Brimob Tembak Satpam, Pasek: Peluru Keluar untuk Hal Sepele

Tewasnya Satpam di tangan Brimob dinilai sebagai wujud kurangnya pengawasan di Polri.

oleh Riski Adam diperbarui 06 Nov 2013, 15:36 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2013, 15:36 WIB
gede-pasek-130903b.jpg
Tewasnya seorang petugas keamanan (Satpam) bernama Bachrudin di tangan anggota Brimob Briptu Heriawan alias Wawan dinilai wujud dari kurangnya pengawasan dari para atasan terhadap bawahannya di lingkungan Korps Bhayangkara.

"Peluru keluar untuk hal-hal yang sepele. Brimob kan tinggal di markas. Semestinya keluar markas harus juga terpantau aktivitasnya," ujar anggota Komisi III DPR Gede Pasek Suardika saat dihubungi di Jakarta, Rabu (6/11/2013).

Pasek mengatakan, seharusnya pihak Kepolisian menerapkan sistem yang tegas untuk memantau setiap anggota yang ada di dalam atau di luar markas. Apalagi menurutnya, anggota Brimob itu diatur secara khusus oleh kesatuannya.

"Mabuk, malak di luar berarti dia kan keluar markas, artinya pengawasan internal sangat lemah. Kalau sudah bahasanya suka mabuk, berarti kan dilakukan beberapa kali. Kok dibiarkan apalagi dengan membawa senjata," ucap Pasek.

Briptu Heriawan alias Wawan menembak mati Bachrudin, satpam di kompleks Seribu Ruko Taman Palem, Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa 5 Oktober 2013 sekitar pukul 18.30 WIB. Wawan menembak  Bachrudin pada dada kiri.

Bachrudin tewas seketika. Polisi menyatakan, penembakan yang dilakukan Wawan kepada Bachrudin tidak sengaja dilakukan. (Mvi/Ism)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya