Telusuri Jejak Manusia Purba di Sangiran, Menbud Fadli Zon Tekankan Komitmen Pemerintah Bangun Literasi Sejarah Peradaban Bangsa

Kawasan Sangiran yang merupakan pusat awal sejarah peradaban manusia memiliki urutan geologi yang sangat signifikan dari Pliosen atas hingga akhir Pleistosen Tengah.

oleh Tim News diperbarui 08 Feb 2025, 07:44 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2025, 07:41 WIB
Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon (ketiga dari kiri) (Istimewa)
Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon (ketiga dari kiri) (Istimewa)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Situs Manusia purba Sangiran (Homeland of Java Man) yang terletak di Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah menyimpan sejuta cerita mengenai jejak peradaban manusia di masa awal sejarah yang terlihat dari berbagai bukti arkeologi yang ditemukan di kawasan yang memiliki lima klaster yakni Bukuran, Krikilan, Manyarejo, Ngebung, dan Dayu ini.

Kawasan Sangiran yang merupakan pusat awal sejarah peradaban manusia memiliki urutan geologi yang sangat signifikan dari Pliosen atas hingga akhir Pleistosen Tengah dengan menggambarkan evolusi manusia, fauna, dan budaya dalam 2,4 juta tahun terakhir. Situs ini juga menghasilkan lantai hunian arkeologi penting yang berasal dari Pleistosen Bawah sekitar 1,2 juta tahun yang lalu.

“Berbagai temuan di kawasan ini seperti Sangiran 17 atau S17, yang merupakan temuan Homo erectus terlengkap di Asia Tenggara, serta ratusan temuan Homo erectus lainnya yang berasal dari setidaknya 1,5 juta tahun yang lalu menunjukkan betapa tuanya peradaban manusia di Indonesia. Hal ini menjadi bukti bahwa Indonesia memiliki peran penting dalam evolusi manusia yang merupakan bagian kompleks dalam sejarah peradaban dunia,” ungkap Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon.

Klaster Bukuran yang merupakan situs pertama di antara lima Situs Manusia Purba Sangiran merupakan titik temuan sebagian besar manusia purba jenis Homo erectus. Klaster Bukuran menampilkan fosil-fosil yang bukan hanya berasal dari Sangiran tapi dari berbagai situs paleoantropologi di seluruh dunia. Situs ini juga menampilkan narasi audio visual yg menggambarkan kehidupan flora dan fauna purba serta diorama rekonstruksi 3 tipe Homo erectus, yaitu Arkaik, Tipik, dan Progresif, yang pernah hidup di Jawa.

Klaster Krikilan yang merupakan titik kedua di Situs Manusia Purba Sangiran menampilkan temuan seperti rekonstruksi Homo erectus dari fosil Sangiran 17, tengkorak Homo erectus paling lengkap di Asia, dan juga fosil fauna purba, artefak, dan lapisan tanah tua Sangiran. Di sini juga terdapat diorama yg menampilkan fosil hewan-hewan purba seperti gajah (Mastodon, Stegodon, dan Elephas), kerbau, banteng, rusa, dan kuda sungai.

Selain itu, juga terdapat Museum Lapangan Manyarejo yang menjadi contoh kolaborasi antara pengetahuan ilmiah dan tradisi lokal tentang penggalian dalam mencari jejak purba. Titik ini juga menyimpan berbagai fragmen tulang rusuk dan panggul gajah dan tengkorak banteng yang menunjukkan jejak binatang purba di kawasan ini.

Klaster Ngebung, yang merupakan titik keempat Museum Manusia Purba Sangiran menampilkan berbagai artefak budaya serta fosil binatang, artefak, dari Pleistosen Bawah hingga tengah yang merepresentasikan budaya manusia purba di situs Sangiran. Sementara itu, berbeda dengan keempat klaster lainnya, Museum Dayu yang merupakan titik kelima dari kawasan Situs Manusia Purba Sangiran yang terletak di Karanganyar, menggambarkan secara berurutan evolusi lingkungan sejak Sangiran berupa rawa, pengangkatan daratan dan material erupsi gunung api purba, hingga menjadi daratan, yg meliputi lima lapisan, secara berurutan dari yg tertua yaitu formasi kalibeng, formasi pucangan, formasi grenzbenk, formasi kabuh, dan formasi notopuro.

“Berbagai tinggalan yang ditemukan di lima titik di wilayah Situs Manusia Purba Sangiran ini menunjukkan betapa nenek moyang kita memiliki kontribusi besar dalam peradaban manusia di dunia dan tentunya hal ini menjadi sumber pengetahuan penting mengenai evolusi manusia, fauna, kebudayaan, dan lingkungan,” tambah Fadli Zon.

 

Bukti Indonesia Salah Satu Peradaban Tertua

Ia menambahkan, ”Sangat menarik menelusuri lorong waktu jejak peradaban awal sejarah peradaban manusia di Sangiran. Melalui jelajah museum, kita mampu menggali berbagai kisah masa lampau yang tidak hanya bermanfaat bagi literasi namun juga memperkuat bukti ilmiah bahwa Indonesia adalah salah satu peradaban tertua di dunia yang patut menjadi laboratorium alam yang sangat lengkap dan saya rasa sangat langka untuk ditemukan di Asia, bahkan dunia.”

Sangiran yang sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO pada 5 Desember 1996 menjadi lokasi ditemukannya lebih dari 50% temuan Homo erectus dunia, dan berbagai temuan fosil manusia purba lainnya seperti Meganthropus paleojavanicus.

”Pemerintah, melalui Kementerian Kebudayaan berupaya untuk memperkuat literasi sejarah, khususnya terkait narasi mengenai Indonesia sebagai salah satu pusat peradaban tertua di dunia bagi masyarakat umum dan generasi muda yang tentu saja hal ini sangat penting bukan hanya sebagai upaya menambah pengetahuan, namun juga menanamkan rasa cinta dan bangga atas peradaban bangsa Indonesia yang besar.”, tutup Menteri Kebudayaan Fadli Zon.

Infografis Journal
Fakta Olahraga Dapat Membantu Gangguan Kesehatan Mental (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya