Liputan6.com, Jakarta - Vatikan mengumumkan kondisi kesehatan terkini Paus Fransiskus. Menurut Vatikan, Paus Fransiskus (88) masih kritis setelah mengalami krisis pernapasan berkepanjangan yang menyerupai asma pada Sabtu 22 Februari 2025.
Pemimpin Gereja Katolik sedunia itu saat ini sedang dirawat karena pneumonia di kedua paru-parunya di Rumah Sakit Gemelli, Roma. Meski masih sadar dan duduk di kursinya, ia membutuhkan suplai oksigen dalam jumlah besar, dan prognosis kesehatannya masih belum dapat dipastikan.
Advertisement
Baca Juga
Seperti dikutip dari laman BBC, Minggu (23/2/2025), menurut pernyataan Vatikan, Paus Fransiskus menerima transfusi darah karena mengalami jumlah trombosit yang rendah, yang berkaitan dengan anemia.
Advertisement
"Kondisi Bapa Suci tetap kritis, dan ia masih berada dalam situasi yang belum aman," demikian pernyataan resmi Vatikan.
Namun sebelumnya, beredar kabar upacara pemakaman Paus Fransiskus 'sedang dipersiapkan'. Garda Swiss disebut tengah 'bersiap untuk kematian Paus setelah pria berusia 88 tahun itu.
Pemakaman Paus Fransiskus diduga sedang dipersiapkan diperingatkan bahwa ia mungkin tidak akan selamat dari pneumonia.
"Garda Swiss yang melindungi Paus Fransiskus sedang mempersiapkan pemakaman Paus Fransiskus dengan para anggotanya berada di bawah jam malam karena mereka 'mempersiapkan kematian Paus'," demikian klaim surat kabar Swiss Blick seperti dikutip dari Daily Mail, Kamis 20 Februari 2025.
Paus sebelumnya mengungkapkan bahwa ia 'telah mempersiapkan' makamnya, tetapi lokasi makamnya dan peti matinya sendiri akan melanggar tradisi.
Berikut sederet fakta terkini terkait kondisi kesehatan terkini Paus Fransiskus dihimpun Tim News Liputan6.com:
1. Paus Fransiskus Didiagnosis Pneumonia Ganda
Paus Fransiskus, yang dirawat di rumah sakit minggu lalu, menderita pneumonia di kedua paru-parunya. Perkembangan ini disampaikan Vatikan pada Selasa 18 Februari 2025.
"Tes laboratorium, sinar-X dada, dan kondisi klinis sang paus terus menunjukkan gambaran yang kompleks," sebut pernyataan Vatikan, seperti dikutip dari CNA.
Paus Fransiskus, yang berusia 88 tahun, dirawat di Rumah Sakit Gemelli di Roma pada Jumat (14/2) karena bronkitis. Namun, Vatikan pada Senin 17 Februari 2025 mengumumkan bahwa mereka mengubah pengobatannya setelah tes dilakukan.
Pada Selasa, Vatikan menjelaskan bahwa Bapa Suci mengalami "infeksi dari berbagai jenis mikroba" yang muncul di atas kondisi paru-parunya yang sudah lemah akibat "broniektasis dan bronkitis asmatik", sehingga memerlukan penggunaan kortison dan antibiotik, yang membuat perawatannya menjadi lebih rumit.
"CT scan dada lanjutan yang dijalani paus pada sore hari ini ... menunjukkan timbulnya pneumonia bilateral (pneumonia ganda), yang memerlukan terapi obat tambahan," ungkap pernyataan Vatikan.
Paus Fransiskus kehilangan sebagian paru-paru kanannya saat berusia 21 tahun karena pleuritis yang hampir merenggut nyawanya.
"Meskipun begitu, Paus Fransiskus dalam semangat yang baik," tambah Vatikan.
Menurut Vatikan, Paus Fransiskus menghabiskan hari kelimanya di rumah sakit dengan beristirahat, berdoa, dan membaca.
"Dia mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diterimanya saat ini dan dengan rasa syukur meminta kita untuk terus berdoa untuknya," bunyi pernyataan Vatikan.
