Liputan6.com, London - Penggunaan teknologi dan sosial media saat berkendara dianggap lebih berbahaya dibanding mabuk. Hal ini terungkap dalam survei yang dilakukan oleh Institute of Advanced Motorists (IAM).
Dilaporkan Visordown, survei dilakukan kepada 2.000 orang. 77 persen di antaranya merasa penggunaan teknologi semakin mengganggu. Sementara itu, hanya 23 persen yang merasa minum miras saat mengemudi berbahaya.
Responden mengatakan bahwa chatting dan sosial media adalah dua teknologi yang paling berbahaya dan mempengaruhi keselamatan saat berkendara. Sementara mabuk dan menggunakan narkoba `hanya` berada di posisi dua dan tiga.
Jajak pendapat ini akan digunakan sebagai bahan untuk Safety Culture Index Report. Dari sana, otoritas terkait akan menentukan bagaimana standar keselamatan berkendara seharususnya ditetapkan di masa depan.
Baca Juga
Penelitian lain yang juga dilakukan IAM memperkuat survei kali ini. Juli lalu, dijelaskan bahwa 20 persen pengemudi pernah selfie saat mengemudi. Satu dari dua belas responden bahkan menggunakan Skype untuk video call.
Sementara di Amerika Serikat (AS), menurut studi dari AT&T, 33 persen pengemudi sering mengirim email. 14 persen bahkan menggunakan apikasi edit foto di jejaring sosial Instagram.
Nah, apakah Anda termasuk di dalamnya? Semoga tidak, ya!
(rio/ian)
Advertisement