Kemiskinan masih menjadi penghalang bagi warga miskin untuk mendapatkan layanan kesehatan. Berbekal uang Rp 40 ribu, seorang nenek asal Karang Asem, Bali, Ketut Sadri, nekat membawa cucunya, Wayan Kebyar, yang menderita busung lapar ke Denpasar, Bali. Semua dilakukannya agar sang cucu mendapat perawatan yang layak.
Seperti diberitakan Liputan 6 SCTV, Jumat (5/9/2013), di usianya yang menginjak 5 tahun, Wayan Kebyar hanya berbobot 10 kilogram. Bahkan sebelumnya pernah hanya 5 kilogram saja. Sejak ditinggal mati kedua orangtuanya saat berusia 1 tahun, Ketut Sadri-lah yang merawatnya di Karang Asem.
Namun, Ketut Sadri yang hanya seorang buruh ladang tidak mampu memenuhi asupan gizi Wayan. Kini perawatan bocah yatim piatu ini mengandalkan sumbangan kerabat dan donatur. Setelah dirawat 9 hari di rumah sakit, bobot Wayan meningkat, tetapi masih jauh di bawah berat anak seusianya.
Pasien Terlantar
Sementara, pasangan suami istri penderita cacat permanen akibat tabrak lari, Muhammad Jafar dan Munawarah, menuntut keadilan karena merasa ditelantarkan rumah sakit. Warga tidak mampu asal Sumbawa ini ingin mengurus surat-surat demi mendapatkan asuransi Jasa Raharja. Mereka menilai rumah sakit berbelit-belit mengeluarkan surat keterangan pernah dirawat.
Pengelola rumah sakit berkilah data pasien tidak cocok dengan rekam medis rumah sakit. Setelah diselidiki, ternyata data pasien setahun lalu berbeda dengan nama pada kartu identitas mereka.
Persoalan ini akhirnya terselesaikan. Tahun lalu, pasangan suami istri ini dirawat selama sebulan akibat ditabrak lari yang menyebabkan keduanya cacat permanen. (Eks/Ism)
Seperti diberitakan Liputan 6 SCTV, Jumat (5/9/2013), di usianya yang menginjak 5 tahun, Wayan Kebyar hanya berbobot 10 kilogram. Bahkan sebelumnya pernah hanya 5 kilogram saja. Sejak ditinggal mati kedua orangtuanya saat berusia 1 tahun, Ketut Sadri-lah yang merawatnya di Karang Asem.
Namun, Ketut Sadri yang hanya seorang buruh ladang tidak mampu memenuhi asupan gizi Wayan. Kini perawatan bocah yatim piatu ini mengandalkan sumbangan kerabat dan donatur. Setelah dirawat 9 hari di rumah sakit, bobot Wayan meningkat, tetapi masih jauh di bawah berat anak seusianya.
Pasien Terlantar
Sementara, pasangan suami istri penderita cacat permanen akibat tabrak lari, Muhammad Jafar dan Munawarah, menuntut keadilan karena merasa ditelantarkan rumah sakit. Warga tidak mampu asal Sumbawa ini ingin mengurus surat-surat demi mendapatkan asuransi Jasa Raharja. Mereka menilai rumah sakit berbelit-belit mengeluarkan surat keterangan pernah dirawat.
Pengelola rumah sakit berkilah data pasien tidak cocok dengan rekam medis rumah sakit. Setelah diselidiki, ternyata data pasien setahun lalu berbeda dengan nama pada kartu identitas mereka.
Persoalan ini akhirnya terselesaikan. Tahun lalu, pasangan suami istri ini dirawat selama sebulan akibat ditabrak lari yang menyebabkan keduanya cacat permanen. (Eks/Ism)