Pembangunan Kampus II Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jokowi Prediksi Habiskan Rp200 Miliar

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memulai pembangunan Kampus II Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jawa Tengah, yang ditandai dengan pelatakan batu pertama atau groundbreaking, Rabu (3/1/2024).

oleh Lizsa Egeham diperbarui 03 Jan 2024, 10:00 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2024, 10:00 WIB
Jokowi.
Presiden Joko Widodo saat meninjau langsung proyek pembangunan Hotel Nusantara di Ibu Kota Nusantara (IKN), Rabu (20/12/2023). (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi memulai pembangunan Kampus II Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jawa Tengah, yang ditandai dengan pelatakan batu pertama atau groundbreaking, Rabu (3/1/2024).

Jokowi mengatakan universitas ini memiliki 17.000 mahasiswa dan 11 fakultas.

Dia mendapat laporan bahwa ruang kuliah di Universitas Muhammadiyah Purwokerto masih kurang. Untuk itu, kata Jokowi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan membagun gedung baru dengan 14 lantai.

"Tadi Pak Rektor menyampaikan mahasiswanya sudah berjumlah 17.000 mahasiswa, fakultasnya ada 11 fakultas. Bisik- bisik memang ruang kuliahnya kurang, sehingga perlu dibangun gedung baru yang lantainya 14 lantai. Ini menjadi tertinggi mungkin di Purwokerto," kata Jokowi sebagaimana disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (3/1/2024).

Menurut dia, pembangunan Kampus II Universitas Muhammadiyah Purwokerto akan menghabiskan anggaran sebesar Rp200 miliar.

Jokowi pun menilai gedung baru Universitas Muhammadiyah Purwokerto ini memiliki desain yang bagus.

"Tadi juga Pak Rektor bisik-bisik habisnya kurang lebih Rp200 miliar. Ini bener-bener sudah dihitung Rp200 miliar, bener ndak? Kalau bener Rp200 miliar biar dibangun PU," ujarnya.

"Tapi jangan Rp200 (miliar) nanti dihitung Pak Menteri (PUPR), jadi Rp400 (miliar), waduh double nanti. Kalau Rp200 miliar nanti biar dikerjakan Pak Menteri PU. Saya liat tadi desainnya juga sangat bagus," sambung Jokowi.

Dia menyampaikan bahwa Indonesia akan menghadapi bonus demografi pada tahun 2030, dimana jumlah penduduk akan didominasi usia produktif.

 

Kesempatan Emas

Jokowi menuturkan ini akan menjadi kesempatan emas bagi Indonesia untuk melompat menjadi negara maju.

"Dalam peradaban sebuah negara itu hanya sekali akan kita peroleh (bonus demografi). Dan biasanya sebuah negara kalau dapat bonus demografi itu bisa melompatkan negara itu menjadi negara maju atau tidak. diberikan kesempatan untuk melompat jadi negara maju atau tidak," tutur Jokowi.

Jokowi menyebut pembangunan sumber daya manusia (SDM) menjadi kunci agar Indonesia bisa melompat menjadi negara maju.

Oleh sebab itu, dia menekankan pentingnya penyiapan talenta masa depan agar kesempatan menjadi negara maju tak hilang begitu saja.

"Yang namanya future talent, kebutuhan talent mana yang harus kita butuhkan. Sehingga kesempatan itu (tidak) hilang begitu saja. Kalau sudah hilang, nyari opportunity seperti itu sudah sangat sulit," ucapnya.

 

Bawa Indonesia Sebagai Negara Maju

Dia juga mengingatkan masyarakat soal pentingnya kepemimpinan nasional di tahun 2024, 2029, dan 2034. Jokowi menuturkan pimpinan nasional harus memiliki visi bagaimana membawa Indonesia menjadi negara maju.

"Di situ kunci menentukan negara ini bisa jadi negara maju atau tidak. Pimpinan nasional itu tahu membawa negara ini maju ke arah apa dia harus mengerti. Sehingga saya sampaikan berhati-hati. Kita semuanya harus hati-hati karena ini kesempatan yang diberikan sekali dalam peradaban sebuah negara," pungkas dia.

"Gerbangnya sudah kelihatan. Tinggal buka dan ngisinya. Kalau buka dan ngisinya benar, tepat, itulah negara maju Indonesia yang kita impi-impikan akan bisa kita capai," imbuh Jokowi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya