Liputan6.com, Jakarta - Seniman Alat Musik Tradisional Karinding yang juga Budayawan Sunda Iman Rahman Angga Kusumah atau biasa dipanggil Kang Kimung mengaku bangga dengan pemecahan rekor dunia (Guinness World Records) pergelaran angklung yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Sabtu, 5 Agustus 2023.
Pagelaran angklung yang diinisiasi oleh Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan Organisasi Aksi Solidaritas Era Kaninet Indonesia Maju (OASE KIM) dengan Koordinator Penyelenggara Ny. Tri Tito Karnavian ini, mampu menghadirkan 15.110 yang secara serentak memainkan angklung.
Kang Kimung berharap pemecahan rekor itu dapat membuah angkulng semakin banyak diketahui orang dan mendunia.
Advertisement
"Bahasa Sundanya bikin waas. Ini menjadi refleksi bahwa angklung semakin diterima di berbagai kalangan masyarakat, yang lebih penting lagi dia sudah memiliki akses ke sensasi emosional kepemilikan banyak kalangan di masyarakat Indonesia," ujar Kang Kimung saat dihubungi, Kamis (10/8/2023).
Dia meyakini, mereka yang hadir dalam pemecahan rekor dunia pasti datang dari berbagai kalangan, bukan hanya musisi, bukan hanya pegiat musik tradisional, tapi juga dari masyarakat umum dari berbagai profesi, seperti layaknya identitas Bangsa Indonesia yang penuh dengan keragaman.
"Itu menunjukkan bagaimana angklung bisa mempersatukan Bangsa Indonesia. Angklung semakin dimiliki secara personal, secara sentimental oleh berbagai kalangan masyarakat di Indonesia. Angklung juga secara sosiologis, politis, ideologis, sosial, budaya, semakin memunjukkan tempat yang kuat di kalangan masyarakat Indonesia," urainya.
Secara ekonomi,Angklung dinilai mampu menambah tenaga kerja di bidang kesenian dan mendorong para pegiat angklung, pembuat angklung, musisi angklung dan bahkan mungkin seniman tradisional secara umum untuk semakin sejahtera.
"Yang juga lebih penting adalah bagaimana angklung ini bisa menginspirasi kesenian tradisional lain. Pemecahan rekor dunia itu juga menjadi refleksi berhasilnya regenerasi kebudayaan tradisional yang ada di lingkaran angklung," paparnya.
Jadikan Angklung Mendunia
Kimung yang juga bersama almarhum Kang Eben mendirikan band heavy metal asal Bandung Burgerkill, menganggap ada satu hal yang menjadi pekerjaan rumah bagi para seniman angklung, yaitu bagaimana ia benar-benar bisa hadir secara populer dan reguler dalam sisi-sisi kehidupan keseharian masyarakat Indonesia, terutama anak muda.
"Kita juga harus melihat angklung sebagai produk musik, posisi angklung di industri musik harus bisa mendapatkan posisi yang kuat di ranah industri musik populer Indonesia, itu tentu saja butuh strategi kebudayaan yang jauh populer, kemudian juga melibatkan berbagai kalangan di industri musik Indonesia dengan visi dan cara berfikir yang sustainable," imbuhnya.
Kang Kimung menginginkan agar angklung mendunia dan turut menjadi identitas bangsa yang mampu di banggakan di dunia internasional.
"bagaimana jadi tren di musik anak muda, namun angklung bisa hadir si ranah musik Korea, Amerika, atau ranah musik populer yang sehari-hari didengarkan banyak orang dan bagaimana angklung bisa hadir dalam keseharian anak muda. Itu pekerjaan rumah yang sampai sekarang belum kedengaran produk-produk musik yang menghadirkan angklung di dalam kemasannya," Kimung menandaskan.
Advertisement