Liputan6.com, Jakarta - Pemilik Arsari Group, Hashim Djojohadikusumo membantah kabar soal dirinya menjadi presiden komisaris di sebuah perusahaan tambang emas di Sangihe, PT TMS. Hal itu disampaikan VP Corporate Communications Arsari Group, Ariseno Ridhwan.
"Kami ingin menegaskan bahwa informasi itu tidak benar. Bapak Hashim Djojohadikusumo, tidak memiliki saham, baik secara langsung maupun tidak langsung," kata Ariseno dalam keterangan resmi diterima, seperti dikutip, Sabtu (15/3/2025).
Advertisement
Baca Juga
Ariseno memastikan, Hashim tidak pernah menjabat atau akan menjabat sebagai Presiden Komisaris di perusahaan tambang tersebut.
Advertisement
Menurut dia, hal yang perlu diklarifikasi selanjutnya adalah Arsari Group, melalui PT Arsari Tambang pada 17 Februari 2025 secara resmi menarik kembali Letter of Intent (LOI) yang telah ditandatangani dengan TMS dan Baru Gold.
"Kami berharap klarifikasi ini dapat meluruskan kesalahpahaman yang beredar di publik. Kami juga mengimbau kepada semua pihak untuk mengacu pada informasi yang valid dan terverifikasi sebelum menyebarkan berita atau pernyataan lebih lanjut," dia menutup.
Â
Letter of Intent
Sebelumnya, pemberitaan pada November 2024 menyebut adanya penandatanganan Letter of Intent (LOI) antara perusahaan tambang emas Baru Gold Corp dengan PT Arsari Tambang yang menjadikan anak perusahaan dari Hashim sebagai mitra sekaligus investor dalam proyek emas Sangihe.
Disebutkan, PT Arsari Tambang akan mengakuisisi 10 persen saham PT Tambang Mas Sangihe (TMS) dari pemegang saham lain dengan opsi meningkatkan kepemilikan hingga 15 persen dalam lima tahun mendatang.
Baru Gold juga mengumumkan adik dari Presiden Prabowo itu juga akan bergabung dengan PT TMS sebagai presiden komisaris.
Advertisement
