Liputan6.com, Jakarta - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengaku, tetap mendahulukan negosiasi dalam pembebasan Pilot Susi Air Captain Philips M telah disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) sejak Febuari 2023 lalu.
"Ya kan kita sudah sampaikan kepada pemerintah daerah melalui Pangdam Cendrawasih dan Pangkogabwilhan III, ya kita tetap mendahulukan tokoh agama, tokoh masyarakat untuk melaksanakan negosiasi," kata Yudo Margono kepada wartawan di Lapangan Bhayangkara Polri, Jakarta Selatan, Jumat (30/6/2023).
Baca Juga
Meski adanya tenggat waktu yang diberikan oleh KKB Pimpinan Egianus Kogoya, Yudo tetap tidak ingin adanya kekerasan senjata yang akan berdampak kepada masyarakat.
Advertisement
"Ya kita tidak mau berhadap dengan tadi, kekerasan senjata karena nanti dampaknya pasti pada masyarakat. Sehingga kita tempuh jalan tokoh agama dan tokoh masyarakat yang untuk melaksanakan negosiasi," ujarnya.
Selain itu, Yudo mengaku tidak adanya tenggat waktu dalam melakukan negosiasi dengan KKB dalam membebaskan Pilot asal Selandia Baru tersebut.
Oleh karena itu, eks Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) ini memerintahkan Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) III serta Panglima Komando (Pangdam) Cendrawasih.
"Ya tenggat waktunya enggak bisa tentukan, yang jelas saya sampaikan kepada Pak Pangkogabwilhan III maupun Pak Pangdam untuk terus melaksanakan negosiasi, mendahulukan para tokoh agama, tokoh masyarakat yang saat ini dijalankan oleh Pak PJ Bupati Nduga, ya kita tunggu saja," pungkasnya.
Siapkan Uang Jaminan
Pemerintah Daerah (Pemda) Papua telah menyiapkan uang tebusan untuk Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Pimpinan Egianus Kogoya. Hal ini sebagai bentuk upaya menyelamatkan Pilot Susi Air yang sejak Febuari 2023, menjadi korban penyanderaan.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo mengatakan, uang tebusan atau jaminan itu bukan disediakan oleh pihaknya melainkan oleh pemda setempat.
"Sebenarnya bukan Polda yang akan memberikan uang jaminan itu, bukan uangnya Polda ya. Jadi intinya Pemerintah Daerah itu akan menyiapkan uang tebusan kepada kelompoknya Egi kalau mau melepaskan pilot," kata Benny saat dihubungi merdeka.com, Jumat (30/6).
Namun, ia tak membeberkan secara rinci terkait nominal uang yang sudah disediakan oleh Pemda setempat untuk diberikan kepada KKB tersebut.
"Nah itu dulu kan sampai sekarang ini Egi enggak pernah membuka ruang komunikasi lagi terkait dengan itu, itu permasalahannya. Makanya ini kami mengajak keluarganya Eggy, tokoh-tokoh masyarakat bahkan tokoh agama, sudah mencoba juga, ternyata susah untuk bisa," ungkapnya.
Benny menegaskan, KKB pimpinan Egianus ini lah yang disebutnya tidak mau membuka ruang komunikasi. Sehingga, dirinya belum bisa memastikan kapan hal itu bakal dilakukan.
"Jadi memang kelompok Egi-nya ini, Egi-nya sendiri yang tidak pernah mau membuka ruang komunikasi. Bukannya komunikasi begini (telepon) enggak, paham toh," tegasnya.
Advertisement
KKB Ancam Tembak Pilot Susi Air 1 Juli
Lalu, terkait dengan ancaman KKB yang akan menembak Captain Philips M pada 1 Juli 2023 besok. Akan tetapi, ancaman itu diyakini oleh Benny tidak mungkin akan terjadi.
Terlebih, KKB hanya memiliki Pilot Susi ini yang menjadi sanderanya. Sehingga, diyakini Egianus tidak akan melakukan penembakan terhadap Captain Philips.
"Memang disebutkan dalam jenjang waktu dua bulan, ancamannya Eggy itu kan menembak mati gitu. Tapi dia, Eggy ini juga manusia lah, enggak sekejam itu, itu kan ancaman saja. Moga-moga sih jangan sampai dia melakukan tindakan itu, kalau dia lakukan itu kan tidak ada lagi sanderanya dia," jelasnya.
"Nah langkah-langkah strategis lainnya kita sudah siapkan, namun saya tidak akan beberkan karena itu rahasia dari kegiatan operasi." pungkasnya.
Reporter: Nur Habibie/Merdeka.com