Liputan6.com, California - Baru-baru ini ramai diperbincangkan soal salah satu merek kenamaan yang dikecam karena dukungan mereka terhadap kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Pandangan untuk tidak mendiskriminasi seseorang berdasarkan orientasi seksual seperti itu sebetulnya juga diterapkan oleh perusahaan lain, termasuk di sektor otomotif.
Salah satunya adalah Tesla Inc, pabrikan mobil listrik yang berbasis di California, Amerika Serikat (AS). Tahun lalu, mereka bahkan jadi perusahaan otomotif terdepan yang ramah terhadap kaum LGBT.
Berdasarkan survei yang dirilis YouGov BrandIndex tahun lalu, ditemukan bahwa Tesla bahkan menjadi tempat kerja yang paling inklusif bagi LGBT. Mereka berada di posisi pertama dengan skor 35,8, jauh berada di atas perusahaan terbaik kedua, Amazon, dengan skor 26,9.
Advertisement
Baca Juga
Survei dilakukan terhadap 1,5 juta responden. Penilaian juga dilakukan terhadap opini-opini perusahaan terkait LGBT di internet.
Menurut laman newnownext.com, dikutip Sabtu (2/7/207), disebutkan bahwa penilaian didasarkan atas sejumlah faktor, termasuk penerapan kebijakan non-diskriminatif, insentif bagi partner domestik, insentif kesehatan, dan dukungan mereka terhadap komunitas LGBT di ruang publik.
"Mereka adalah perusahaan di mana tindakan berbicara lebih keras daripada kata-kata," ujar CEO YouGov BrandIndex, Ted Marzilli.
Marzilli mengatakan, dukungan Tesla bahkan terlihat ketika dalam beberapa tahun ke belakang marak pembahasan soal penerapan aturan anti-gay dan transgender. Untuk diketahui, tahun lalu memang isu ini cukup kental diperbincangkan setelah Mahkamah Agung (MA) Amerika Serikat (AS) melegalkan pernikahan sesama jenis di 50 negara bagian, pertengahan 2015 lalu.
Selain Tesla dan Amazon, beberapa perusahaan lain yang ramah terhadap LGBT adalah YouTube, Netflix, Samsung, dan Google.