Liputan6.com, Aichi - Toyota Motor Corp akan menghentikan sementara produksi di seluruh pabrik perakitannya di Jepang pada 8-13 Februari 2016. Penghentian ini disebabkan karena terjadi ledakan di perusahaan pemasok baja mereka.
Dilaporkan Reuters, ledakan tersebut menimpa Aichi Steel Corp, 8 Januari lalu. Material baja dari pemasok utama Toyota itu digunakan untuk memproduksi mesin, transmisi, dan sasis pada mobil Toyota.
Baca Juga
Pabrikan terbesar di dunia itu mengonfirmasi penghentian produksi hanya berlaku di Jepang. "Produksi dijadwalkan akan dimulai lagi pada 15 Februari. Produksi kendaraan di luar Jepang tidak akan ditangguhkan," ujar Toyota.
Toyota mengaku telah berusaha untuk meminta Aichi Steel memproduksi baja melalui jalur alternatif, serta pengadaan baja dari produsen lainnya. Belum ada kabar apakah berhasil atau tidak. Sementara stok baja terus menipis.
Kejadian serupa pernah terjadi pada 1997. Saat itu, perusahaan pemasok bahan baku mengalami kebakaran. Produksi Toyota dihentikan selama lima hari setelah mereka berhasil mendapat bahan baku dari perusahaan lain.
Menurut sumber yang sama, penghentian ini secara tidak langsung menggambarkan cara kerja Toyota dalam memproduksi mobil. Bahan baku yang dipasok hanya beberapa hari sebelum diproduksi menghindari pabrikan menyimpan stok yang berlebih.
Sekadar informasi, Toyota memproduksi mobil di Jepang sebanyak 4 juta unit pada tahun lalu. Dari angka tersebut, 46 persen dialokasikan untuk pasar ekspor.
Seiring dengan hadirnya Prius hibrida generasi terbaru, produksi harian mobil di pabrik Toyota Jepang mengalami peningkatan sebesar 10 persen pada Desember, atau sekira 13.600 unit.