Advertisement
2. Sempat Beredar Kabar Persiapan Pemakaman Paus Fransiskus
Beredar kabar upacara pemakaman Paus Fransiskus 'sedang dipersiapkan'. Garda Swiss disebut tengah 'bersiap untuk kematian Paus setelah pria berusia 88 tahun itu.
Pemakaman Paus Fransiskus diduga sedang dipersiapkan setelah pria berusia 88 tahun itu diperingatkan bahwa ia mungkin tidak akan selamat dari pneumonia.
"Garda Swiss yang melindungi Paus Fransiskus sedang mempersiapkan pemakaman Paus Fransiskus dengan para anggotanya berada di bawah jam malam karena mereka 'mempersiapkan kematian Paus'," demikian klaim surat kabar Swiss Blick seperti dikutip dari Daily Mail, Kamis 20 Februari 2025.
Paus sebelumnya mengungkapkan bahwa ia 'telah mempersiapkan' makamnya, tetapi lokasi makamnya dan peti matinya sendiri akan melanggar tradisi.
Persiapan ini terjadi setelah Paus Fransiskus dilarikan ke rumah sakit Gemelli di Roma pada hari Jumat (14/2) dengan nyeri dada yang parah, setelah menolak panggilan untuk meninggalkan Vatikan selama berhari-hari.
Dokter mendiagnosisnya dengan infeksi pernapasan 'kompleks' dan melarangnya mengambil bagian dalam beberapa acara, dengan Vatikan membatalkan atau menjadwalkan ulang audiensi kepausannya minggu ini.
Vatikan pada hari Selasa 18 Februari 2025 mengonfirmasi pneumonia tersebut dan mengatakan infeksi pernapasan Fransiskus juga melibatkan bronkitis asma, yang memerlukan penggunaan pengobatan antibiotik kortison.
"Tes laboratorium, rontgen dada, dan kondisi klinis Bapa Suci terus menunjukkan gambaran yang rumit," kata Vatikan. Infeksi tersebut menjadi perhatian khusus karena Paus telah menjalani operasi pengangkatan sebagian paru-parunya beberapa tahun yang lalu.
Kardinal Italia Angelo Comastri, 81, mengatakan kepada outlet berita Rai tentang kondisi Paus: "Fransiskus sangat tenang. Kepemimpinannya ada di tangan Tuhan."
3. Kondisi Paus Fransiskus Kritis Akibat Masalah Pernapasan
Vatikan mengumumkan bahwa kondisi Paus Fransiskus (88 tahun) masih kritis setelah mengalami krisis pernapasan berkepanjangan yang menyerupai asma pada Sabtu 17 Februari 2025.
Pemimpin Gereja Katolik sedunia itu saat ini sedang dirawat karena pneumonia di kedua paru-parunya di Rumah Sakit Gemelli, Roma. Meski masih sadar dan duduk di kursinya, ia membutuhkan suplai oksigen dalam jumlah besar, dan prognosis kesehatannya masih belum dapat dipastikan.
Seperti dikutip dari laman BBC, Minggu (23/2/2025), menurut pernyataan Vatikan, Paus Fransiskus menerima transfusi darah karena mengalami jumlah trombosit yang rendah, yang berkaitan dengan anemia.
"Kondisi Bapa Suci tetap kritis, dan ia masih berada dalam situasi yang belum aman," demikian pernyataan resmi Vatikan.
Meski menderita lebih parah dibanding hari sebelumnya, Paus tetap berusaha menjalani harinya di kursi sambil membaca dan berdoa.
Sejak awal, Paus Fransiskus meminta agar Vatikan terbuka soal kondisinya, sehingga laporan kesehatan kini dirilis setiap hari.
Namun, pernyataan terbaru dari Vatikan menjadi yang paling tegas dan detail sejauh ini, tanpa menyebutkan prediksi perkembangan kesehatannya.
Sehari sebelumnya, tim dokter sempat menyatakan bahwa Paus merespons pengobatan meskipun kondisinya sangat kompleks. Mereka menekankan bahwa perubahan sekecil apa pun dapat mengganggu keseimbangan kesehatannya.
"Dia adalah Paus, tetapi dia juga seorang manusia," ujar salah satu dokter.
Advertisement
