Kejar Keuntungan, Pabrikan Otomotif Merambah Dunia Taksi Online

Taksi online mampu meraup perputaran dana besar dalam jangka panjang.

oleh Yongki Sanjaya diperbarui 28 Jun 2016, 17:02 WIB
Diterbitkan 28 Jun 2016, 17:02 WIB
Taksi online
Foto: The Economist

Liputan6.com, Jakarta Rideshare atau transportasi berbasis aplikasi kini kian menjamur di seluruh dunia. Bisnis taksi online tersebut bahkan menggoda pabrikan otomotif untuk turut bekecimpung di dalamnya.

General Motors contohnya, raksasa otomotif Amerika Serikat ini membeli saham aplikasi Lyft sebesar 10 persen pada Januari lalu. GM mengucurkan investasi hingga US$ 500 juta.

Selain Lyft, GM juga membeli seluruh aset Sidecar, sebuah startup taksi online yang tutup pada Desember lalu. Langkah GM ini kemudian memunculkan spekulasi bila akan melepas saham Lyft.

Dilansir Forbes, alasan sederhana akuisisi ini karena layanan taksi online mampu meraup perputaran dana dalam waktu cepat. Lyft hingga Mei mendapat dana segar hingga US$ 1,5 miliar dari ekspansi yang agresif dan beberapa strategi pemasaran.

Cara GM ini juga diikuti oleh beberapa raksasa otomotif dunia lainnya seperti Volkswagen, Toyota, dan Fiat Chrysler. Hanya Ford yang belum menjadikan taksi online sebagai bisnis sampingannya.

Memang, membeli saham penyedia aplikasi taksi online ini pada awalnya bakal mengalami kerugian besar. Namun, bisnis transportasi tersebut membuktikan diri bisa meraup untung besar.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya