Jokowi Sebut Prabowo Akan Mulai Hilirisasi Pertanian hingga Kelautan

Jokowi ingin keberadaan smelter tersebut akan membuat Indonesia tak lagi ekspor bahan mentah. Dia menegaskan Indonesia harus dapat mengolah sumber daya alam secara mandiri.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 24 Sep 2024, 13:47 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2024, 13:47 WIB
Jokowi bersama Prabowo dan Sejumlah Menteri Kabinet di IKN
Presiden Jokowi dan Wapres Ma'ruf Amin bersama sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju, termasuk Prabowo Subianto di kawasan IKN, Kalimantan Timur, Senin (12/8/2024). Momen ini terjadi sesaat menjelang rapat kabinet perdana di IKN. (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut Presiden terpilih, Prabowo Subianto akan melanjutkan hilirisasi di sektor pertanian, perkebunan, dan kelautan. Menurut dia, hal ini akan meningkatkan nilai tambah untuk Indonesia.

"Saya sudah diskusi panjang dengan presiden terpilih prabowo yang nanti beliau akan juga mulai hilirisasi di sektor pertanian, perkebunan dan kelautan," kata Jokowi kepada wartawan di meresmikan injeksi bauksit perdana Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) PT Borneo Alumina Indonesia di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Selasa (24/9/2024).

"Artinya, sektor pangan juga akan masuk ke hilirisasi dan itu sekali lagi, nilai tambah akan muncul di dalam negeri," sambungnya.

Dia mengatakan saat ini Indonesia telah memiliki dua smelter tembaga yakni, PT Amman Mineral di Sumbawa dan PT Freeport Indonesia di Gresik. Selain itu, ada smelter bauksit di Kabupaten Mempawah.

Jokowi ingin keberadaan smelter tersebut akan membuat Indonesia tak lagi ekspor bahan mentah. Dia menegaskan Indonesia harus dapat mengolah sumber daya alam secara mandiri.

"Kita harapkan, kita tidak eskpor bahan mentah lagi. Semuanya diolah di dalamn negeri. Nilai tambah di dalam negeri. Kesempatan kerja di dalam negeri dan tidak berhenti di minerba saja," tutur Jokowi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Resmikan Smelter Bauksit

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan injeksi bauksit perdana Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) PT Borneo Alumina Indonesia di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Selasa (24/9/2024). Pembangunan smelter ini merupakan kerjasama antara PT Inalum dan PT Antam.

"Pembangunan smelter PT Borneo Alumina Indonesia ini yang merupakan kerjasama antara PT Inalum dan PT Antam hari ini kita lihat betul-betul telah kejadian dan selesai untuk fase pertamanya," kata Jokowi saat peresmian sebagaimana disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (24/9/2024).

Dia mengatakan pembangunan smelter ini merupakan usaha pemerintah untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara industri. Jokowi ingin Indonesia bisa mandiri dalam mengolah sumber daya alam (SDA).

"Tidak lagi mengekspor bahan-bahan mentah. Stop mengekspor bahan-bahan mentah," ujarnya.


Nilai Tambah

Jokowi menuturkan Indonesia akan mendapat nilai tambah yang besar apabila mengolah SDA secara mandiri. Dia mencotohkan nilai tambah untuk Indonesia meningkat hampir Rp600 triliun, usai pemerintah melarang ekspor nikel.

"Saya berikan contoh untuk nikel, nikel sebelum tahun 2020 kira-kira ekspor kita mentahan itu 1,4 sampai 2 triliun US Dollar, artinya kurang lebih 20an triliun. Begitu kita stop tahun kemarin, 34,8 billion US Dollar, artinya hampir Rp600 triliun nilai tambah menjadi kita miliki sendiri," jelas Jokowi.

Dia menuturkan kebutuhan aluminium di dalam negeri saat ini 1,2 juta ton, sebanyak 56 persennnya diimpor. Padahal, kata Jokowi, Indonesia memiliki bahan baku mentah untuk aluminium.

Jokowi meyakini smelter bauksit ini dapat menghentikan kebutuhan impor 56 persen aluminium. Dengan begitu, Indonesia tak kehilangan devisa karena impor aluminium.

"Setelah ini selesai berproduksi impor yang 56 persen ini bisa kita stop enggak impor lagi. Kita produksi sendiri di dalam negeri dan kita tidak kehilangan devisa karena dari sini kita harus keluar devisa kira-kira 3,5 billion US Dollar setiap tahunnya, angka yang besar sekali 50 triliun lebih devisa kita hilang gara-gara kita impor aluminium," tutur Jokowi.

Infografis Pertemuan Prabowo dengan Megawati, SBY dan Jokowi. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Pertemuan Prabowo dengan Megawati, SBY dan Jokowi. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya