Cara Jokowi-Ahok Balas Kritikan Foke

Kritikan dihujam bertubi-tubi, Jokowi dan Ahok tak emosi. Malah, keduanya mengaku akan mendengar aspirasi 'Bang Kumis'.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 27 Agu 2013, 00:13 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2013, 00:13 WIB
jokowi-ahok130807b.jpg
Tak ada ekspresi wajah terkejut, kaget, apalagi marah pada air muka Jokowi. Padahal, Gubernur DKI Jakarta bernama lengkap Joko Widodo itu baru saja dihujani kritikan dari 'seniornya', Fauzi Bowo atau yang karib disapa Foke. Ya, Foke memang memborbardir Jokowi dan pasangannya, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, dengan setumpuk persoalan klasik Ibukota.

Dari mulai penanganan banjir, urbanisasi, hingga kemacetan. Kritikan dihujam bertubi-tubi, Jokowi dan Ahok tak emosi. Malah, keduanya mengaku akan mendengar aspirasi 'Bang Kumis'. "Saya kira semua masukan baik dan akan dipakai," kata Jokowi di Balaikota DKI, Jakarta, Senin (26/8/2013). "Memberikan masukan saya kira bagus, semua masukan dari senior saya kira bagus. Baik dari Pak Foke, Pak Sutiyoso, baik dari yang lain pasti sangat baik."

Begitu juga bagi Ahok, Foke merupakan tokoh yang telah lama berada di dalam birokrasi di Jakarta. Ahok akui Foke telah banyak memberikan kontribusi besar bagi pembangunan Jakarta. "Ya memang harus diakui, Pak Foke sudah melakukan banyak hal. Macam-macam sudah dia buat," kata Ahok. "Kita ini sebenarnya ketiban rezeki saja."

Jakarta Bangkrut?

Apa saja yang dikritik Foke kepada pasangan Jokowi-Ahok? Beragam-macam. Pertama soal dampak urbanisasi setelah Hari Raya Idul Fitri. Foke khawatir, dengan banjirnya urbanisasi, Jakarta tidak lagi punya kemampuan untuk memberi layanan pada masyarakat. Bahkan, Foke was-was bila Jakarta menjadi bangkrut seperti kota Detroit di Amerika Serikat.

Apa respons Jokowi? "Kita ini bukan Detroit. Income kita besar, pertumbuhan ekonomi kita juga baik. Kalau dinasionalkan lebih baik," jawab Jokowi. Tidak hanya itu, Jokowi juga mengaku telah melakukan beberapa terobosan dalam pelayanan. Seperti membuat sistem online dalam perpajakan daerah dan mempermudah perijinan usaha. "Apalagi pelayanan perizinan kita perbaiki dan dipersepikan positif bagi dunia usaha. Saya kira akan menjadi lebih baik," kata mantan Walikota Solo ini. Tapi, Jokowi masih menyimpan jurus jitu. "Nanti data itu untuk evaluasi, bahwa harus ada jurus yang jitu, supaya tidak ada yang ke Jakarta lagi," tegasnya.

Bagaimana kata Ahok soal ancaman bangkrut Jakarta? Ahok menilai, apa yang disampaikan Foke juga merupakan kekhawatiran yang dialami seluruh negara di dunia. Bila manajemen anggaran tidak terkelola dengan baik, maka sebuah negara atau kota bisa mengalami kebangkrutan.

"Itu semua negara juga sama. Semua kota juga sama. Kalau Anda tidak hati-hati, pasti bisa bangkrut," ujar Ahok di Balaikota DKI Jakarta, Senin (26/8/2013). Namun demikian, peringatan dari Foke itu akan menjadi saran dan masukan berarti buatnya. Terlebih walau sempat saling adu kuat dalam Pilgub tahun lalu memperebutkan posisi gubernur dan wakil gubernur, Ahok menganggap Foke bukan orang sembarangan. "Oh jelas dong, Beliau sudah lama di sini. Pak Foke kan lebih berpengalaman, karena dia kan pernah jadi wakil gubernur, sampe gubernur. Dari baru jadi PNS, dari muda sampai pensiun di sini," ucap Ahok.

Terancam Tenggelam

Tak hanya itu, Foke juga meminta Jokowi dan Ahok untuk menyelamatkan Jakarta. Apa pasal? Karena Jakarta termasuk kota-kota besar di dunia yang mendapatkan peringatan akan tenggelam beberapa tahun ke depan. "Jakarta ini masuk nomor 11 dari 20 kota yang akan tenggelam. Ini perlu perhatian. Bukan hanya pemerintahnya, tetapi juga warganya," ujar Foke saat halal bihalal di kediamannya di Jalan Teuku Umar No 19, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu 25 Agustus 2013.

Apa kata Jokowi? Sudah ada antisipasi. Jokowi menyebut proyek Giant Sea Wall atau Tembok Laut Raksasa. Proyek yang digagas sejak masa kepemimpinan Sutiyoso dan Foke itu dianggap sebagai langkah antisipasi mencegah banjir besar di Jakarta.

