Liputan6.com, Jakarta - Menteri Agama atau Menag Nasaruddin Umar mengajak masyarakat di seluruh Indonesia untuk saling mengulurkan tangan membantu para korban banjir di Jabodetabek.
"Bagi kita, mungkin bantuan yang diberikan terasa sedikit, tapi bagi mereka yang terdampak banjir, itu sangat berarti," ujar Menag Nasaruddin Umar di Jakarta, melansir Antara, Rabu (5/3/2025).
Baca Juga
Dia mengatakan, bulan Ramadhan merupakan momentum untuk semakin memperkuat persaudaraan di antara sesama manusia, utamanya kepada mereka yang membutuhkan.
Advertisement
Bahkan dari sisi agama, kata Nasaruddin, saling berbagi pada bulan Ramadhan maka pahalanya akan dikalilipatkan.
"Di bulan Ramadhan ini, sangat baik untuk saling menolong. Pahalanya pun berlipat ganda. Kasihan mereka. Banyak yang tenggelam itu ya kebutuhan sehari-harinya, pakaian, bahkan ada yang terendam habis itu rumah," tandas dia.
Banjir yang melanda beberapa titik di Bekasi sejak 4 Maret 2025 menyebabkan ribuan warga harus mengungsi. Banyak dari mereka kehilangan harta benda dan mengalami kesulitan mendapatkan kebutuhan pokok.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno berharap operasi modifikasi cuaca dapat membantu mengurangi curah hujan yang berlebihan di sejumlah wilayah terdampak banjir di Bekasi, Jawa Barat.
"Untuk mengurangi curah hujan yang berlebihan, BNPB melakukan tambahan pesawat untuk modifikasi cuaca, dengan menurunkan mendung di laut supaya tidak turun di daratan. Tadi malam, semalam penuh ada penambahan untuk operasi modifikasi cuaca," kata Pratikno.
Upaya Modifikasi Cuaca
Pratikno mengatakan, upaya modifikasi cuaca dilakukan mengingat curah hujan yang diprakirakan masih tinggi di Jabodetabek dalam 10 hari ke depan.
"Selain melakukan operasi modifikasi cuaca, pemerintah juga melakukan pemompaan air untuk mempercepat banjir surut," terang dia.
Di sisi lain, lanjut Pratikno, Pemerintah kini masih terus melakukan evakuasi masyarakat yang terdampak banjir di Bekasi. Selain itu, juga menyalurkan kebutuhan-kebutuhan dasar masyarakat terdampak banjir.
"Evakuasi ini penting untuk tanggap darurat dan juga pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar ya, seperti makanan, pakaian, baik di pengungsian maupun di luar pengungsian," tandas Pratikno.
Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, operasi modifikasi cuaca pada Rabu, 5 Maret 2025, akan difokuskan di wilayah Jawa Barat.
Pasalnya, kata dia, hujan yang turun di Jawa Barat dapat mengalir ke hilir yang dapat menjadi sumber banjir di Jakarta.
"Untuk besok itu prioritas di Jawa Barat karena memang yang paling rentan di Jawa Barat, terutama ini di daerah pegunungan di Puncak, awannya dari situ nanti bisa jadi sumber banjir untik ke hilir," kata Dwikorita di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa 4 Maret 2025.
"Tidak hanya kena Jawa Barat, tapi juga bisa mengalir ke arah utara ke DKI ya juga banjir dikhawatirkan bisa begitu sungainya kan juga mengalir ke utara," sambungnya.
Advertisement
Konsep Modifikasi Cuaca
Dwikorita menyampaikan curah hujan diprediksi masih relatif tinggi hingga 11 Maret 2025. Sehingga, BMKG diminta melakukan modifikasi cuaca untuk mengurangi curah hujan yang dapat menyebabkan banjir, khususnya di kawasan rawan banjir dan longsor.
"Kami BMKG akan melakukan modif cuaca konsepnya adalah menghalangi atau apa yah, awan-awan yang harusnya bergerak bertiup ke area rawan itu dijatuhkan sebelum masuk ke area rawan," ucap dia.
Dalam operasi modifikasi cuaca, Dwikorita menjelaskan BMKG akan menurunkan awan-awan hujan tersebut ke waduk atau laut. Dengan begitu, dapat mencegah terjadinya banjir di daratan.
"Jadi dijatuhkannya misalnya masih di laut. Jadi tidak dijatuhkan di darat, nanti banjiri yang di darat, iya kan. Jadi dijatuhkan di waduk atau di laut konsepnya. Seperti itu karena kalau di darat nanti banjir di tempat lain," tutup Dwikorita.
