Cerita Pedagang, Harga Beras Mulai Turun di Sejumlah Pasar Jakarta

Harga beras di beberapa wilayah Jakarta mengalami penurunan sebesar Rp1.000 sampai Rp2.000 jelang bulan Ramadan, salah satunya di Pasar Jaya Menteng Pulo, Jakarta Selatan.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 03 Mar 2024, 20:32 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2024, 20:32 WIB
Harga beras di beberapa wilayah Jakarta mengalami penurunan sebesar Rp1.000 sampai Rp2.000 jelang bulan Ramadan, salah satunya di Pasar Jaya Menteng Pulo, Jakarta Selatan.
Harga beras di beberapa wilayah Jakarta mengalami penurunan sebesar Rp1.000 sampai Rp2.000 jelang bulan Ramadan, salah satunya di Pasar Jaya Menteng Pulo, Jakarta Selatan. (Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Harga beras di beberapa wilayah Jakarta mengalami penurunan sebesar Rp1.000 sampai Rp2.000 jelang bulan Ramadan. Ketersediaan beras untuk kebutuhan masyarakat juga tak akan terganggu menghadapi bulan puasa ke depan.

Hal tersebut dipastikan saat melakukan inspeksi ke Pasar Jaya yakni Toko Muara Sembako yang berlokasi di Pasar Minggu, Minggu (3/3/2024). Di sana terdapat beras yang dijual dengan harga eceran Rp13.000.

Harga itu turun sebesar Rp2.000 dibandingkan harga eceran rata-rata nasional yang sempat naik hingga Rp15.157 seperti yang diutarakan oleh Badan Pusat Statistik saat konferensi pers pada awal bulan ini.

Kemudian penurunan harga juga terjadi di Pasar Jaya Menteng Pulo, Jakarta Selatan. Di Toko Beras Ipung, beras lokal kategori paling bawah menjadi Rp15.000.

"Turun sekitar seribu rupiah, dari harga kemarin sempat naik Rp16.000 per kilo," kata Ipung, pemilik toko beras tersebut mellaui keterangan tertulis, Minggu (3/3/2024)

Dia mengatakan, untuk beras lokal kualitas disebutkan oleh pria berusia 52 tahun tersebut masih stabil pada angka Rp950 ribu per 50 kilogram.

"Beras lokal kualitas premium paling tinggi itu masih di harga Rp19.000 per kilo ya, belum turun," jelas Ipung.

Saat ini, pemerintah terus menekan harga beras yang sempat melonjak tinggi pada bulan lalu. Salah satu upaya yang dilakukan adalah pembagian bantuan sosial (bansos) berupa 10 kilogram beras, minyak, dan sebagainya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) membongkar modus atau siasat pedagang di pasar yang membuat harga melonjak mahal belakangan ini.

Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah menyebut harga beras memang tak akan naik drastis jika stok mencukupi. Ia mengatakan pasokan beras tersebut bisa dipenuhi dari yang tersimpan di petani, gudang Perum Bulog, milik swasta, hingga cadangan beras pemerintah (CBP).

"Namun, dalam mekanisme pembentukan harga di pasar oleh pedagang biasanya juga ada efek psikologis, seperti keraguan lancarnya pasokan akibat produksi beras menurun," kata Habibullah dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Jumat 1 Maret 2024.

 

Jaga Harga Beras Tak Naik Lagi, Satgas Pangan Polri Perlu Diperkuat?

Kenaikan Harga Beras di Pasar Cibubur
Pedagang memeriksa kondisi beras di pasar Cibubur, Jakarta, Senin (19/2/2024). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Sebelumnya, masyarakat tengah dikeluhkan mahalnya harga beras. Penyebab mahalnya harga beras di pasaran ini dikarenakan dampak dari El Nino yang terjadi selama 2023.

Meski demikian, Presiden Jokowi mengklaim harga beras dalam dua hari terakhir sudah berangsur turun. Stok beras di pasar mulai melimpah.

Untuk menjaga momentum penurunan harga beras ini, Anggota Komisi IV DPR RI Firman Subagyo menilai perlu penguatan peran dari Satgas Pangan Polri.

Berdasarkan data Bulog, saat ini harga mulai stabil dan normal kembali karena pasokan beras di Pasar Induk Johar Karawang mulai masuk dari Jawa Tengah yang mulai panen raya.

Anggota Komisi IV DPR RI Firman Subagyo mengatakan, Satgas Pangan sangat dibutuhkan dalam menjaga dalam melakukan pengawasan komoditas pangan, sehingga tercipta stabilitas harga.

"Pengawasan terhadap pangan, seperti distribusi pangan itu harus diawasi oleh negara. Di situ peran satgas pangan. Sekarang ini sudah masuk masa panen, saya minta kepada pemerintah harus ketat mengawasi. Satgas sangat dubutuhkan," katanya, Sabtu 2 Maret 2024.

 

Waspada Beras Impor

Ilustrasi harga beras di pasaran yang terus naik (Istimewa)
Ilustrasi harga beras di pasaran yang terus naik (Istimewa)

Satgas Pangan juga perlu memiliki kewenangan mendapat dukungan dari pemerintah dalam melakukan operasi atau penelusuran terhadap pihak-pihak yang memanfaatkan komoditas pangan strategis untuk kepentingan tertentu.

Firman menambahkan, masuknya beras impor yang bersamaan dengan panen raya juga perlu dikelola dengan baik sehingga distribusi harus diprioritaskan pada daerah yang belum mengalami panen raya.

"Jangan sampai beras beras impor didistribusikan di wilayah wilayah yang memang basis produk pertanian. Jadi harus mengendalikan distribusi impor kepada masyarakat, karena ini masuk masa panen," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengimbau masyarakat tak perlu khawatir akan kenaikan harga beras dan stok beras.

Menurutnya saat ini harga mulai stabil dan normal kembali karena pasokan beras di Pasar Induk Johar Karawang mulai masuk dari Jawa Tengah yang mulai panen raya.

"Masyarakat tak perlu khawatir kini harga mulai normal dan stabil. Harga beras premium yang kemarin sempat tembus Rp17 ribuan saat ini bertahap mulai turun dan kembali ke harga di kisaran Rp14 ribuan. Begitu juga beras medium harga mulai stabil," kata Bayu.

Kini, kata Bayu pasokan beras mendekati normal menjelang Ramadhan dan Idul Fitri sehingga masyarakat tak perlu risau. Kebutuhan beras Indonesia pada 2024 mencapai 31,2 juta ton, dan sudah terpenuhi hingga Juni mendatang.

"Untuk enam bulan ke depan stok sudah aman. Kebutuhan setiap tahun memang kita lakukan per enam bulan," jelas Bayu.

Infografis Pergerakan Harga Beras 15-22 Februari 2024 Versi Bapanas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Pergerakan Harga Beras 15-22 Februari 2024 Versi Bapanas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya