Banjir menjadi salah satu penyakit akut yang diderita Ibukota. Sejumlah cara dilakukan tapi banjir sulit diredam. Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mencermati ada 1 masalah konkret yang menjadi penjegal mengatasi banjir.
Djoko meminta masalah itu segera dibenahi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. "Kendalanya hanya bebaskan tanah. Itu urusannya Gubernur DKI," ujar Djoko di Jakarta, Rabu (15/1/2014).
Djoko mengklaim Kementerian Pekerjaan Umum setiap hari berkutat dengan urusan banjir dan mencari sejumlah cara untuk mengatasinya. Namun akan sulit merealisasi cara mengatasi banjir bila lahan yang akan dijadikan tempat menahan air dijadikan pemukiman warga.
"Berpikir dan bertindak menanggulangi banjir itu sepanjang masa. Sekarang kita mikir terus, memperlebar Kali Angke, Kali Pesanggrahan, sudah mulai 3 tahun lalu. Bukan susah penggaliannya, tapi ya masalah lahan," ungkapnya.
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Danang Susanto menyebutkan, titik banjir di Jakarta pada masa kepemimpinan Jokowi diklaim lebih sedikit ketimbang masa pemerintahan Fauzi Bowo alias Foke.
Titik-titik banjir di Ibukota pada masa Jokowi jumlahnya hanya separuh dari titik banjir saat Foke memimpin.
"Titik banjir di zaman Foke awalnya 78, terus ada BKT turun jadi 62. Zaman Pak Jokowi turun lagi jadi 45 dan sekarang sudah 35 titik," kata Danang di Balaikota DKI Jakarta, Selasa 14 Januari lalu.
Selain itu, tambah Danang, genangan di kawasan Pluit juga jauh berkurang setelah program normalisasi waduk dilakukan. Begitu pun titik banjir di Jalan Sudirman-Thamrin kini sudah tidak berdampak pada musim banjir kali ini. (Ali)
Baca juga:
Tanggul Latuharhary, Menteri PU: Insya Allah Akhir Bulan Selesai!
Lurah: Banjir di Kembangan Tunggu Kali Angke Surut
Ahok: Usir Semua yang Duduki Pinggiran Sungai
Djoko meminta masalah itu segera dibenahi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. "Kendalanya hanya bebaskan tanah. Itu urusannya Gubernur DKI," ujar Djoko di Jakarta, Rabu (15/1/2014).
Djoko mengklaim Kementerian Pekerjaan Umum setiap hari berkutat dengan urusan banjir dan mencari sejumlah cara untuk mengatasinya. Namun akan sulit merealisasi cara mengatasi banjir bila lahan yang akan dijadikan tempat menahan air dijadikan pemukiman warga.
"Berpikir dan bertindak menanggulangi banjir itu sepanjang masa. Sekarang kita mikir terus, memperlebar Kali Angke, Kali Pesanggrahan, sudah mulai 3 tahun lalu. Bukan susah penggaliannya, tapi ya masalah lahan," ungkapnya.
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Danang Susanto menyebutkan, titik banjir di Jakarta pada masa kepemimpinan Jokowi diklaim lebih sedikit ketimbang masa pemerintahan Fauzi Bowo alias Foke.
Titik-titik banjir di Ibukota pada masa Jokowi jumlahnya hanya separuh dari titik banjir saat Foke memimpin.
"Titik banjir di zaman Foke awalnya 78, terus ada BKT turun jadi 62. Zaman Pak Jokowi turun lagi jadi 45 dan sekarang sudah 35 titik," kata Danang di Balaikota DKI Jakarta, Selasa 14 Januari lalu.
Selain itu, tambah Danang, genangan di kawasan Pluit juga jauh berkurang setelah program normalisasi waduk dilakukan. Begitu pun titik banjir di Jalan Sudirman-Thamrin kini sudah tidak berdampak pada musim banjir kali ini. (Ali)
Baca juga:
Tanggul Latuharhary, Menteri PU: Insya Allah Akhir Bulan Selesai!
Lurah: Banjir di Kembangan Tunggu Kali Angke Surut
Ahok: Usir Semua yang Duduki Pinggiran Sungai