Liputan6.com, Karawang - Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartarto menegaskan, program pemerintah berupa Kendaraan Bermotor Hemat Bahan Bakar Harga Terjangkau (KBH2) atau yang lebih dikenal dengan low cost green car (LCGC) tidak akan dihapus.
“Jadi kita tidak pernah menghapus. Yang ada kan memang spesial tarif. Artinya kalau mobil lain ada biaya (pajak) mobil mewah, tidak ada yang dihapus. Aslinya itu KBH2,” ungkap Airlangga saat ditemui usia peresmian Research and Development Center (R&D) di kawasan Industri Suryacipta, Karawang Timur, Jawa Barat, Senin (10/4/2017).
Advertisement
Baca Juga
Namun demikian, kader Partai Golkar tersebut menyatakan, saat ini pemerintah sedang mengkaji program baru yang sementara waktu disebut, Low Carbon Emission Vehicle (LCEV).
LCEV memang mirip LCGC, hanya saja, program ini lebih condong mengurusi insentif bagi kendaraan yang hemat bahan bakar.
Airlangga berharap, adanya program tersebut maka cakupan soal kendaraan hemat energi menjadi lebih luas. “Kapannya? Sedang kita bicarakan,” ujar Airlangga.
Di tempat yang sama, Dirjen Industri Mesin Alat Transportasi dan Elektronika (Ilmate) Kementerian Perindustrian, I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan penyebutan nama program LCGC hanya merupakan sebutan asing dari KBH2.
Oleh karena itu, kata dia tidak ada penghapusan. Sebaliknya, KBH2 sendiri telah sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia No. 33/M-IND/PER/7/2013 tentang Pengembangan Produksi Kendaraan Bermotor Roda Empat yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau.
“KBH2 itu sudah ada insentif sampai mesin 1.200 cc, nah yang belum ada insentif untuk mesin di atas 1.200 cc. Makanya KBH2 programnya tidak berhenti, tetap ada. Cuma nanti mereka akan punya teman. Temannya itu yang di atas 1.200 cc,” ungkapnya.