PBNU: Awal Ramadan 10 Juli, Kepastiannya Ikut Pemerintah

Muhammadiyah telah menetapkan awal Ramadan pada 9 Juli. PBNU menghisab 10 Juli. Namun kepastiannya, NU akan mengikuti penetapan pemerintah.

oleh Rochmanuddin diperbarui 06 Jul 2013, 20:17 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2013, 20:17 WIB
hilal-ramadan130706c.jpg
Muhammadiyah telah menetapkan awal Ramadan pada 9 Juli. PBNU pun telah menghisab alias menghitung awal Ramadan jatuh pada 10 Juli. Namun kepastiannya, NU akan mengikuti keputusan sidang isbat yang ditetapkan pemerintah.

"Berdasarkan hasil hisab kami, tahun Masehi jatuh pada 10 Juli. Karena ketika diamati pada 8 Juli ketinggian bilal masih kurang 1 derajat,  yaitu 0 derajat 21 menit," kata Ketua Lajnah Falakiyah PBNU KH A Ghazalie Masroeri kepada Liputan6.com di Jakarta, Sabtu (6/7/2013).

"Tapi untuk kepastiannya nanti Senin 8 Juli, mengikuti pemerintah. Karena pemerintahlah yang memiliki otoritas. Pemerintah mengikuti aturan sesuai konstitusi," imbuh dia.

Menurut dia, kriteria memasuki awal Ramadan tidak dapat dilihat hanya dengan hisab. Tetapi harus dibuktikan melalui pengamatan atau rukyah.

"Sehingga menurut prediksi Rabu 10 Juli. Tapi menurut NU yang dijadikan dasar rukyat, hisab hanya pendukung," jelas Ghazalie.

Untuk melakukan rukyat pada 8 Juli nanti, lanjut dia, NU akan menugaskan sekitar 110 ahli rukyat secara serentak di 90 titik di seluruh wilayah Indonesia.

"Mereka terdiri dari perukyat, alim ulama, ahli kitab, astronom dan nahdliyin. Jadi tingkat akurasi hisab harus dibuktikan dengan pengamatan melalui verifikasi rukyat," ucap Ghazalie. (Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya