Cuaca Indonesia Hari Ini Selasa 5 November 2024: Sejumlah Wilayah Diprediksi Turun Hujan Malam Nanti

Langit pagi di wilayah Indonesia pada Selasa (5/11/2024) sebagian besar diprediksi berawan, berawan tebal, dan hujan ringan. Seperti itulah prakiraan cuaca Indonesia hari ini.

oleh Hisyam Adyatma diperbarui 05 Nov 2024, 08:00 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2024, 08:00 WIB
Januari-Februari 2015, Puncak Musim Hujan
Cuaca mendung terlihat dari ketinggian Tanah Abang, Jakarta. Foto diambil pada Minggu (4/1/2015). (Liputan6.com/Miftahul Hayat)

Liputan6.com, Jakarta Langit pagi di wilayah Indonesia pada Selasa (5/11/2024) sebagian besar diprediksi berawan, berawan tebal, dan hujan ringan. Seperti itulah prakiraan cuaca Indonesia hari ini.

Kemudian pada siang hari nanti, sebagian wilayah Indonesia diprakirakan BMKG bakal hujan ringan di antaranya Bengkulu, Jakarta Pusat, Tanjung Pinang, Bandar Lampung, dan Medan.

Hujan dengan intensitas sedang diprakirakan turun di wilayah Banda Aceh dan Manado, seperti dilaporkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Selanjutnya, malam hari nanti, cuaca Indonesia sebagian besar diprediksi berawan, berawan tebal, hujan ringan, dan hujan petir. Hujan dengan intensitas ringan diprediksi turun di wilayah Bengkulu, Yogyakarta, Gorontalo, Bandung, Banjarmasin, Samarinda, Pekanbaru, dan Palembang malam hari nanti.

Berikut informasi prakiraan cuaca Indonesia selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.id:

 Kota  Pagi  Siang  Malam
 Banda Aceh  Berawan Tebal  Hujan Sedang  Berawan Tebal
 Denpasar  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Serang  Berawan Tebal  Berawan Tebal  Berawan Tebal
 Bengkulu  Hujan Ringan  Hujan Ringan  Hujan Ringan
 Yogyakarta   Berawan  Cerah Berawan  Hujan Ringan 
 Jakarta Pusat   Berawan Tebal  Hujan Ringan  Berawan Tebal 
 Gorontalo   Hujan Ringan  Berawan  Hujan Ringan
 Jambi   Hujan Ringan  Berawan Tebal  Hujan Petir
 Bandung   Berawan Tebal  Hujan Petir  Hujan Ringan
 Semarang   Berawan Tebal  Cerah Berawan  Berawan Tebal
 Surabaya   Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Pontianak   Berawan  Berawan Tebal  Berawan Tebal
 Banjarmasin   Berawan  Cerah Berawan  Hujan Ringan
 Palangkaraya  Berawan Tebal  Berawan Tebal   Hujan Petir
 Samarinda  Berawan Tebal  Berawan Tebal  Hujan Ringan
 Tarakan   Berawan  Berawan  Berawan
 Pangkal Pinang  Hujan Ringan  Berawan Tebal  Hujan Petir
 Tanjung Pinang   Hujan Ringan  Hujan Ringan  Berawan Tebal
 Bandar Lampung  Berawan Tebal  Hujan Ringan  Berawan Tebal
 Ambon   Berawan  Berawan  Berawan
 Ternate   Berawan  Berawan  Berawan
 Mataram   Kabut  Cerah Berawan  Berawan
 Kupang   Berawan  Berawan  Berawan
 Kota Jayapura  Berawan  Berawan  Berawan
 Manokwari   Hujan Petir  Berawan Tebal  Cerah Berawan
 Pekanbaru   Berawan Tebal  Berawan Tebal  Hujan Ringan
 Mamuju   Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Makassar   Cerah  Cerah  Cerah
 Kendari   Berawan Tebal  Cerah Berawan  Berawan
 Manado    Berawan Tebal  Hujan Sedang  Berawan Tebal 
 Padang   Berawan Tebal  Berawan Tebal  Berawan Tebal
 Palembang  Hujan Ringan  Cerah Berawan   Hujan Ringan
 Medan   Kabut  Hujan Ringan  Hujan Sedang
 

BMKG Lampung: Fenomena La Nina Tingkatkan Curah Hujan, Waspada Banjir dan Tanah Longsor

Ilsutrasi banjir
Ilustrasi hujan lebat dan ringan yang dikeluarkan oleh BMKG Gorontalo (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas I Radin Intan II Lampung memprediksi peningkatan curah hujan sepanjang Oktober hingga November 2024. Kondisi ini diperkirakan akan memicu potensi bencana hidrometeorologi, terutama di daerah-daerah rawan.

