Pajak Berbasis CO2 Bikin Harga Mobil Melonjak?

Honda Prospect Motor (HPM) menyambut baik wacana penerapan pajak berbasis emisi gas buang.

oleh Gesit Prayogi diperbarui 24 Nov 2016, 18:36 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2016, 18:36 WIB

Liputan6.com, Jakarta Honda Prospect Motor (HPM) menyambut baik wacana penerapan pajak berbasis emisi gas buang. Jonfis Fandy, Direktur Pemasaran dan Purna Jual HPM menilai bahwa regulasi itu dinilai efektif dalam menciptakan udara yang lebih bersih.

"Itu merupakan salah satu cara yang baru dan menarik. Ini bukan pertama kali di dunia, sejumlah negara di Eropa sudah menerapkan," kata Jonfis saat ditemui di Karawang, Jawa Barat, Kamis (24/11/2016).

Bila aturan itu diberlakukan, paparnya, mobil yang memproduksi CO2 makin banyak kian mahal pajaknya.  "Sementara yang makin bersih akan dapat insentif," imbuh dia.

HPM akan mengikuti regulasi yang berlaku di Indonesia. Pun bila aturan pajak berdasarkan emisi gas buang diterapkan, Honda sudah siap.

"Kami pasti mengikuti aturan pemerintah, dan Honda bisa dibilang leader dalam penerapan mobil hijau," sebutnya.

Tetapi, regulasi tersebut tak bisa diterapkan secara terburu-buru. Menurut Jonfis, perlu ada pematangan sehingga harus dibuat secara bertahap.

"Semua harus bisa dibuat secara bertahap agar para pemain juga bisa mengikuti," kata dia.

Sementara itu, penerapan regulasi tersebut secara otomatis akan menuntut teknologi mesin yang lebih baik. Sehingga pada akhirnya akan berimplikasi pada harga.

"Bagi produk-produk yang nggak bisa berkompetisi akan bebankan pada harga dan konsumen. Tapi kan konsumen bisa pilih, mereka juga makin cerdas. Meskipun sekarang nggak peduli, mau Euro 2 atau 4, yang mereka pikirin itu kan bagaimana punya mobil," Jonfis menjelaskan.

"Tanpa adanya pembatasan CO2 target pemerintah untuk menekan emisi tidak akan tercapai," tuntas dia.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya