Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi Jakarta hari ini , Kamis (13/7/2023) akan berawan. Cuaca tersebut berlaku di semua wilayah DKI Jakarta.
Cuaca Jakarta tersebut terjadi selama seharian. Yakni sejak pukul 07.00 WIB hingga Jumat dinihari hari pukul 01.00 WIB.
Baca Juga
Berikut prakiraan cuaca dari BMKG yang akan menyelimuti wilayah DKI Jakarta:
Advertisement
Pagi hari (07.00 - 13.00 WIB):
- Jakarta Pusat: cerah berawan
- Jakarta Utara: cerah berawan
- Jakarta Selatan: cerah berawan
- Jakarta Barat: cerah berawan
- Jakarta Timur: cerah berawan
- Kepulauan Seribu: cerah berawan
Siang hari (13.00 - 19.00 WIB):
- Jakarta Pusat: cerah berawan
- Jakarta Utara: cerah berawan
- Jakarta Selatan: berawan
- Jakarta Barat: berawan
- Jakarta Timur: berawan
- Kepulauan Seribu: cerah berawan
Malam hari (19.00 - 01.00 WIB):
- Jakarta Pusat: cerah berawan
- Jakarta Utara: cerah berawan
- Jakarta Selatan: berawan
- Jakarta Barat: berawan
- Jakarta Timur: cerah berawan
- Kepulauan Seribu: berawan
Dini hari (01.00 - 07.00 WIB):
- Jakarta Pusat: cerah berawan
- Jakarta Utara: cerah berawan
- Jakarta Selatan: cerah berawan
- Jakarta Barat: cerah berawan
- Jakarta Timur: cerah berawan
- Kepulauan Seribu: berawan
- Suhu udara: 25 - 33°C- Kelembapan udara: 65 - 90%- Angin: Timur Laut - Selatan, 05 - 20 km/jam
Ancaman Bencana Kelaparan Akibat Perubahan Iklim
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengingatkan perubahan iklim dapat mengancam ketahanan pangan.
"Organisasi pangan dunia FAO bahkan memprediksi tahun 2050 mendatang, dunia akan menghadapi potensi bencana kelaparan akibat perubahan iklim, sebagai konsekuensi dari menurunnya hasil panen dan gagal panen," ujar Dwikorita di Jakarta, Selasa (11/7/2023), yang dilansir dari Antara.
Oleh karena itu, ia mengatakan aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim perlu dilakukan dengan menekankan di tiga aspek, yaitu ekonomi, sosial, dan ekosistem atau bentang alam.
"Langkah-langkah strategis harus dilakukan guna mencegah risiko yang lebih fatal," katanya dalam acara Blended Training of Trainers on Climate Field School for Colombo Plan Member Countries, Senin.
Dwikorita memaparkan seluruh negara di dunia saat ini mengalami dampak perubahan iklim dengan tingkat yang berbeda-beda, seperti cuaca ekstrem, bencana alam, penurunan keanekaragaman hayati, krisis air, dan lain sebagainya. Karenanya, perlu tindakan konkret seluruh negara untuk menekan laju perubahan iklim ini.
Berdasarkan laporan yang dirilis World Meteorological Organization (WMO) atau Organisasi Meteorologi Dunia, kata Dwikorita, disebutkan bahwa tahun 2022 menempati peringkat keenam tahun terpanas dunia.
Periode 2015-2022 menjadi delapan tahun terpanas dalam catatan WMO. Pada awal Desember 2020 juga menempatkan tahun 2016 sebagai tahun terpanas (peringkat pertama), dengan tahun 2020 sedang on-the-track menuju salah satu dari tiga tahun terpanas yang pernah dicatat.
Sementara itu, di Indonesia berdasarkan pengamatan yang dilakukan BMKG dari 91 stasiun BMKG menunjukkan suhu permukaan rata-rata pada tahun 2022 lebih tinggi 0,9 derajat Celcius dibandingkan tahun 1981-2010, menandakan fenomena peningkatan suhu juga terjadi secara lokal dan global.
Advertisement