"Ini kan lagi dikejar Giant Sea Wall-nya, kita sedang kejar. Kita akan mulai 2020, tapi ini akan kita percepat lagi supaya 2014 bisa dimulai," ujar Jokowi. Untuk membangun megaproyek bernilai triliunan itu, Jokowi telah melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat melalui Menteri Perekonomian Hatta Rajasa. Rencana mempercepat pengerjaan Giant Sea Wall menjadi tahun 2014 pun telah disetujui oleh Hatta. Pembangunan bendungan laut itu bertujuan menanggulangi banjir, khususnya rob di sisi utara Jakarta. Tanggul raksasa ini diproyeksikan untuk melindungi Jakarta hingga 1.000 tahun ke depan. Selain itu, tanggul ini juga untuk memudahkan pembuangan air dari daratan ke laut dan sebagai tempat penyimpanan air bersih.

Soal kritikan yang satu ini, Ahok justru tak terlalu khawatir. Karena pernyataan Foke itu bukanlah bukanlah 'barang baru'. Ahok bahkan mengaku sudah mendengarnya sejak masih duduk di bangku sekolah. "Dari saya sekolah tahun 80-an, sejak jaman saya sekolah sudah selalu dengar peringatan itu. Jakarta sudah diperingati bakal tenggelam," ujar Ahok. Untuk itu, menurutnya, Pemprov DKI harus menyiapkan diri dengan berbagai program pembangunan yang berkesinambungan dan pencegahan banjir. Mulai dari melakukan normalisasi sungai dan waduk serta membuat pulau buatan sebagai penahan rob. "Kita mesti siap-siap beresin Jakarta. Seperti normalisasi sungai dan waduk, membangun pulau buatan untuk penahan rob. Pasang pompa yang bener. Ya seperti itu lah," papar Ahok.

Pedagang Kaki Lima

Jokowi-Ahok gencar menata pedagang kaki lima atau PKL di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Dari mulai memindahkan ratusan PKL sampai memberikan kios gratis selama 6 bulan. Penataan PKL Tanah Abang ini merupakan masalah kompleks nan-klasik di Jakarta dari masa ke masa. Tapi di era Jokowi-Ahok, penataan ini mulai membuahkan hasil.

Soal urusan PKL, Foke mengklaim juga pernah melakukan hal yang sama di Senen, Jakarta Pusat. Di bagian ini, Foke tak mengkritik. Tetapi lebih kepada membandingkan. "Saya juga pernah beresin Senen, kan sekarang jadi tidak macet. Nah masalahnya ada yang beritain tidak?" cetus Foke.

Doktor lulusan Jerman ini bercerita, saat menata Pasar Senen dirinya pernah dihadapkan pada PKL yang menolak direlokasi. "Waktu itu saya juga tanya mau dipindahin tidak? Mereka malah jawab mobilnya saja yang pindah, mereka tetap di situ jawabannya," ungkap Foke. Foke tak rela PKL merajalela di Senen. Terkait relokasi yang dilakukan Jokowi di Tanah Abang, Foke menilai itu sudah selayaknya dilakukan. "Kalau dikembalikan fungsinya, itu sudah seharusnya," ucap Foke.

Rusun Marunda

Foke juga menyatakan Rumah Susun (Rusun) di Muara Baru dan Marunda merupakan hasil pembangunan pada era pemerintahannya. Khusus Rusun Marunda, program itu sudah dimulai dari zaman mantan gubernur sebelumnya, Sutiyoso.

"Muara Baru saya yang mulai. Marunda juga saya yang mulai sama Bang Yos (Sutiyoso). Perlu dihitung kemampuan financing untuk berkontribusi. Sebelum kerja, hitung dulu. Saya enggak tahu, yang ngitung bukan saya," ungkap Foke.

Dia menambahkan, program rusun itu harusnya mencontoh Singapura. Di negara tersebut, pembangunannya disertai kemampuan beli dari masyarakatnya. "Pemerintah Singapura tidak cuma sekadar bangun rumah, tapi juga bangun kesejahteraan warga. Itu gunanya apa? Supaya bisa dibeli warga," tutur pria 65 tahun itu.

Ahok akui banyak program yang dibangun pada masa pemerintahan Foke selama 10 tahun. Sejak Foke menjabat sebagai Wakil Gubernur mendampingi Sutiyoso dan berlanjut menjadi Gubernur. "Dia buat taman ke bandara dan rusun. Ya kalau rusak, kita tinggal perbaiki saja. Kita ini sebenarnya ketiban rezeki saja," lanjut Ahok.

Ahok pun 'kangen' dengan Foke, ingin sekali bertemu untuk saling bertukar pikiran. Sayangnya, pada acara Halal bihalal di rumah Foke, pada 25 Agustus kemarin, Ahok tak diundang. "Saya nggak pernah telepon beliau lagi sih, kalau ketemu paling ketika ada acara-acara. Saya kemarin nggak tahu di rumah beliau ada open house (halal bihalal), kalau tahu saya pasti pergi," ujar Ahok. (Ism)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya