Liputan6.com, London - Semua orang tahu bahwa menggunakan ponsel saat mengemudi adalah kegiatan yang berbahaya. Tapi herannya tak semua bersedia patuh. Padahal di satu sisi, riset-riset terkait terus dilakukan dan dipublikasikan.
Contohnya adalah riset dari perusahaan asuransi bernama Wunelli dan broker Drivology ini. Riset terbaru mereka menunjukkan bahwa bermain ponsel saat mengemudi meningkatkan risiko kecelakaan hampir dua kali lipat.
Baca Juga
Melansir Press Association, Kamis (24/2/2016), riset ini mengambil sampel dari 4.000 pengemudi, dengan data perjalanan yang diteliti selama 18 bulan. Dari data inilah kesimpulan riset diperoleh.
Pengereman mendadak, berdasarkan olahan tim riset, dilakukan rata-rata setiap 80 km sekali. Sementara tabrakan meningkat 75 persen bagi mereka yang mengangkat telepon, atau 20 persen jika menggunakan handsfree.
Riset ini memang menemukan bahwa yang paling sering dilakukan adalah menelepon. Padahal, beberapa riset lain telah menunjukkan bahwa menelepon saat mengemudi dapat membuyarkan konsentrasi.
Paul Stacy, Direktur Wunelli, mengatakan bahwa riset ini menjadi bukti lain bahwa mengemudi lebih berisiko saat menelepon. Ia juga menambahkan, pelanggaran ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat modern yang tak bisa lepas dari ponsel.
"Faktanya kita semua mulai menggunakan ponsel di dalam mobil sebelum pemerintah (Inggris) melarangnya. Artinya, kita perlu kembali memikirkan perilaku kita dalam penggunaan ponsel, atau menonaktifkan ponsel saat di jalan," tambahnya.