Banjir bandang dan longsor yang menghantam Kota Manado, Sulawesi Utara membuat ribuan warga harus mengungsi, namun warga nampak kesulitan untuk mengungsi. Evakuasi itu mandek, karena sarana evakuasi yang diterjunkan aparat terbatas.Â
Hal itu diutarakan seorang warga di sekitar lokasi banjir, Hardy Minhard. Ia mengatakan Tim SAR dan aparat serta anggota BNPB mengalami kesulitan untuk mengevakuasi para korban, karena ketersediaan perahu karet sangat sedikit.
"Tim SAR dan aparat BNPB kekurangan sarana perahu karet. Sementara ribuan warga harus dievakuasi," ungkap dia kepada Liputan6.com, Rabu (15/1/2014).
Banjir menerjang daerah Tikala, kawasan perkantoran Pemerintah Kota dan kantor Walikota serta perpustakaan. Saat ini yang masih bertahan dan belum dievakuasi sekitar 60-an orang, terdiri dari staf wanita.
Advertisement
"Sebagian kecil sudah dievakuasi ke daerah yang lebih tinggi di daerah Teling. Tapi masih banyak yang bertahan," ungkap dia.
Sejauh ini, Kapolda Sulut Brigjen Pol Robby Kaligis dan jajarannya serta Tim SAR masih melakukan tahapan evakuasi yang berada di Kelurahan Dendengan Dalam, Kelurahan Tikala Baru, Kelurahan Tikala Kumaraka, Kelurahan Tikala Ares, dan Kelurahan Banjer semua berada di Kecamatan Tikala.
Banjir bandang terjadi di 5 kecamatan yakni Wanea, Sario, Tuminting, Tikala dan Bunaken semua berada di Kota Manado. Ketinggian air sendiri bervariasi, mulai dari 1 hingga 3 meter. (Dji/Tnt)
Baca juga:
Banjir Bandang Manado, Kepala Puskesmas Tewas
Manado Banjir Bandang 6 Meter, Jalan Aspal Terbelah
Dahsyatnya Banjir Bandang Manado
Â