Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto menilai salah satu jurus Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dalam mengatasi banjir dengan sumur resapan, kurang efektif. Sebab, meredam banjir dengan sumur resapan hanya berguna untuk jangka pendek.
"Kalau sumur resapan, tanah sudah jenuh. Tanah tampung air hujan terlalu lama, saya kira kurang efektif. Kalau hujan lama gini, itu kurang efektif," ujar Djoko di Jakarta, Rabu (15/1/2014).
Meski demikian, sumur resapan yang ada saat ini bukanlah hal yang mubazir. Djoko mengatakan tetap ada efek yang dapat dirasakan. "Tapi kalau pada awal hujan, itu ada (efek)," imbuhnya.
Menurut Djoko, bila mau meredam banjir, diperlukan suatu pengerjaan sistemik. Tidak mungkin banjir dapat diredam dengan satu program.
"Ya itu kalau banjir kan sistem. Kalau ada kali diperlebar beberapa kilo ya kurang bermanfaat, tapi kalau drainase ikut diperbaiki, jadi bagus," tandas Djoko.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pihaknya tengah membangun sekitar 5 ribu sumur resapan. Namun, ia mengaku target pembangunan sumur resapan di Ibukota belum tercapai. Hal itu disebabkan kendala teknis di lapangan.
Jokowi juga menjelaskan, pembuatan ribuan sumur resapan berfungsi untuk 2 hal. Pertama, mengurangi genangan di Jakarta yang berjumlah 200 titik. Kedua, meningkatkan kualitas air tanah untuk persediaan pada tahun mendatang.
Dengan dibuatnya sumur resapan itu, Jokowi berharap bisa menghilangkan 200 titik genangan.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengatakan banjir yang terjadi Senin 13 Januari lalu tidak separah banjir pada Januari 2013. Sebab, banjir tahun ini hanya terjadi di 39 titik Ibukota, sementara tahun lalu titik banjir berjumlah 307 titik. (Ali)
Baca juga:
Tanggul Latuharhary, Menteri PU: Insya Allah Akhir Bulan Selesai!
Lurah: Banjir di Kembangan Tunggu Kali Angke Surut
Ahok: Usir Semua yang Duduki Pinggiran Sungai
"Kalau sumur resapan, tanah sudah jenuh. Tanah tampung air hujan terlalu lama, saya kira kurang efektif. Kalau hujan lama gini, itu kurang efektif," ujar Djoko di Jakarta, Rabu (15/1/2014).
Meski demikian, sumur resapan yang ada saat ini bukanlah hal yang mubazir. Djoko mengatakan tetap ada efek yang dapat dirasakan. "Tapi kalau pada awal hujan, itu ada (efek)," imbuhnya.
Menurut Djoko, bila mau meredam banjir, diperlukan suatu pengerjaan sistemik. Tidak mungkin banjir dapat diredam dengan satu program.
"Ya itu kalau banjir kan sistem. Kalau ada kali diperlebar beberapa kilo ya kurang bermanfaat, tapi kalau drainase ikut diperbaiki, jadi bagus," tandas Djoko.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pihaknya tengah membangun sekitar 5 ribu sumur resapan. Namun, ia mengaku target pembangunan sumur resapan di Ibukota belum tercapai. Hal itu disebabkan kendala teknis di lapangan.
Jokowi juga menjelaskan, pembuatan ribuan sumur resapan berfungsi untuk 2 hal. Pertama, mengurangi genangan di Jakarta yang berjumlah 200 titik. Kedua, meningkatkan kualitas air tanah untuk persediaan pada tahun mendatang.
Dengan dibuatnya sumur resapan itu, Jokowi berharap bisa menghilangkan 200 titik genangan.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengatakan banjir yang terjadi Senin 13 Januari lalu tidak separah banjir pada Januari 2013. Sebab, banjir tahun ini hanya terjadi di 39 titik Ibukota, sementara tahun lalu titik banjir berjumlah 307 titik. (Ali)
Baca juga:
Tanggul Latuharhary, Menteri PU: Insya Allah Akhir Bulan Selesai!
Lurah: Banjir di Kembangan Tunggu Kali Angke Surut
Ahok: Usir Semua yang Duduki Pinggiran Sungai