Liputan6.com, California Perkembangan teknologi semakin canggih, termasuk dalam dunia otomotif. Dewasa ini, industri otomotif diramaikan dengan ramalan tentang mobil self-driving atau mobil tanpa sopir yang akan menjadi tren di masa depan. Kira-kira, apa yang akan terjadi jika hal ini benar-benar terjadi?
Beberapa hal yang terbayang jika mobil tanpa sopir terealisasikan adalah lebih mudahnya semua orang berpergian kemanapun meskipun tidak bisa mengemudi dan regulasi tidak boleh berkendara dalam keadaan mabuk mungkin saja dihapuskan.
Bagaimana dengan kepemilikan mobil? Apakah dengan diproduksinya mobil self-driving ini jumlah mobil yang dimiliki masyarakat semakin banyak?
Advertisement
Melansir Time pada Rabu (11/2/2015), beberapa riset menunjukkan bahwa mobil self-driving akan membuat jumlah mobil di jalanan semakin banyak. Tetapi, tidak demikian dengan riset yang dilakukan Michael Sivak dan Brandon Schoettle di University of Michigan Transportation Research Institute (UMTRI).
Dalam riset mereka, adanya mobil self-driving justru membuat populasi mobil berkurang di jalanan dan dapat memangkas jumlah kebutuhan mobil dalam satu rumah tangga.
>>>Klik laman berikutnya
Kebutuhan mobil bakal berkurang
Menurut mereka, dengan mobil self-driving, kebutuhan memiliki lebih dari satu mobil akan berkurang. Misalnya, karena dapat mengendarai sendiri, mobil yang telah mengantarkan orangtua ke kantor dapat digunakan sekaligus untuk mengantarkan anak ke sekolah.
Mengambil riset di Amerika Serikat (AS), Sivak dan Schoettle mengatakan bahwa kepemilikan mobil akan berkurang menjadi 1,2 mobil per satu rumah tangga dari 2,1 mobil per satu rumah tangga saat ini.
Meskipun begitu, Sivak dan Schoettle tidak menutup kemungkinan bahwa apa yang akan terjadi justru sebaliknya. "individu yang saat ini tidak bisa, tidak mau atau dilarang dari mengoperasikan kendaraan mungkin saja menjadi pengguna mobil self-driving," demikian kata mereka.Â
(Rio/Gst)
Advertisement