TNI Perketat Wilayah Timur, Panglima Sebut Ada Ancaman Penyelundupan Senjata ke Papua

Dia menjelaskan beberapa kasus penyelundupan senjata lintas negara pernah terjadi di Indonesia. Sebagian besar, senjata-senjata ilegal itu didatangkan dari Filipina.

oleh Muhammad Ali diperbarui 07 Agu 2024, 07:17 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2024, 07:17 WIB
Ilustrasi Kapal TNI AL
Ilustrasi Kapal TNI AL. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali mengungkap alasan wilayah utara Indonesia Timur menjadi fokus Latihan Armada Jaya 2024 karena ada ancaman penyelundupan senjata ke Papua sehingga perlu diwaspadai oleh TNI AL.

Latihan Armada Jaya Ke-42 Tahun Anggaran 2024 merupakan latihan puncak TNI Angkatan Laut yang mengangkat dua wilayah sebagai sorotan (trouble spot), yaitu wilayah utara Indonesia Barat dan wilayah utara Indonesia Timur.

“(Wilayah) timur yang paling penting sebenarnya masalah Papua itu ya. Itu kami utamakan, jangan sampai ada masuknya selundupan senjata ke Papua. Itu yang kami perketat sekarang, dari laut terutama,” kata Panglima TNI Laksamana Ali saat ditemui pada sela-sela kegiatannya di Wisma Elang Laut, Jakarta, Selasa.

Dia menjelaskan beberapa kasus penyelundupan senjata lintas negara pernah terjadi di Indonesia. Sebagian besar, senjata-senjata ilegal itu didatangkan dari Filipina.

“Ada pengalaman dari Filipina, senjatanya masuk, tetapi sudah berhasil kami cegah,” sambung Laksamana Ali dikutip dari Antara.

Dia menyebut dalam salah satu kasus, TNI AL berhasil menggagalkan penyelundupan senjata yang masuk dari luar negeri ke Nabire, Papua Tengah.

Terkait jenis senjata yang rawan diselundupkan itu, Ali menyebut mayoritas senjata-senjata ringan.

Di lokasi berbeda, Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) RI Laksamana Madya TNI Denih Hendrata saat jumpa pers di Markas Komando Koarmada RI, Jakarta, Selasa, menjelaskan wilayah utara Indonesia Timur menjadi salah satu trouble spot Latihan Armada Jaya tahun ini karena mempertimbangkan kasus-kasus penyelundupan senjata dari Filipina ke Papua.

“Kapal-kapal perang kita atau jajaran (kapal) di armada masing-masing mewaspadai semua kemungkinan yang mengarah kepada penguatan OPM di Papua,” kata Laksdya Denih Hendrata.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Penyelundupan Senjata Sistem Lompat Katak

Dia menjelaskan penyelundupan senjata itu sering kali menggunakan modus operandi loncat katak — istilah yang merujuk pada aktivitas jual beli dengan sistem terputus.

“Munculnya, itu misalnya ada di Selat Malaka, dia kirim ke Batam, loncat ke mana. Itu modus, karena kalau misalnya langsung bisa ketahuan. Nah, kalau misalnya loncat katak itu bisa dipecah, dipecah dengan jumlah senjatanya atau amunisinya,” kata Pangkoarmada RI yang juga menjabat sebagai Pemimpin Umum Latihan Armada Jaya Ke-42 Tahun Anggaran 2024.

Di lokasi yang sama, Pangkoarmada RI lanjut menjelaskan alasan wilayah utara Indonesia Barat yang juga menjadi salah satu trouble spot Latihan Armada Jaya tahun ini.

“Kami (fokusnya) menegakkan kedaulatan, juga hukum, menguji doktrin yang sebetulnya lebih kepada bagaimana menguji doktrin, aturan, menyesuaikan dengan peperangan modern saat ini,” kata Denih Hendrata.


Latihan Armada

Latihan Armada Jaya Ke-42 yang dibuka Senin (5/8) oleh Pangkoarmada RI di Surabaya, Jawa Timur, digelar pada 5–15 Agustus 2024 secara serentak di markas-markas TNI AL, dan diikuti jajaran pimpinan serta komandan TNI Angkatan Laut. Dalam latihan puncak TNI Angkatan Laut tahun ini, latihan menggunakan format gladi posko, dan tidak dilanjutkan dengan manuver lapangan (manlap).

Dalam waktu 10 hari, para peserta latihan mengikuti rangkaian gladi posko, yang materi utamanya proses pengambilan keputusan militer (PPKM), kemudian diikuti dengan uji rencana operasi dengan simulasi taktik/tactical floor game (TFG).

Beberapa operasi militer yang direncanakan dalam Latihan Armada Jaya Ke-42 mencakup operasi laut gabungan, operasi amfibi, operasi pendaratan administrasi, dan operasi pertahanan pantai.

Dalam latihan itu, Komando Armada I bertugas sebagai Komando Tugas Gabungan Pertahanan Pantai, yang dipimpin oleh Pangkoarmada I Laksamana Muda TNI Yoos Suryono Hadi sebagai Panglima Komando Tugas Gabungan Pertahanan Pantai.

Sementara itu, Komando Armada II TNI AL bertugas sebagai Komando Tugas Gabungan Amfibi yang dipimpin oleh Pangkoarmada II Laksamana Muda TNI Ariantyo Condrowibowo sebagai Panglima Komando Tugas Gabungan Amfibi.

Infografis Kilas Balik Pemisahan Polri-TNI hingga Lahirnya UU Polri
Infografis Kilas Balik Pemisahan Polri-TNI hingga Lahirnya UU Polri (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya