Liputan6.com, Changsa - Mobil-mobil baru di Eropa sudah tak lagi menggunakan wiper konvensional dan beralih menggunakan jenis flat-blade.Sementara di Indonesia, mayoritas mobil yang dipasarkan masih mengandalkan wiper konvensional. Secara desain, bilah karet penyapu air di windshield ini punya sejumlah kelemahan. Mulai dari bobot hingga karetnya yang relatif mudah getas.
Meski menggunakan wiper konvensional, bukan berarti mobil tersebut tak bisa menggunakan wiper jenis lain seperti flat-blade.
"Sayangnya banyak yang tidak tahu bahwa wiper mobil yang sebelumya pakai konvensional bisa menggunakan flat-blade," tutur Zann Hong Automotive Aftermarket, Customer Communication for Bosch Asia Pacific South-East Bosch (SEA) di sela-sela kunjungan pabrik wiper Bosch, Changsa, Tiongkok.
Praktis, mereka tidak tahu bahwa ada jenis wiper yang ringan dan efisien tapi menjanjikan performa serta daya tahan. Bahkan bila wiper konvensional dan hibrida harus diganti tiap enam bulan, tipe yang flat-blade cukup setahun sekali.
Wiper konvensional disebut sebagai teknologi lama, yang secara desain punya komponen braket dan karet. Sementara wiper hibrida strukturnya mengolaborasikan flat blade dan konvensional.
Sementara flat-blade, punya bobot yang relatif lebih ringan. Secara fisik wiper jenis ini hanya punya holder kecil di tengah wiper. Komponen penyapu dan bilah wiper terbuat dari karet dengan menyematkan rangka besi pipih di dalam.
Bosch mengklaim wiper flat-blade punya performa yang lebih baik dalam menyapu air. Kemudian berdasarkan pengujian, karet wiper juga tak mudah getas.
"Wiper flat-blade lebih ringan sehingga membutuhkan less power sehingga tidak membebani motor yang pada akhirnya penggunaan energi yang lebih rendah dan pangkas cCO2," ucap Zhao Pengfei Regional Business Unit Director of China for Wiper System, Bosch Electrical Drives.
Advertisement