Kasi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Radin Intan II, Rudi Harianto, menjelaskan bahwa fenomena La Nina menjadi penyebab utama peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia, termasuk Lampung.

"La Nina memperkuat angin pasat timur yang membawa uap air lebih banyak dari Samudra Pasifik ke Indonesia. Akibatnya, peluang hujan di wilayah Lampung meningkat sekitar 10-20 persen, sehingga musim hujan akan lebih basah dari biasanya," kata Rudi kepada wartawan, Selasa (15/10/2024).

Rudi juga mengingatkan bahwa peningkatan curah hujan tersebut berpotensi memicu bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor, terutama di wilayah-wilayah rawan di Lampung.

Berdasarkan data BMKG Lampung, bencana banjir tercatat sebagai ancaman paling sering terjadi pada Oktober-November dalam 20 tahun terakhir (2003-2023). Dampak dari bencana ini meliputi banyaknya rumah terendam serta tingginya jumlah pengungsi.

"Selain banjir, bencana seperti tanah longsor dan cuaca ekstrem juga kerap terjadi, meskipun dampaknya tidak sebesar banjir. Kebakaran hutan jarang terjadi pada periode ini karena memasuki musim hujan," ungkapnya.

Menurut data statistik bencana Provinsi Lampung dari 2003 hingga 2024, Kota Bandar Lampung mencatatkan jumlah kerusakan tertinggi, terutama pada fasilitas umum, pendidikan, dan kesehatan. 

Daerah lain yang turut mengalami dampak signifikan adalah Lampung Selatan dan Tanggamus, terutama dalam hal jumlah korban dan kerusakan rumah.

"Wilayah dengan populasi besar cenderung mengalami dampak bencana yang lebih besar, baik dari segi frekuensi kejadian maupun kerusakan yang ditimbulkan," jelas dia.

BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi selama periode hujan ini. Rudi menyarankan, warga yang tinggal di daerah rawan bencana untuk lebih memperhatikan kondisi lingkungan sekitar, seperti memastikan saluran air tidak tersumbat.

"Kami juga mendorong pemerintah daerah untuk melakukan perbaikan infrastruktur, seperti pendalaman dan pelebaran sungai, guna mencegah luapan air saat hujan lebat," tambahnya.

Masyarakat diimbau untuk terus memperbarui informasi terkait bencana melalui platform resmi BMKG, seperti website, aplikasi, atau media sosial.

Cuaca Ekstrem dari Hujan dan Lembap ke Panas dan Kering Bisa Bikin Kulit Lebih Sensitif

Cuaca Panas Melanda DKI Jakarta
Berhubung memasuki pancaroba, panasnya luar biasa. Menurut BMKG, berkisar 24 hingga 32 derajat celcius, dengan kelembaban 70-95 persen. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Cuaca hujan atau kondisi lembap dapat memicu kulit jadi lebih sensitif terhadap perubahan lingkungan. Hal tersebut dikarenakan alasan fisiologis yang kompleks seperti disampaikan dokter spesialis kulit dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) Dr Arini Astasari Widodo, SM, Sp.DVE, FINSDV.

"Selama cuaca hujan atau kondisi lembap lainnya, kulit cenderung menjadi lebih sensitif karena beberapa alasan fisiologis yang kompleks," kata Arini di Jakarta, dilansir Antara, Senin, 15 Juli 2024.

Cuaca di kota seperti Jakarta belakangan ini, kata Arini, dapat digolongkan ekstrem karena perubahannya yang amat cepat. Hal tersebut berdampak signifikan terhadap kesehatan kulit masyarakat.

Kulit rentan mengalami dehidrasi dan sensitivitas tinggi etika cuaca tengah panas dan kering.

Cuaca panas juga memperburuk kondisi kulit seperti eksim dan psoriasis yang dapat mempercepat penuaan dengan garis-garis halus dan kehilangan elastisitas kulit.

Di sisi lain, hujan lebat dan tingkat kelembapan tinggi mendukung pertumbuhan jamur, serta dapat memperburuk jerawat karena produksi minyak berlebih.

Infografis Pencegahan dan Bahaya Mengintai Akibat Cuaca Panas. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Pencegahan dan Bahaya Mengintai Akibat Cuaca Panas. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya