun operasi berkelanjutan tanpa trip), yang merupakan sebuah pencapaian penting.
Setelah menyelesaikan maintenance selama hampir dua minggu pada kuartal kedua 2024, Pabrik Amoniak kini beroperasi dengan tingkat keandalan dan efisiensi yang optimal.
ESSA mencatat, harga amoniak sebagian besar tercatat tetap stabil sepanjang Tahun 2024, dengan peningkatan bertahap dalam dua kuartal terakhir.
"Ke depan, harga amoniak diperkirakan akan tetap bergerak dalam kisaran yang sama seperti pada Tahun 2024. Sementara itu, harga LPG juga diprediksi tetap stabil sepanjang Tahun 2024, didukung oleh perpanjangan kebijakan pemangkasan produksi minyak secara sukarela oleh OPEC+," kata ESSA dalam keterangan resmi.
Prioritaskan Pertumbuhan
Lebih lanjut, ESSA menyampaikan bahwa pihaknya terus berkomitmen untuk mencapai manufacturing excellence, mendukung keberlanjutan lingkungan, dan beradaptasi dengan tren industri yang terus berkembang.
"Kami senantiasa memprioritaskan pertumbuhan untuk memaksimalkan nilai bagi seluruh Pemegang Saham dengan memanfaatkan peluang yang selaras dengan kekuatan utama kami," tuturnya.
Melalui anak perusahaannya, PT ESSA SAF Makmur (ESM), ESSA akan membangun fasilitas manufaktur greenfield berteknologi tinggi di Jawa Tengah untuk memproduksi Sustainable Aviation Fuel (SAF) hingga ±200.000 MT per tahun, dimana operasional secara komersial ditargetkan mulai pada kuartal pertama 2028.
Advertisement
ESSA Siapkan Pembangunan Fasilitas Manufaktur SAF
Diwartakan sebelumnya, PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA) resmi merambah bisnis produksi Sustainable Aviation Fuel (SAF) melalui anak perusahaannya PT ESSA Sustainable Indonesia (ESI) dan PT ESSA SAF Makmur (ESM). Langkah ini sejalan dengan komitmen ESSA membawa Indonesia selangkah ke depan dalam solusi energi ramah lingkungan.
Dengan semakin meningkatnya tuntutan bagi industri penerbangan global untuk mengurangi emisi CO2 yang terus meningkat, proyek SAF milik ESSA ini dinilai hadir di saat yang tepat, menegaskan perannya sebagai pendorong perubahan global di sektor yang terus berkembang ini.
Seiring dengan bertambahnya maskapai dan negara yang mencari alternatif bahan bakar fosil yang berkelanjutan untuk memenuhi target net zero emission, ESSA menjadi pemain kunci dalam memberikan solusi bahan bakar hijau dan lebih ramah lingkungan untuk industri ini.
"Dengan mendayagunakan keahlian kami di bidang energi dan kimia, kami memposisikan ESSA di garis depan revolusi penerbangan ramah lingkungan dengan menargetkan untuk menjadi salah satu pabrik bersertifikasi ISCC CORSIA pertama di Indonesia”, tutur Presiden Direktur dan CEO ESSA, Kanishk Laroya seperti dikutip dari keterangan resmi, Senin (23/12/2024).
Operasi Komersial
ESM akan menjadi fasilitas manufaktur greenfield berteknologi termutakhir yang akan didirikan di Jawa Tengah dengan kapasitas produksi ±150.000 MT per tahun.
Operasi komersial diharapkan dimulai di antara kuartal IV 2027 dan kuartal I 2028. Dengan rekam jejak inovasi dan komitmen terhadap keberlanjutan, ESSA terus mendorong perubahan positif dan transformasi sektor energi dan manufaktur di Indonesia.
Pada perdagangan Senin, 23 Desember 2024 pukul 13.39 WIB, harga saham ESSA melonjak 3,68 persen ke posisi Rp 845 per saham. Harga saham ESSA dibuka stagnan di posisi Rp 815 per saham. Harga saham ESSA berada di level tertinggi Rp 850 dan level terendah Rp 810 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.966 kali dengan volume perdagangan 183.995 saham. Nilai transaksi Rp 15,3 miliar.
Advertisement
